"Kita akan pergi kemana hari ini, ayah? Jisung meminta jalan-jalan lagi?" Tanya seorang anak berusia 17 tahun pada ayahnya, yang tengah sibuk menyusun beberapa koper dan barang lain kedalam bagasi mobil.
"Tidak, ada hal lain dan ini bukan keinginan Jisung lagi."
"Lalu?"
"Kita akan ke rumah nenek kalian, kota Busan."
DUMN!
Pintu bagasi sudah ditutup rapat kemudian pria berusia empat puluh tahunan itu menatap putra sulungnya yang saat ini tengah kebingungan. Ia heran mengapa tiba-tiba mereka akan pergi ke rumah nenek.
"Rumah nenek? Tiba-tiba sekali, siapa yang meminta?" Tanya si sulung.
Pria bernama Donghae itu terkekeh pelan sebelum menjawab, "Ayah sudah bilang tidak ada, mungkin bisa dibilang hanya inisiatif ayah saja. Dan kalau tidak salah adikmu Renjun pernah menyarankan pada ayah sekitar tiga Minggu lalu."
"Renjun?" Donghae mengangguk.
"Ah, baiklah. Tapi kenapa aku jadi sedikit linglung akhir-akhir ini?" Gumam sang anak, membuat Donghae tertawa kecil.
Ia segera merangkul Minhyung, putra sulungnya akrab. "Sepertinya kau lelah, nak. Sangat jarang bahkan hampir tidak mungkin kau merasa begini saat dirumah."
Minhyung menggaruk kepalanya. Donghae tak salah, memang benar ia terlalu sibuk akhir-akhir ini entah mengapa. Ternyata duduk ditingkat dua pendidikan SMA sudah sangat melelahkan. Apalah ketika ia berada di tingkat akhir nanti.
Didalam rumah, ada nyonya Lee yang sibuk merapikan dapur dengan suara terus menyerukan kedua putranya diruang tengah sana.
"Yak, kalian jangan berlarian!" Seru sang ibu yang mulai kesal melihat kelakuan anak-anaknya yang bercanda terus sejak tadi.
Padahal mereka sebentar lagi akan berangkat ke Busan, tapi masih belum semuanya yang siap.
"Ahahahah... Jaemin hyung hentikan, ini geli." Ujar si bungsu, Jisung. Ia mulai lelah dengan candaan sang kakak yang sejak tadi menggelitiknya terus.
Yang lebih tua berhenti, lalu merebahkan diri disamping adiknya yang tengah mengatur nafas. Hingga Yoona datang dan berkacak pinggang karena mereka sama sekali belum bersiap sejak tadi. "Ya Tuhan, kalian ini. Cepat bersiap atau kalian akan ibu tinggal."
Keduanya menyengir tak berdosa. Segera beranjak sebelum spatula masakan Yoona melayang ke arah mereka. Jaemin dan Jisung memang sama sekali belum membereskan barang mereka untuk dibawa ke Busan dan menginap selama beberapa hari. Jelas saja itu membuat Yoona harus bersuara lebih keras agar keduanya mau mendengarkan.
"Iya, bu. Kami akan bereskan sekarang, hehe."
🍀
"Hyung, kau baik?" Lelaki yang tengah memandang keluar jendela tadi tersentak. Langsung berbalik dan mendapati sang adik yang mengangetkan nya tadi. Lelaki bernama Renjun itu tersenyum kecil.
"Aku tak apa. Kenapa bertanya, hm?" Chenle sang adik, menggeleng.
Lalu tanpa alasan memeluk Renjun, membuat yang tubuh keheranan dengan tingkah adiknya. Chenle itu terlalu enggan untuk dipeluk bahkan memeluk. Ia adalah tipe saudara yang tak terlalu suka dengan perlakuan manis. Tapi bukan berarti menyukai hal-hal berbau kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfiction-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021