12- TEGURAN

14 2 0
                                    

Tasya tengah sibuk mempersiapkan kadonya untuk Tara, cecan yang terkenal banyak hartanya itu loh. Hari ini weekend jadi Tasya bebas buat hari ini.

Untuk ajakan putra,itu berlaku nanti sore. Tara memilih pestanya nanti malam di rumahnya. Hm, Tasya jadi makin gak sabar untuk nanti.

Ini masih pagi,setelah Tasya menyelesaikan tugas nya tadi dia mulai membantu Bunga dan Nina. Niatnya, Nina dan Bunga ingin tinggal lebih lama tapi mereka tidak bawa gaun untuk nanti. Jadi mereka lebih baik pulang.

Bunga dan Nina melambai kan tangannya tepat didepan pintu depan Tasya. Tasya membalasnya sambil tersenyum manis. Lalu, Tasya masuk sambil memainkan handphone nya.

"Temen lo udah pulang dek?" Tanya Raisa,ituloh kakak kedua Tasya. "Emh," jawabnya. "Gw nyoba buat waffle di belakang, cobain sana!" Suruh Raisa. "Tumben baik banget," celetuk Tasya.

"Oh? Jadi, sebelumnya gak baik ya?!" Ucap Raisa. "Baik-kok!" Jawabnya cepat lalu menyuap waffle yang nampak enak itu. "Emh, enak kok," ujarnya. "Hft,sesuai dugaan." Tasya memutar bola matanya malas.

"Oiya kak! Em-"
"Kenapa?"
"Gw mau nanya, apa gaun yang cocok buat gw nanti di pesta ultah temen gw?"
"Lo nanya sama orang yang tepat ternyata," kata Raisa lalu menariknya dari dapur.
•••

"Lo boleh kok make baju gw,kalo lo gamau make baju lo sih..." Kata Raisa. "Mau kok, mau mau!" Kata Tasya. "Ih, gausah heboh banget..." Ujar Raisa. Tasya tertawa kecil.

"Gimana kalo peach?" Tanya Tasya. Raisa menggeleng. "Gak cocok," ujarnya sambil melihat modelnya. "Coba deh kalo ini," tawar Raisa. Lagi lagi menggeleng,"Enggak juga..."

"Ini?"
"Enggak,"
"Ini?"
"Nyempit di badan lo,"
"Ini?"
"Kayak ibu-ibu.."
"Ini?"
"Mencolok banget warnanya,lo lebih bagus yang soft dan pastel,"

"Terus yang mana dong? Gw bingung jadinya nih." Kata Tasya. "Tunggu," Raisa mengambil satu gaun pilihannya. "Kalo ini?" Kata Raisa sambil menunjukkan gaun pink soft favoritnya. "Boleh coba,"

"Aaah, cantik banget. Pangling gw liatnya!" Kata Raisa setengah berteriak. Tasya tersenyum simpul melihat reaksi kakaknya sambil menatap dirinya di cermin besar milik Raisa.

"Kenapa ini teriak teriak? Wah..." Sontak Mama melihat Tasya tanpa polesan mame up sudah nampak anggun. "Gimana ma? Keren kan? Nanti malem aku aja ya ma yang mame up -in dia..."kata Raisa bangga.

"Gimana ma?" Kata Tasya. "Kamu pasti bakal jadi bintangnya nanti," kata Mama menciptakan sudut bibir Tasya terangkat lebar.

•••

"Lo gimana? Persiapannya udah oke kah?" Tanya Tasya kala menghubungi Nina disana. "Emh, udah sih. Kurang gandengan aja sih," kata Nina lalu tertawa. Tasya ikut tertawa.

"Mungkin ketemuan disana kali," kata Tasya. "Kalo lo mah enak Sya, mostwanted nya SMA. Pasti enak banget jadi Lo," kata Nina. "Apa sih Nin, enggak gitu kali. Putra kan temen gw juga..." Kata Tasya terhenyak. "Iya..." Kata Nina menjawab. "Yaudah ya gw matiin nih," Tasya mendehem setelah akhirnya telepon nya mati.

"Masih jam sebelas..." Gumam Tasya bingung harus apa.

Ting! Tong!

"Siapa?" Ucap Tasya bingung dari dalam. "Anya! Lo dateng lagi?" Kata Tasya senang.
Anya terhenyak lalu tersenyum. "Masuk," kata Tasya.

Anya tersenyum sebelum memulai percakapan. "Gimana lo ama pacar lo?" Kata Tasya antusias. "Gw- putus Sya,ama pacar gw." Katanya membuat Tasya terhenyak.

"Nya- maaf. Gw gak bermaksud," kata Tasya mulai merasa bersalah. "Gak papa sya, gw kan udah bilang kita baik aja. Lo juga butuh istirahat sya," kata Anya tenang. "Anya- lo gimana jadinya?" Kata Tasya terhenyak lagi.

Kutunggu Kau Putus (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang