Kasak kusuk pun dimulai ketika couple terfenomenal muncul mengudara di dunia mafia yang terkenal, sebut saja mereka V dan JK, simple kan?
V! Mafia
JK! DoctorV menghela nafas, lagi. Lengan kirinya terluka, lagi. Kenapa harus lengan kiri? V jadi tidak bisa menelpon seseorang dengan tangan kanannya, ia kan kidal.
Dan, yang membuatnya lebih kesal lagi. Tentang ada yang menyadari jika beberapa petugas bisa menjadi sasaran empuk penangkapan polisi sehingga dirinya tertembak, tapi tenang saja, V bukan polisi.
Langkah terseoknya berhenti pas didepan klinik 24 jam milik hyungnya, dengan senyum ia masuk kedalam tertatih-tatih.
"Ck! Ck! Lihat siapa ini yang datang? Si bocah yang tidak mau menurut akhirnya pulang! Terluka lagi?!" omel pria yang duduk di atas meja berserta jas dokternya, hyung kesayangan V.
"Keserempet doang loh, hyung. Obati aku..."
"Ibiti iki... Hilih! Siapa yang tadi ngga manut disuruh pulang sebelum jam 10!?"
"Aku! Ayolah! Aku lapar, JK-hyung!"
"Emangnya aku emak mu, masak sendiri sana!" JK membuang muka acuh, tapi panik pas V beneran pergi ke dapur. "Kamu beneran mau ngebakar klinikku?!"
V hanya berbalik dan menariknya ke ruang pemeriksaan dengan muka datar.
JK seorang hyung yang hebat, tampan, berkharisma. Sedikit pemalu, jika tidak kenal. V sangat bangga bisa hidup satu bangunan meski tempat JK ini adalah sebuah klinik.
"Hyung, tadi ada yang menembakku" bisik V, JK mendekatkan kursinya dan menatap.
"Lalu kau terima perasaannya?"
"Aishh, bukan itu. Aku serius!" JK tersenyum kecil sementara tangannya menarik kaos hitam yang V kenakan, V panik. "Hyung!"
"Mwo? Aku harus membuka bajumu"
"Yang kena cuma lengan!" bela V, oh, tentu dia berkata seperti itu.
"Aku ingin melihat badanmu juga! Kau kan sering menipuku sejak kecil!" JK menatapnya nyalang sehingga V menciut nyalinya.
Saat JK menyobek lengan panjang V menggunakan gunting, beserta pakaiannya, ia meneguk saliva seakan kesusahan. Melihat adik kecil satu desanya tumbuh besar, bahkan dewasa seperti ini, dengan badan yang bagus dan hot untuk pria nyaris matang ini. Ia kira V masih tetap akan krempeng hingga besar, dugaannya menampar.
Yang ia lihat hanyalah badan seorang pria yang tegap dan panas.
"V..." panggilnya, sementara matanya mencari mata pemuda itu.
"Hyung?" nafas V begitu menggodanya, tatapan khas bocah yang selalu ia remehkan berubah menjadi kilatan menginginkan.
Wajah JK panas, maka ia memalingkan muka.
"Aissh! Badanmu menodai mata suciku!" pekik JK, sementara jemari ahlinya membersihkan luka V dan mengobatinya. Seadanya, secepatnya. Takutnya... Hal-hal aneh terjadi.
V mendekatkan tubuhnya, yang sepantar dengan JK. Memiringkan kepalanya dan mengernyit. "Hyung?" dokter itu menoleh, rona di wajahnya membuat V otomatis mendekatkan wajahnya dan menghapus jarak diantara mereka, bibir manis sang dokter terasa lembut di sela-sela pangutan.