'Kamu harus menahan nya, jika tidak itu akan berubah menjadi obsesi.
yang berlebihan itu tidak baik begitu juga dengan cinta, Kecuali Uang.'XIX. Jadian
"Jadi gimana sama Gilang?" Tanya Elina.
"Gak tau anjir, emang gak jelas tuh cowo. Gedek banget gua." Bagaimana bisa cuman Aqilla yang semakin agresif disini, sedangkan Gilang seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kenapa gak coba ketemu aja sama Reyhan."
"Jangan gila Na, lu juga tahu bukan nya malah tambah deket yang ada gua di maki ama Gilang."
Freya mendekat ke arah Aqilla, merasa tertarik dengan ide gila Elina. "Tapi coba aja dulu Qill, kalo dia marah berarti dia ada rasa, lu tau kan maksud gua."
Aqilla menatap teman-teman nya satu persatu. "Oke gua dm Reyhan."
Mungkin ini adalah kesalahan terbesar Aqilla, atau bisa juga kesempatan untuk mengetahui isi hati Gilang.
"Kata lu cuman sendiri," ucap Aqilla geram.
Reyhan menggaruk kepala bingung. "Gua merasa dm lu aja kaga Qill."
Aqilla menatap Reynar sinis. "Gak sopan, huh." Reynar yang merasa ucapan Aqilla untuk nya hanya cengengesan dengan tampang tidak bersalah.
"Kalo di dm gua, lu pasti gak bales."
"Boro-boro gua bales, gua block langsung," jawab Aqilla.
"Jadi kenapa bisa Gilang nelfon gua sambil ngancem, lu gak tahu ya Qill, gua lagi boker ampe gak mau keluar." Curhat Reyhan, yang benar-benar kaget saat mendapat teflon dari Aqilla dan pas diangkat yang keluar malah suara Gilang dengan ancaman nya
"Salahin aja noh temen lu."
"Dih, salah lu juga ngapain bilang-bilang Gilang," ucap Reynar tidak mau kalah.
"Apaansi, gua tuh lagi ngomong sama si Mars, mana gua tahu kalo Gilang peduli." Aqilla mendadak jadi senyum-senyum sendiri, kalo mengingat Gilang yang seperti itu.
"Gak usah senyum-senyum kaya orang gila deh lu," ujar Reynar.
"Sirik aja si dugong."
"Dih mata nya sakit nih cewe."
Reyhan hanya bisa menghela napas lelah, berada bersama dua manusia yang sepertinya tidak akan pernah akur ini, membuat kuping nya menjadi panas. "Udah si Nar, jadi lu mau ngapain ketemu Qilla."
Reynar mengangkat bahu acuh. "Pengen aja."
"Wah gila buang-buang waktu gua aja, sial."
"Yaudah Qill, gua aja yang ngomong. Gua sama anak-anak yang lain bener-bener minta maaf soal kejadian itu. Kita gak ada maksud untuk nyakitin lu, dan kita juga gak nyangka kalo Gilang bakalan bener dateng bawa pasukannya."
"Iya kan Nar." Reyhan menyikut tangan Reynar yang sedari tadi hanya manggut-manggut saja.
"Setuju aja gua," ucap nya.
Aqilla memutar bola mata nya kesal. "Gak bertanggung jawab."
"Gua minta maaf Qill." Aqilla mendadak diam, Reynar sepertinya sudah masuk dalam mode serius.
"Gua gak pernah bermaksud untuk nyakitin lu, gua juga gak bermaksud untuk bawa lu dalam urusan ini, tadinya. Tapi ternyata Gilang segitu pedulinya sama lu, jadi semkain menarik." Sial, harusnya Aqilla tidak termakan oleh kata maaf laki-laki tidak tahu malu didepan nya ini.
"Gak tau lagi gua isi otak lu Nar," ucap Reyhan lelah.
"Suka banget cari masalah ketua lu Han, pengan gua gampar aja pake balok."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO GILANG
Teen Fiction"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖, 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖. 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥" -𝘈𝘳𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰 𝘎𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘨𝘦𝘯𝘥𝘳�...