Namaku Kim Taehyung.
Aku anak biasa, normal, dan bersahaja. Terlebih biasa sehingga merasa risih jika diistimewakan. Aku anak pintar yang tidak mau menduduki peringkat pertama meski dimarahi orangtua. Aku anak jago olahraga yang hanya bertanding sendirian. Aku anak yang memiliki tampang sehingga banyak yang ingin memilikiku.Itu menurut mereka.
Sedangkan bagiku, aku ini pengecut.
Aku tidak punya teman, entah kenapa mereka selalu menjauhiku. Tapi bukan hanya aku yang dijauhi teman-teman.
Ada, seorang anak di asrama lelaki yang kutinggali ini, seorang anak yang selalu digunjingkan oleh orang lain. Anak yang tidak pintar di akademik, namun fisiknya bagus. Dia dijauhi karena temperamennya terlalu sensitif dan hobi skinshipnya.
Hanya aku, sesama orang buangan, yang menemaninya.
Dialah Jeon Jungkook.
Di tempat kami, homoseksualitas akan ditindaklanjuti dengan tegas, bisa dikeluarkan dari sekolah. Dan sayangnya, aku yang pengecut ini, adalah seorang gay.
Aku sebagai salah satu dari lima belas senior tertinggi juga menghukum jika ada sepasang lelaki yang tampak 'homo'. Aku ikut menginjak harga diri mereka. Karena aku takut diinjak.
Dan begitu bahagianya diriku ketika aku sudah melewati masa pembagian rapor. Aku tidak punya tanggung jawab sebagai senior tertua sekarang, meskipun aku masih mengajar disini. Sebagai murid percobaan guru. Tanpa masa ini, aku tidak akan bisa mendapat sertifikat sekolah elit yang memudahkanku memasuki universitas.
Aku harus menahan gejolak dalam tubuhku.
Tapi suatu pagi, hari senin setelah pulang sekolah, aku hampir menyesali semua prestasiku.
Jungkook datang ke kamarku, seperti biasa, kami mengobrolkan tentang anime dan banyak lagi. Belum mandi dan masih memakai seragam. Dasi hitamnya dia ikat sembarang di leher.
Dia bersandar di bahuku. Aku selalu tidak nyaman jika dia melakukan ini. Bagaimana jika ada yang melihat kemudian salah paham?
Nafasku tercekat setiap bersamanya.