Plizdah, gw g bakal berhenti ngehalu taekook di lapak ini sampe habis 100 chapter— sesuai judul utama.
Penciuman Jeon Jungkook itu sensitif sekali, ia membenci bau-bau tidak sedap dan menyukai wangi-wangian seperti bunga dan sabun. Ugh, dan ketika membuka pintu apartemen kekasih bangsat nya, ia langsung mengernyitkan hidung dan mencebikkan bibir.
"Taehyungie hyung? Kenapa merokok di dalam?" rengeknya manja, dan berjalan uring-uringan menuju kekasihnya yang masih lelap di atas ranjang. Menubruk dan menindih menusia berselimut itu.
Taehyung menguap dan memejamkan mata sekali, lalu mengecheck handphone yang menunjukkan pukul 9 pagi. Untung sekarang hari libur.
Tangan besarnya mengelus surai Jungkook yang kembut dan kemudian menarik bahu itu mendekat serta merta mencium hidung bangir sang kekasih, setelahnya tersenyum lebar. "Cepat sekali datangnya, eoh? Biasanya datang jam 10, ada apa sayang?"
"Tidak— uhk!" Jungkook terbatuk, sebab bau rokok terlalu mengganggu nafasnya.
Taehyung lalu, menyingkirkan badan Jungkook di atasnya dan beranjak membiarkan badan telanjangnya ditonton sang kesayangan, pergi untuk membuang isi asbak miliknya dan menyemprot pengharum ruangan.
Hatinya sungguh tidak rela Jungkook terbatuk-batuk seperti itu setiap kali ia lupa membereskan sisa rokoknya, namun tak rela pula meninggalkan benda yang dicecapnya tiap kali menemui waktu luang.
Meski sudah berjanji berkali-kali akan berhenti— tetap saja lelaki sepertinya mudah tergoda.
Jungkook sampai tidak berkomentar jika Taehyung kembali merokok, terlampau lelah mendengarkan omong kosong pecandu sejenisnya.
"Aku mandi dulu, heum?" Taehyung mencium pipi Jungkook yang tersenyum di atas kasur, "Jungkookie rasa strawberry, aku suka"
"Iya-iya, sana cepat mandi" kekasihnya mendorong panik, wajahnya memerah dipuji seperti itu.
Tak beberapa lama setelahnya, karena Taehyung tipe mandi bebek— asal pakai sabun, pria bermarga Kim sudah keluar dengan memakai boxer seadanya dan handuk yang digunakan menggosok rambut basahnya agar cepat kering.
Jungkook masih disana, tidak ada kerjaan, hanya memandangi kamar kekasihnya. Lalu terkejut merasakan, tangan dingin Taehyung di pipinya.
"Aku akan berhenti merokok" ucap Kim Taehyung.
"Sungguhan?" —pikiran Jungkook sudah kembali pada perkataan Taehyung yang sama, berkali-kali sebelumnya. Lalu tersenyum kelinci. "Tidak perlu memaksakan diri" kata Jungkook, menarik tangan Taehyung agar prianya dapat duduk bersama.
Taehyung menggeleng, menunduk. "Tidak, aku sudah memikirkan ini di kamar mandi tadi— kupikir rokok benar-benar akan membunuhku nanti, dan membunuhmu juga sebagai pasifku, padahal aku ingin bersamamu selama kubisa. Dan Jungkookie kan tidak bisa mencium bau rokok" menghela nafas, "aku mencintai Jungkookie, sangat. Tolong"
Perkataan itu membuat Jungkook tersenyum, disaat seperti ini, ia merasa lebih tua dari Taehyung. Merasa menjadi sandaran untuk seseorang yang ia cintai, dan ia bangga.
"Aih, cinta hyung juga banyak-banyak"
Sepasang kekasih itu berpelukan erat.
🚬
"Gamdori?" panggi Jungkook, kala itu, dihari yang sama, malam hari. "Gamdori sayang, Jungkookie akan beli hotteok rasa baru di toko depan untuk makan malam— lalu pulang, oke?"
"O-oke"
Taehyung menjilat bibirnya, rasanya gatal. Tidak jelas, kakinya bergoyang-goyang resah. Ehmmm...