Part 11

167 12 0
                                    

Sakura pun selesai kuliah. Ia pun menelpon Gaara. " Ish, kenapa gak di angkat angkat teleponnya sih. Dasar merah!!" teriak Sakura kesal.

Sementara di apartemen Sasuke. Gaara tertidur pulas di sofanya Sasuke. Ia sempat terganggu oleh bunyi handphonenya. Ia pun mematikannya.

Sakura pun akhirnya menuju apartemen Sasuke. " Jika kau tidak ngangkat ngangkat maka aku sendiri yang akan memarahimu," kata Sakura yakin.

Sakura pun sampai di apartemennya Sasuke. Ia membunyikan bel. Sasuke pun langsung terbangun. " Siapa sih yang membunyikan belnya? Kenapa Gaara gak membukakan pintunya? Ah lebih baik aku saja yang membukakan pintunya," kata Sasuke.

Ia pun langsung bangkit dan keluar kamar. Ia menuju ke arah pintu. " Dia tertidur pulas. Pantasan dia gak dengar," kata Sasuke. Sasuke pun membukakan pintunya.

" Oh, hai Sasuke. Gaara ada di dalam? Anak anak baik baik saja, kan?" kata Sakura. " Ya, mereka lagi tidur. Begitupun dengan Gaara. Silahkan masuk, Sakura," kata Sasuke.

Sakura pun masuk, dan alangkah terkejutnya ia melihat Gaara tertidur pulas. " BANGUN SETAN MEERAAAH!" teriak Sakura.

Sasuke sampai menutup telinganya. " Kau bisa membuat anak anak menangis, Sakura," kata Sasuke. " Hehehe, habis gue kesal dengan Gaara, oi Gaara bangun hah!" kata Sakura.

Gaara pun terbangun akibat teriakan Sakura. " Kau sudah selesai, Sakura. Hoaam, aku terbangun akibat teriakanmu, tau. Kenapa kau gak telpon aku sih, kan biar aku jemput kau," kata Gaara.

" Lihatlah handphonemu, bodoh. Sudah berapa kali aku menelponmu, hah! Dasar, tukang tidur setaan merah," kata Sakura. " Masa? Hahaha, kau emang benar kau beberapa kali menelponku. Sorry, gue ketiduran. Habisnya gue jagain anak anak loe tau, maafin gue ya," kata Gaara.

" Ya," kata Sakura malas. " Maafin gue, Sakura. Maafin gue," kata Gaara. " Iya, gue maafin loe. Sasuke, aku mau nengok Sarada dan Sasura. Merah, kau gendong Sarada. Biar gue yang gendong Sasura," kata Sakura.

" Oke, gue antarin kalian ke kamar gue. Ayo," kata Sasuke yang langsung memegang tangan Sakura. " Hei, dia itu sudah jadi istri orang, Sasuke!" kata Gaara.

" Sakura juga masih istri gue, landak merah," kata Sasuke. " Apaa! Dasaaar!" teriak Gaara. Mereka pun ke kamarnya Sasuke.

" Aku ambil mereka. Gaara ayo kita pulang," kata Sakura. " Baiklah," kata Gaara. " Apa kalian gak bisa lama lama disini? Maksudku, biarkan anak anak bersamaku. Sekali aja, Sakura. Oh ya Sakura, ayah dan ibuku sudah ada di Amerika. Selama ini aku jarang menemui mereka dan tidak pernah menceritakan semua ini kepada mereka, jadi biarkan satu kali kita bersama. Ini demi orangtuaku, Sakura. Kumohon Sakura," kata Sasuke.

" Itu pasti alasanmu aja kan, Sasuke! Jawab aku, Uchiha Sasuke!" kata Sakura. " Aku tidak mencari alasan, Sakura. Sungguh, aku tidak berbohong hal ini kepadamu. Hanya ini saja permintaanku. Setelah ini aku akan pergi sesuai permintaanmu kan. Aku akan pergi lagi keliling dunia dan akan melupakanmu. Tapi aku tidak akan melupakan anak kita kok. Sesekali aku akan kesini hanya demi mereka. Aku mohon ya Sakura," kata Sasuke.

" Baiklah, hanya sekali saja. Ayo Gaara, kita pergi. Besok kita pergi bersama anak anak. Biar mereka tau tentang cucunya," kata Sakura pasrah. " Makasih ya Sakura, makasih banyak," kata Sasuke.

|||||||||||||| ♧♧♧♧♧♧♧ |||||||||||

Sakura dan Gaara akhirnya pulang. Sakura pun memikirkan perkataan Sasuke tadi. " Gaara, apa ucapannya benar? Apa dia akan pergi dari sini? Beberapa hari dia ada disini, kenapa dia pergi lagi? Apa kita bongkar semuanya, Gaara?" kata Sakura takut.

" Apakah kau mencintai, Sasuke? Kenapa kau gak rela jika dia pergi? Berarti kau mencintainya. Sudahlah, jika kau mencintainya kenapa kau gak cegah dia pergi. Ya, carilah alasan buat dia pergi. Dan soal kita bongkar itu nanti kita bicarakan hal ini kepada Sasori," kata Gaara.

" Ya aku mencintainya, Gaara! Kau puas kan. Gara gara ucapannya beberapa tahun yang lalu, aku sadar jika dia sangat tidak menginginkannya dan menuruti perkataannya. Dan setelah ia meminta maaf beberapa bulan ini, aku percaya jika dia mau memperbaiki hubungannya denganku. Saat dia ingin pergi, rasanya aku gak rela dan ingin dia bersamaku walaupun aku punya suami bohongan, namun ya begitulah aku, Gaara. Aku bingung terhadap perasaanku," kata Sakura lirih.

" Jalani aja dulu. Perbaikilah hubungan kalian, aku hanya bisa menasehatimu kok," kata Gaara. " Kau benar, Gaara," kata Sakura.

Mereka pun sampai di rumah. Mereka disambut oleh Sasori. " Akhirnya kalian pulang. Bagaimana kuliahmu, Saki? Gaara, Sasuke gak nyakitiin keponakanku kan?" kata Sasori.

" Aku ingin istirahat, face," kata Sakura sambil membawa anak anaknya ke kamar. " Ada apa dengan Saki? Kok gak semangat sih," kata Sasori.

" Aku ingin nyeritain ini kepadamu. Kau jangan kaget ya," kata Gaara. " Apa? Katakan kepadaku," kata Sasori. Gaara pun menceritakannya kepada Sasori.

" Apaa! Sasuke akan pergi lagi, kenapa dia mudah menyerah mendapat Sakura sih. Dasar payah, aku akan menghadangnya pergi. Aku tau siapa yang bisa menghadangnya pergi," kata Sasori menyeringai.

" Siapa? Jawablah Sasori!" kata Gaara penasaran. " Uchiha Itachi, kuyakin dia pasti bisa menghadangnya pergi," kata Sasori sambil tersenyum.

" Kau menemuinya, Sasori? Kapan, sudah lama kau gak bertemu dengannya. Ciee, clbk lagi ni yee," kata Gaara menyeringai.

" Hoi, aku dan dia sudah punya pasangan tau. Gak kayak kau, jomblo teroos. Tadi dia menemuiku di caffee. Dan dia kesini ya untuk bisnis gitu. Trus ya kita cerita cerita dong. Tentang hubunganku dengan ayah sudah mulai membaik, sampai dia nanyain nama adikku itu. Dan iya terkejut siapa adik kita, ya adik iparnya sendirilah adikku. Trus aku bocorin lah tuh hubungan adikku dengan Sasuke. Ya aku sih sempat bilang untuk sedikit berbohong tentang hubunganku dengan Sakura. Dan dia setuju pada akhirnya. Habis itu ya kami bicara bisnis dan masalah percintaan gitu deh," kata Sasori.

" Itachi itu mudah ember. Pasti dia akan bilang kepada Sasuke. Gue yakin deh. Hah, kasihan ya nasib adik kita. Dia gak mendapatkan cinta yang mulus dari suaminya. Apalagi nasib cintaku. Kau carikan aku cewek dong, Sasori. Pliss," kata Gaara.

" Gak, carilah sendiri bodoh. Loe ingat kan kejadian waktu itu. Ketika gue bawa perempuan kesini beberapa tahun lalu untuk loe kan. Matsuri sangka gue berselingkuh, dan mengusir perempuan itu dari rumah gue. Gue akhirnya ogah bawa perempuan lain selain Matsuri dan tentu saja adik gue. Maaf ya," kata Sasori.

" Dasar lemah. Andai aja loe gak mencintai Matsuri, mungkin gue dan Matsuri akan bahagia. Namun gue sadar, Matsuri juga sangat mencintai loe. Ya pada akhirnya kayak begini. Ayah gak ngizinin loe berhubungan dengan Matsuri karena Matsuri dijodohin oleh gue pada akhirnya ayah mengusir loe akibat loe mengakui jika loe dan Matsuri saling mencintai. Dan pada akhirnya pupuslah harapan gue, tapi gue gak egois. Gue biarkan elo bahagia bersama dengan orang yang loe cintai. Sudahlah, itu kan masalalu kita. Lupakanlah," kata Gaara.

" Maafin gue ya Gaara, gue udah merebut calon jodoh loe. Tapi kalau Matsuri memaksa mencintai loe, akan tertekan bagi Matsuri. Gue juga gak ingin lihat dia tertekan. Ya sudah, oke jangan diingat lagi ya," kata Sasori. Gaara pun mengangguk.

Arranged Marriage Brings Us A Happy FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang