8- ARISKA

35 4 1
                                    


Tasya masih bisa merasakan getaran hatinya yang cukup kencang setelah kejadian sunset tersebut.

Tak bisa dipungkiri hatinya terus mengingat Arka yang dalam kenyataannya tidak akan pernah jadi miliknya seutuhnya. Dia tau bahwa itu batasnya untuk seorang Arka.

Beberapa menit yang lalu akhirnya Tasya menginjakkan kaki di rumahnya tercinta. Ya, kakak kakaknya masih setia di sana. Menginap pikirnya.

Tasya beralih ke kamar mandi dan membersihkan diri yang tersapu air laut dan pasir pantai. Tasya melepaskan rasa lelah diatas kasurnya. Ia sudah memakai baju piyama berwarna biru muda garis garis.

Tasya beralih ke handphone nya. Ia mulai me-nostalgia kejadian tadi dengan melihat foto foto yang mereka dapat di tengah cantiknya sunset dari pantai. Sudut bibirnya terangkat.

Beberapa menit kemudian notifikasi dari salah satu aplikasinya membuat Tasya segera terbuyar dari khayalan foto foto tersebut.

Marissa: Tas?

Tasya: Apa ka?!

Marissa: Lo abis kencan ama Arka ye?

Tasya: Ya elah, gak kencan kali cuman butuh refreshing doang...

Marissa: Alah ga usah bohong, gw udah liat postingan Arka di Instagram.

Tasya: Ha, gw aja gatau postingan Arka di Instagram.

Marissa: Iya yang foto kalian pegangan tangan berhadapan, tatap empat mata langsung itu... Belakangnya sunset euh, cakep banget sya!!

Tasya: Hehe itu minta di fotoin ka, yaudah gw capek mau rebahan lagi.

Marissa: Alah bilang aja lo mau chatan ama Arka ya? Kenapa ga pacaran aja sih.

Tasya: Gw kan ga suka sama Arka, Mariska. Dan dia ga mungkin lah suka ama gw, Ariska itu cantik dan feminim banget, style nya juga bagus jadi Ariska itu udah cocok banget buat Arka.

Marissa: Sya?

Tasya: Apa ka?

Marissa: Tasya, jangan pernah sungkan ngomong ama gw ya, ama Nina Bunga juga. Apapun, asalkan lo omongin.

Tasya: Iya Marissa sayang, sobat bucin ku.

Mariska: Sya lo suka kan ama Arka?

Tasya: Marissa apaan sih, udah ah. Tidur, biar lo cepet jadian!

Tasya mencampakkan benda pipih itu asal di kasur. Hft, jujur saja dia lelah untuk sekarang. Memikirkan perasaan nya pada Arka. Dia belum tau pasti, kalaupun perasaannya menjawab ya pun dia tidak bisa melakukan apa apa.

🌹🌹🌹

Ini adalah hari Minggu. Rencana Tasya akan pergi keluar untuk mencari udara segar. Pagi adalah hari yang cerah, udara juga sangatlah sejuk.

Apalagi jika memulai hari ini dengan sedikit olahraga? Bagaimana dengan kalian, setuju jika memulai hari dengan olahraga?

Tasya sudah berada di Lapangan olahraga di dekat rumahnya untuk berolahraga pastinya. Ia tidak mengajak siapa siapa alias sendiri. Ya, itu juga yang dibutuhkan nya sekarang.

Ia memulai pagi dengan sedikit jogging dan lari lari kecil. Untuk membuatnya lebih sehat dan tidak rebahan terus menerus yang berujung kepalanya yang pusing. Dan juga diet kecil kecilan saja.

Ipod nya mengiringi jogging nya hari ini. Playlist lagu lagu yang sedikit bersemangat dan membuat semangat nya naik.

"Huh, huh,huh..."Tasya mulai sedikit kelelahan. Bisa dipastikan dari keringatnya yang telah keluar mengelilingi taman dari lapangan tersebut.

"Nih..." Satu botol air mineral kemasan sudah tersedia di hadapannya. Tasya melirik sang empu yang memberikan, dia Rasya.

"Gak ada penolakan." Ujar lelaki tersebut. Tasya menerima tanpa bersuara sedikit pun.

"Sering olahraga di sini juga?"kata Rasya memulai pembicaraan.

"Em, nggak juga sih. Baru baru juga, soalnya ga minat."ujar Tasya sambil terus memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.

"Oh, maaf gw ganggu tidur lo kemaren..." Ujarnya.

"Ngapain minta maaf, gw yang salah ngangkat telfon dari lo,"

"Tasy... semarah itukah lo?"

"Mungkin,

"Sya?" Rasya mencekal tangan Tasya. Tasya membalikkan badan nya.

"Berani sentuh gw lagi, gak segan segan gw teriak,"

🌹🌹🌹

Tasya menaruh Nike nya di rak sepatu depan. Ia mulai sedikit kelelahan akibat olahraga ralat, akibat bertengkar dengan Rasya lagi.

Ia mulai sedikit jenuh dan kepikiran soal tadi. Namun, jujur saja ia memang tak bisa memaksa kan keadaan untuk menerima Rasya kembali. Terlalu menyakitkan baginya.

"Dek?!" Ujar Raisa dengan wajah setengah terkejut.

"Apa kak, gausah sok dramatis gitu deh mukanya..." Ujar Tasya dengan nada bicara yang datar.

"Dek, lo gak papa? Lo masukin garam ke kopi lo tuh,"ujar Raisa.

Tasya melirik toples kecil tersebut yang bertuliskan 'garam'. Garam?! Euh, Tasya kamu ceroboh banget sih.

"Omg," Tasya segera membuang kopi tersebut. Pikirannya cukup tercampur aduk sekarang. Namun, tak bisa ia pastikan apa itu.

"Dek..." Raisa memeluk Tasya yang memijat pelipisnya sedari tadi.

"Kalo lo ada masalah bilang ama kakak, kakak bantuin.Gausah sampai mau nikah muda gitu, kamu mau langkahin kakak..."kata Raisa lagi.

Tasya ikut memeluk Raisa melepaskan pelukannya dengan sedikit mendorong Raisa.

"Apaan sih kakak ini!? Aku gak ada mau nikah muda kali kak... Blum sekarang waktunya,"kata Tasya yang terkejut. "Siapa yang bilang?!"kata Tasya sedikit menaikan nada bicaranya.

"Lo kan yang ngomong ama gw langsung... Dek lo jangan kayak gini"kata Raisa.

"Kak Raisa... Aku ga ada mau kayak gitu, ngelindur lo waktu tidur?" Tasya paham betul bagaimana kakaknya ini streaming-an drakor sampai habis episode nya baru ia bisa tertidur.

"Kak, satu saran buat kakak... Jangan streaming-an drakor sebelum tidur lagi ya, dan tepok deh pipi kakak, ini udah dunia real kak, dunia real kak!"kata Tasya sambil meninggalkan kakaknya yang terpaku disana. Seketika moodnya makin hancur akibat kakaknya.

Tasya tertawa kecil dalam hati. Tidak mungkin ia menjadikan nikah muda menjadi pelariannya. Walaupun mood nya memang lagi hancur sekarang yang membuat nya membatalkan acara ngopi paginya. Sementara Raisa masih terpaku setengah sadar disana.

🌹🌹🌹

Tasya berniat pergi ke Mall untuk saat ini. Ya, untuk menghibur dirinya yang saat ini moodnya agak hancur. Mungkin menaiki mobil dan mendengarkan radio dan playlist lagu galau menjadi pilihannya seperti sekarang.

Tentu saja itu bukan mobilnya melainkan mobil Raisa kakaknya yang agak sinting, setelah melihat kejadian tadi pagi.

Tasya memasuki Mall yang berada di pusat kota tersebut. Dingin AC Mall menyentuh permukaan kulitnya. Tasya membenarkan slinbag hitam nya. Ia mulai memasuki area Mall satu persatu.

"Tasya?!" Gadis yang memakai rok selutut itu berdiri dihadapannya.

"Hey, Ariska?!" Kata Tasya terkejut atas pertemuan ini.

"Ada waktu?" Kata Ariska.

"Ada kok" Kata Tasya.

"Mau ngopi bentar di kafe?"

🌹🌹🌹

Hola, gimana part ini?
Ingat, masukin ke library dan follow akun author. Voment juga ya,
Instagram- revaniza_6107
Keep healthy!

Kutunggu Kau Putus (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang