Raisa memeluk adiknya erat. Sepertinya adiknya benar benar merasa dipojokkan saat ini. Tasya menatap jam dinding dikamarnya lalu berujar pelan.
"Kak, gw gak usah dateng ke pesta itu lah ya?" Katanya. "Ih? Jangan lah,harus dateng. Dimana mana ya,kalau diundang tuh dateng. Nih ya, baju kamu ada. Make up oke. Bahkan yang nganter juga ada!" Kata Raisa.
"Darimana kakak tau?" Kata Tasya. "Haha, notifikasi lo gak bisa membohongi sayang. Maaf, kalo gw ngintip." Kata Raisa. Tasya tersenyum. "Yaudah deh kak, jadi pergi nih?"
"Pergilah, kapan lagi coba. Ya? Mau ya? Pokoknya kamu kontak aja kakak mu yang cantik ini kalo ada apa apa, oke?!" Kata Raisa. "Ah,terserah kakak!" Katanya sambil mengambil handuknya.
•••
Ting! Tong!
Bel rumah Tasya berbunyi. Dengan sigap, mama Tasya membukakan pintu depan menemui lelaki berperawakan maskulin didepannya.
"Em, Tan? Tasya nya ada?" Katanya sopan lalu menyalim tangan mama Tasya. "Ada,tunggu sebentar ya. Mari masuk," ajak mama Tasya.
Mama Tasya selagi menyajikan minuman untuk Putra ia menanyakan perihal Tasya padanya.
"Temen Tasya?" Kata Mama Tasya. Putra mengangguk sembari tersenyum," Iya tan. Tapi,gak sekelas. " Katanya. Mama Tasya ber-oh ria.
"Raisa, Tasya mana?" Tanya Mama Tasya agak berteriak. Tiba tiba kepala Raisa muncul dari belakang. "Udah kok ma,udah selesai. Tasya jalan kelamaan!" Keluhnya. "Nah! Itu dia!" Kata Raisa sambil menyila tangannya.
Jujur, pandangan Putra tidak bisa berbohong kalau dia agak terpana dengan penampakan Tasya deidepannya. "Sst! Udah jangan gitu banget liat Tasya, nanti dia salting!" Kata Raisa pada Putra.
Putra beranjak dari tempat duduknya. "Yaudah ya tan,kak. Kita pergi dulu. Nanti kalau udah selesai pasti kita langsung pulang," kata Putra.
Mama Tasya dan Raisa mengagguk setuju. Tidak curiga sama sekali melihat perawakan Putra.
"Tolong jagain Tasya ya!" Putra mengagguk setuju,ia harus menjaga kepercayaan itu.
🌹🌹🌹
"Yuk," ajak Putra memasuki tempat pestanya. Tasya tampak takut untuk masuk,jujur ia masih gak percaya diri untuk menemui orang banyak.
"Kenapa sya?" Katanya. "Gw nitipin nih kado aja ya!" Katanya nampak tergesa-gesa. "Gw gak pede liat pestanya segede ini." Desaknya.
Putra tertegun lalu tersenyum. "Apa masalahnya sih sya, Tasya yang gw tau itu berani loh buat ginian doang lagi. "Kata Putra meyakinkan Tasya. "Nanti juga ada temen temen lo. Ayolah,"
"Iya ya?" Tasya nampak berlikir lalu mengiyakan Putra untuk tetap bertemu Tara sebagai tuan rumah.
Pesta Tara tampak sangat mewah. Dari bagian kolam renang dan taman untuk barbeque-an. Tasya mulai tampak excited untuk itu semua. Apalagi melihat kehadiran Tara yang tampak seperti bintang.
"Tasya, Putra! Wah, lihat pasangan tahun ini!" Kata Tara antusias. "Enggak kok, kami cuman bareng." Kata Tasya sambil tersenyum menatap Putra yang ikut tersenyum. "Ah, kalian cocok kok!" Katanya menyemangati.
"Em, oiya ini!" Kata Putra memberikan hadiah pada Tara,begitupun Tasya mengikuti. "Thanks banget ya, nikmati pestanya!" Ucapnya.
"Tasya!" Kata Nina dan Bunga menyapa. "Hai! Wah banget ya penampilan kalian hari ini ya gak Put?" Kata Tasya pada Putra. Putra tersenyum senang, "Iya!"
"Wah,jadi lo bener bener sama Putra perginya?" Kata Nina. "Kebetulan kita satu arah kan Tasya?" Kata Putra. "Iya," kata Tasya mengangguk. "Em, udah coba makanannya! Makanan gratis disini gak bikin sakit perut loh!" Ajak Bunga.
Tasya dan Putra tersenyum sumringah. "Yang bener?" Kata Putra. "Lo duluan aja sama temen cowok lo yang lain,nanti kita ketemu didepan waktu mau pulang ya!" Ujar Tasya disertai anggukan dari Putra.
"Btw, mana Marissa?" Kata Tasya. "Tuh! Lagi bucin ama pacarnya," ucap Bunga. "Marissa marissa," geleng Tasya.
"Mau coba barbeque-an?" Ajak Nina. Tasya mengangguk setuju.
Langkah Tasya terhenti ketika menatap bahwa Arka dan Ariska datang di pesta ulang tahun Tara. Dan benar benar gak percaya kalau ini kebetulan.
"Tasya," panggil Arka padanya. Tasya diam membeku memegang barbeque nya. Nina menatap Tasya yang membeku, "Sya, dipanggil!"
"Eh? Iya iya. Hai ka! Ariska!" Ucapnya berujar ramah. "Kok bisa disini?"
"Iya, kan Tara termasuk temen temen orang kaya gitu kan kayak gw, jadi kenal!" Kata Ariska sambil bergelayut manja. Tasya bergidik ngeri melihat Ariska sekarang, jin apa yang merasukinya akhir akhir ini?
"Ohh," Tasya manggut-manggut tidak jelas. "Sombongnya" bisik Nina. Tasya menyenggolnya dan menyuruhnya diam.
"Sama siapa kesini?" Tanya Arka.
"Tasya, dia siapa?" Kata Putra yang baru datang. "Oh, sama Putra. Sama temen temen, Nina, Bunga, Marissa." Kata Tasya sambil terus tersenyum.
"Ohh," kata Arka mengangguk sambil menatap Putra dari atas kebawah. "Put, ini sahabat aku dan pacarnya Arka kuga Ariska,"
"Putra,"jabatnya.
"Arka,"
🌹🌹🌹Tasya menyempatkan diri ke toilet dan mencuci tangannya di wastafel. Sayangnya, ada Ariska.
"Gak disangka, ketemu lagi kita." Sambut Ariska. "iya-iya," kata Tasya.
"Kenapa lo? Kayak gak suka aja liat gw disamping Arka. Lo suka ama dia?" Kata Ariska. "Gw sobatnya,ngapain suka ama dia?"
"Kasian lo, lo malah jatuh jadi sobat. Bukan pacar, padahal peluang lo besar banget," kata Ariska. Tasya menatapnya penuh arti.
"Maksud kamu?"
"Arka, banyak yang naksir. Gak mungkin lo gak suka sama dia. Kalau gw rada rada mau putus aja rasanya sama Arka setelah tau lo sahabat dia yang suoer deket." Kata Ariska lalu memoles make up sedikit.
"Kenapa ka?"
"Tasya, gw takut. Setiap persahabatan laki laki sama perempuan, cowok sama cewek, gak ada yang murni persahabatan seutuhnya." Kata Ariska menohok. Tasya menatap nanar Ariska, perkataan ini lagi.
Ucapan ini mulai terngiang ngiang di dalam pikirannya. Sehabisnya kata kata ini cukup men-sugestinya untuk itu. "Enggak mungkin,"
"Entah si cowok yang suka duluan, ataupun cewek duluan atau dua duanya. Tapi, gara gara sebatas zona pertemanan mereka gak mau hancur zona percintaan mereka yang hancur." Kata Ariska lagi dan lagi. Ia menyudahi touch up nya.
Ia tersenyum dan mengelus pundak Aura dan membelai rambutnya dengan senyum smirknya. "Gw gak jahat ama lo,"
"Apa yang lo mau?"
"Gw gak bakal nyuruh jauhin, cuman lo bisa jaga jarak biar apa apa gak tergantung Arka kan?"
"Gw ngelakuin apa apa sendiri, gak tergantung Arka!"
"Tasya,Tasya... Tenang. Gw gak mau orang lain denger kita berantem hal yang gak jelas disini "
"Kalau lo rasa ini semua gak jelas, ngapain lo bahas? Emang ini semua penting banget buat lo." Ucap Tasya.
Ariska mendengus, "Pikirin baik baik sya. Mungkin kalian gak sadar satu sama lain, mungkin pun sampai kini. Tapi tenang, gw udah sesiap mungkin untuk itu."
'Persahabatan memang sering berakhir dengan cinta, tapi cinta apa bisa berakhir dengan persahabatan?'
.
.
.
.
.
.
.
Hola!Siapa yang bikin kalian greget nih?
A. Tasya
B. Ariska
C. Arka
D. AuthorSemoga suka ya part ini, trims juga udah nunggu dengan sabar hehe;v
Instagram- revaniza_6107Stay safe keep healthy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutunggu Kau Putus (ON GOING)
RomanceTasya amat baik karena sudah memberikan masukan masukan juga saran untuk teman temannya yang sudah kenal lebih jauh dengan cinta dan patah hati. Dijuluki dokter cinta, Tasya jadi makin senang dengan semua perlakuan teman teman baiknya. Berbanding te...