Terulang lagi, untuk kesekian kalinya. Dunia Eunhyuk hancur kembali setelah melihat anak bungsunya kembali berbaring diatas brankar rumah sakit.
Tepat pada pukul dua pagi tadi, Renjun berteriak sakit hingga membangunkan seisi orang rumah. Buru-buru saja pria empat anak ini berlari ke arah kamar si bungsu.
Setelah melihat kondisi Renjun yang terlihat sangat kesakitan. Eunhyuk dengan cepat menyuruh Seokmin menyiapkan mobil.
Sementara ia membantu Taeyong membawa sang anak untuk turun kebawah diikuti oleh Yongqin yang sama paniknya dibelakang.
Sekarang 5 saudara itu hanya bisa pasrah pada takdir saja. Dokter bilang, Renjun kembali koma karena kankernya yang sudah menyebar dan memenuhi setiap organ di tubuh Renjun.
Mereka memang yang paling merasakan kesedihan disini, namun Haechan menyimpulkan bahwa Yangyang lah yang paling terluka. Ia sudah bersahabat cukup lama dengan Renjun. Haechan bisa menyimpulkan pula bahwa Yangyang lah yang paling hancur setelah Eunhyuk serta tiga anaknya.
Ia sendiri menyesal karena datang disaat waktu kakaknya itu akan segera berakhir di dunia ini juga Haechan marah pada Minhyung yang sama sekali tak muncul karena keadaan keluarganya yang semakin kacau.
Dan sekarang pemuda Lee itu hanya bisa berdoa, ia sedang mencoba merelakan jika sewaktu-waktu Renjun pergi tanpa membuka matanya dan pamit terlebih dahulu pada orang-orang yang menyayanginya.
🍀
BRAK!!
"KAU MASIH SIBUK DENGAN BERKAS-BERKAS SIALAN ITU, HAH?" Itu Jeno.
Pemuda itu membuka kasar pintu ruang kerja Minhyung. Sang kakak sendiri memutar matanya malas.
"Dia bukan urusan ku, bukan kah lebih baik ia pergi dari dunia ini daripada menyusahkan orang lain. Dasar parasit!" Ujar Minhyung tanpa sadar.
Amarah Jeno memuncak. Ia menarik kuat kerah baju yang Minhyung pakai dan menatap nyalang kakak sulungnya itu.
"Kakak macam apa kau ini Lee Minhyung? Tidak, bukan. MARK LEE! BERHENTILAH BERSIKAP SEPERTI INI, SIALAN! DIA ADIK MU!"
Minhyung menatap Jeno dengan wajah muak. "JANGAN MUNAFIK LEE JENO, SEBELUMNYA KAU JUGA MEMBENCINYA BUKAN?--
--lalu sekarang, kenapa? Kenapa kau berubah? Kau berubah hanya karena dia akan pergi kan? Iya, kan? JAWAB AKU LEE JENO, JANGAN DIAM SAJA!"
Minhyung menghempaskan kasar tangan Jeno yang berada di kerah bajunya. Pemuda itu juga mendorong tubuh adiknya hingga Jeno mundur beberapa langkah. Disaat ia akan duduk kembali di kursinya, Jeno kembali bersuara.
"IYA!! Aku memang munafik, hyung. Tapi, asal kau tahu. Aku tidak pernah MEMBENCINYA, KAU DENGAR? AKU TIDAK PERNAH MEMBENCINYA--
--KALAU BEGITU KITA SAMA. KITA SAMA-SAMA MUNAFIK, LEE JENO. AKU JUGA SAMA SEPERTI MU, AKU TIDAK PERNAH MEMBENCINYA. TIDAK LAGI SETELAH AKU MENGETAHUI FAKTA JIKA ADIK KU SAKIT. AKU INGIN DATANG MENJENGUKNYA TAPI EGO KU, EGO KU MENAHAN SEMUANYA--
--KEADAAN LAH YANG MEMBUATKU HARUS MEMBENCINYA, EGO KU YANG MEMINTA KU UNTUK MEMBENCI SEORANG LEE RENJUN!!!"
Pertengkaran kakak beradik itu berkahir dengan tangisan keras yang menggaung dalam ruangan itu. Minhyung sungguh menyesali semua hal yang baru ia ketahui. Entah dari Jaemina ataupun hasil pencarian nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfic-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021