Epilog

310 13 0
                                    

   Beberapa tahun kemudian...
   Kini anak anak Sasuke sudah tumbuh besar. Anak pertama mereka tumbuh menjadi primadona di sekolahnya. Sedangkan anak kedua mereka menuruni bakat dari kakaknya.

   Saat ini mereka menetap di Jepang. Sesekali mereka menginap di Amerika. Kadang kadang Sakura sering bercerita kepada kakak kakaknya.

   Kini Matsuri dikabarkan telah mengandung. Sedangkan Gaara sudah menikah dan menetap di kediaman Haruno.

   Tentu Sakura sangat senang apabila kakaknya telah mempunyai pasangan. Saat ini Sasuke bermain bersama anak kedua mereka.

   " Hai mama, mau kubantu?" kata Sarada. " Bawalah cemilan buat adik adikmu, Salad chaan. Dimana Sasura nak?" kata Sakura. " Biasa ma, palingan dia lagi modus sama cewek cewek. Katanya sih dia paling ganteng dan gara gara kegantengannya itu dia gunakan untuk mencari perhatian cewek cewek," kata Sarada.

   " Ada ada aja kembaranmu yang satu ini. Ya sudah, mama akan ke tempat mereka. Jangan lupa ambilkan cemilannya ya," kata Sakura. " Iya ma," kata Sarada.

   Sakura pun menghampiri anak keduanya. " Cukup, sekarang kalian cuci tangan dan makanlah cemilan yang disediakan oleh kakak kalian," kata Sakura. " Asyiiik, makasih mamaa," teriak anak anak Sakura.

   Sasuke hanya bisa tersenyum melihat kelakuan mereka. " Aku senang melihat mereka bahagia, rasanya ada yang kurang. Mana anak kita satu lagi, Sakura?" kata Sasuke. " Kata Sarada, Sasura lagi memikat hati cewek. Kayaknya dia menuruni bakatmu dulu," kata Sakura.

   " Aku? Hei, aku dulu memang memikat hati cewek. Tapi aku gak kayak gitu, malah cewek cewek yang menghampiriku. Ya aku sih menolak, dan pada akhirnya aku memilih satu wanita. Eh malah wanita itu yang gak baik kepadaku. Dan tiba tiba, ibu menjodohkanku denganmu. Tak disangka sangka, malah bersamamu kita memiliki kebahagian tersendiri. Semoga anakku gak jadi playboy. Aku tak ingin itu terjadi. Nanti dia kayak Itachi, si playboy akut. Ya pada akhirnya memilih istrinya untuk tambatan hatinya, tapi ya aku gak ingin anak kita kayak begitu," kata Sasuke sambil memeluk tubuh Sakura.

   " Terserahmu aja, Sasuke. Sasuke, nanti setelah ini kita pergi berdua ya. Jangan ngajak ngajak mereke, soalnya kalau ada mereka, mereka suka ganggu kita. Bolehkan Sasuke?" kata Sakura.

   " Kau mau kemana, hmm? Aku gak mungkin menolak permintaanmu. Lagian kita juga jarang menikmati waktu bersama kita," kata Sasuke. " Hmm, apa kita pergi ke balkon rumah kita Sasuke pas anak anak tidur? Kita bisa menikmati kebersamaan kita disana. Apa kau setuju?" kata Sakura.

   " Ya aku setuju," kata Sasuke. Tiba tiba Sasura datang. " Ini baru muncul dia ma. Kemana saja kau, hah? Dicariin mama tuh," kata Sarada. " Hehehe, tadi aku ada urusan lain di luar ma. Ada apa mama mencariku?" kata Sasura.

   Sasuke pun menjitak kepala Sasura. " Lain kali kalau mau rebut cewek sok jual mahal dulu. Belajarlah dari papamu ini nak," kata Sasuke menyeringai. " Darimana papa tau? Saradaaa," kata Sasura kesal. Sedangkan Sakura ketawa ketawa melihat Sasura kesal kepada Sarada.

   " Lihatlah kalian ini. Nanti adik adik kalian bisa menirukan kalian. Oke, setelah ini kita ke tempat setan merah ya. Kalian akur akurlah disana," kata Sakura. Siapa itu setan merah? Yups dia adalah Gaara. Mereka sering menyebut Gaara dengan sebutan setan merah.

   " Mama aja yang pergi. Kami gak mau, nanti pasti paman setan menceramahi kami. Gak gak gak, kami gak mau pergi," kata Sasura. " Ayolah anak anak, apa kalian gak mau nengok kakek dan nenek kalian hmm? Mereka sangat merindukan kalian loh. Ya ya ya, kalian mau ya," kata Sakura memohon.

   " Apa jaminan mama bila kami ikut?" kata Sasura. " Jaminannya kalian gak akan mama marahi kok. Sudahlah, kalian harus ikut. Jika tidak, mama akan kurangi jatah jajan kalian," kata Sakura dengan mode on nya.

   Sasura dan Sarada pun ketakutan. Sedangkan Sasuke hanya bisa ketawa melihat anak anaknya ketakutan melihat mamanya mulai mengamuk. " Mereka mulai mencari masalah dengan Sakura. Hihihi, kapan lagi aku menyaksikan hal seru lagi. Lebih baik aku diam saja, hahaha," batin Sasuke menyeringai.

   " Tidaaakkkk, kami ikut kami ikut," kata Sasura ketakutan. " Bagus, siap siap kalian dulu. Nah, giliran kalian biar mama yang membantu kalian bersiap siap. Sasuke, habisi cemilan ini. Aku akan ke kamar sebentar untuk ngurus si bocah bocah ini. Aku ke kamar ya, Sasuke," kata Sakura.

   " Iya," kata Sasuke sambil sibuk menghabiskan cemilannya. Setelah semuanya selesai, Sasuke pun bersiap siap untuk pergi.

   Setelah itu mereka ke kediaman Haruno. Jiraiya dan Mebuki sangat senang jika anak anak Sakura datang ke tempatnya. Sedangkan Gaara mati matian menahan emosinya. Sejak tadi anak anaknya Sakura mengejeknya yang tidak tidak. Sasuke hanya bisa tersenyum aja.

  Sesekali Sakura membantu ibunya memasak. " Ibu senang kalian berada disini. Jika kalian ke Amerika, singgahlah ke tempat Sasori. Bilang kepadanya jika ibu merindukannya ya. Pliss ya Sakura," kata Mebuki.

   " Iya bu, nanti akan kukabari dia. Rencana kami akan kesana, tapi karena berhubung Salad dan Sasura ujian mungkin kami tunda dulu kepergian kami. Ibu jangan khawatir tentang dia, yang penting ibu harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran. Aku tak mau ibu sakit gara gara memikirkan Sasori. Sasori pasti bisa menjaga Matsuri dengan baik. Ibu jangan khawatir ya," kata Sakura.

    " Iya anakku. Ibu takkan khawatir dengannya. Sering seringlah kalian kesini. Pintu rumah ini akan selalu terbuka buat kalian," kata Mebuki. " Iya bu, kami janji akan selalu kesini," kata Sakura.

   Mereka pun akhirnya makan bersama. Sedangkan Sakura sibuk menyuapi anak keduanya. " Sasuke, bagaimana pekerjaanmu? Lancar kan? Itu temannya Gaara ingin bekerjasama dengan perusahaanmu. Lebih baik kau terima saja tawaran itu," kata Jiraiya.

   " Gak sembarang orang bisa bekerjasama dengan kami ayah. Mereka harus mempunyai skill yang besar untuk bisa bekerjasama dengan kami. Gaara, coba kau tengokkan laporan temanmu kepadaku. Nanti akan kubaca laporanmu itu. Dia harus diseleksi olehku terlebih dahulu," kata Sasuke.

   " Ini Sasuke," kata Gaara. " Nanti kubaca di rumah saja, Gaara. Jika dia tidak kuterima, janganlah kau sedih. Aku sebaik mungkin membantu temanmu itu, bila dia tidak memungkin diterima di perusahaanku janganlah merasa sedih. Masih banyak perusahaan yang mau menerima tawaran darinya. Jangan khawatir tentang itu kok, akan kuusahakan dia untuk diterima di perusahaanku," kata Sasuke.

   " Iya Sasuke, oh ya bilang ke anak anakmu untuk memanggilku dengan sebutan paman. Jangan ditambahi setan merah setelah kata paman itu. Emangnya aku ini setan merah apa, issh dulu akulah yang sering menemani kalian di Amerika. Kalian harus berterimakasihlah kepadaku tau," kata Gaara kesal.

   " Paman gak terima bila kami memanggil dengan sebutan itu? Itu lebih baik daripada kami memanggil paman dengan sebutan paman kodok merah bagaimana? Pasti tidak mau kan? Terima aja panggilan ini buat paman," kata Sasura. Sasuke hanya bisa tertawa. Begitupun Sakura.

   " Kalian menertawaiku hah! Orangtua macam apa kalian ini? Fuu, lihatlah keponakanku. Mereka menyebalkan," kata Gaara. " Sudahlah Gaara kun, mereka masih anak anak. Jangan ladeni mereka bila kau tidak kuat menghadapi mereka," kata Fuu.

   " Iya, terima saja kodok merah. Sangat pantas buatmu itu, Gaara. Hahaha," kata Sakura. " Kau! Ish, menyebalkan," kata Gaara. Selebihnya mereka sibuk menertawai Gaara.

^^^^^^^^^^^^^^ ●●●●●●●●●●●● ^^^^^^^^^
   Mereka pun akhirnya pulang. Sarada dan Sasura sudah kembali ke kamarnya. Begitupun dengan anak kedua mereka.

   Saat ini, Sasuke dan Sakura menikmati pemandangan malam di balkon. " Terimakasih kau telah membahagiakanku. Aku sangat senang jika kalian masuk kedalam hidupku ini. Sakura, lihat bintang jatuh itu," kata Sasuke sambil menunjukkan bintang jatuh ke arah Sakura.

   " Mari kita ciuman. Semoga cinta kita akan abadi selama lamanya," kata Sakura. Mereka pun akhirnya berciuman di malam hari.

The End

Arranged Marriage Brings Us A Happy FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang