Selamat membaca🥰
.
Tasya tersenyum tipis saat Putra membukakan pintu untuknya. Ia duduk di depan bersama Putra. Jujur, ia masih saja memikirkan omongan Ariska yang menurutnya masih membekas.Dia sudah jelas tidak menyukai Arka lagi kan? Okay, ia tau bahwa dia pernah menyukai Arka. Tapi, rasa itu hilang dengan sendirinya semenjak Arka makin menyayangi Ariska. Dan Tasya, benar benar tidak ingin mengganggu itu.
"Kenapa sya? Ada yang ketinggalan?" Tanya Putra. Tasya menggeleng pelan, Putra mengangguk dan melajukan mobilnya.
"Sya, cerita lo udah sampai bab berapa?" Tanya Putra tiba tiba. "Ah? Udah sampai, mana ya? Gw jarang lanjutin. Gw rasa gak ada kesempatan lagi untuk itu." Kata Tasya.
"Jangan gitu, gw punya kenalan penerbit buku ternama. Kak Aqilla juga bisa jadi editor lo," tawar Putra. Tasya nampak tertarik. "Oiya, kak Aqilla siapa?"
"Kakak gw."
"Oh, tapi kayaknya gausah deh Put." Ujarnya.
"Loh kenapa? Kalau punya bakat di kembangin. Pendem mulu!" Kata Putra.
"Tapi, bakat gw memang harus dipendem. Gak bagus, alurnya ngawur!" Elak Tasya."Tasya, Tasya. Lo selalu aja gitu."
"Apa?"
"Ya gitu, lo insecure sama diri sendiri."
"Gw gak insecure."
"Terserah mau bilang apa, lo harus kembangin diri lo lagi sya. Apa yang bikin lo pusing akhir akhir ini?" Kata Putra.
Tasya menoleh ke arah Putra. Sepengertian itukah Putra padanya?
"Enggak apa apa Putra..."
"Gak papa juga kalo lo belum siap untuk cerita..."
Lagi lagi Tasya menunduk, " Maaf ya Putra."
🌹🌹🌹
Tasya mulai membereskan barang barang di tempat konsultasi cinta. Nama dari tempat favoritnya itu. Ia memasukkannya pada box yang sudah ia siapkan.
Habis sudah, dia memang tidak pernah berpengalaman tentang itu. Bahkan sampai sekarang dia tidak memiliki seseorang bernama pacar.
"Lo ngapain dek?" Tanya Raisa dari ambang pintu.
"Selesain semua ini," jawabnya enteng.
"Lo nutup tempat ini? Kenapa?" Kata Raisa.
"Gw gak pantes buat bikin kayak gini. Gw bukan orang yang tepat buat ini."
"Dek, elo?"
"Gw permisi kak, mau balik ke kamar. Capek." Tuturnya pelan.
Raisa menatap kepergian adiknya. Sebenci bencinya ia, ia tidak pernah melihat adiknya sampai kehilangan moodbooster seperti itu. Ia harus benar benar memastikan bahwa adiknya itu tidak apa apa.
🌹🌹🌹
Tasya mulai merasa kehilangan semuanya. Semua. Dia memeluk bingkai bergambar papanya seorang. Cuman papa yang paling ngerti semua setelah mama.Tapi, dia tidak ingin menambah beban mamanya yang sudah berjuang kerasa atas keterpurukannya.
Di masa masanya seperti ini. Dia ingin sekali mengobrol ringan dengan Arka, sahabatnya. Cuman dia permintaannya.
Tapi, tidak. Gak ada yang boleh berubah.
Arka milik Ariska, dan Tasya- ah entahlah- dia tidak tau harus mencari pawang hati kemana. Mungkin Putra.
Tasya jadi bimbang sendiri, harusnya dari dulu ia tau bahwa mencintai sahabat sendiri itu salah.
🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutunggu Kau Putus (ON GOING)
RomanceTasya amat baik karena sudah memberikan masukan masukan juga saran untuk teman temannya yang sudah kenal lebih jauh dengan cinta dan patah hati. Dijuluki dokter cinta, Tasya jadi makin senang dengan semua perlakuan teman teman baiknya. Berbanding te...