Di tengah-tengah senja yang hampir menghilang itu, dua orang kakak beradik duduk dipinggiran sungai Han dengan senyuman yang tak luntur dari wajah mereka. Terutama Jisung yang begitu bahagia hari ini. Mulai dari mengetahui jika kakak keduanya masih hidup dan masih sehat ditambah dengan kejadian semalam yang membuat Jisung bersyukur jika dirinya tak jadi diculik oleh orang asing.
Pukul sepuluh pagi tadi, Haechan dan Chenle berkunjung ke apartemen Renjun. Jisung terkejut saat melihat keduanya yang datang dengan santainya. Kemudian pikirannya melalang buana pada hari dimana Chenle yang pulang bersama Haechan.
Apa mereka baru saja bertemu dengan Renjun saat itu?
Kemudian, sesi tanya jawab pun tak terelakkan. Jisung menatap tajam dua saudaranya itu meminta penjelasan pada mereka. Sementara Renjun hanya menyimak, toh Jisung meminta dua adiknya yang lain untuk menjelaskan bukan dirinya.
Jisung kesal bukan main. Karena Haechan bilang ia sudah mengetahui Renjun masih hidup hampir sebulanan ini. Pemuda itu nyaris di keroyok oleh dua adiknya, dimana Chenle pun ikut kesal karena sang kakak tak bercerita apa-apa.
Renjun melerai mereka. Lalu saat waktu menunjukan pukul dua belas siang, ia mengajak tiga saudaranya dan dua sahabatnya untuk makan di sebuah restoran sebagai bentuk permintaan maaf. Jelas-jelas Renjun yang salah disini karena tidak muncul lebih awal dan memberitahu jika dirinya masih hidup.
Sorakan bahagia pun terdengar. Apalagi Yangyang, anak itu senang sekali jika Renjun mau mengeluarkan uangnya untuk mentraktir ia dan Shotaro.
Mereka pergi, ke restoran sederhana yang berada di sekitaran sungai Han.
Sepulang dari restoran. Jisung bilang akan pulang nanti saja. Haechan hampir menolaknya karena takut kejadian semalam terulang lagi, tapi Renjun memberinya keyakinan dan menawarkan diri untuk mengantar Jisung pulang nanti.
Sementara Yangyang dan Shotaro memilih pergi lebih dulu karena tak mau menganggu sesi reuni keluarga itu. Mereka bilang dengan Renjun akan kembali ke apartemen karena ada sesuatu. Renjun tidak curiga dan membiarkan mereka pergi.
Hari semakin sore, hingga mereka berdua itu pun berakhir disini menikmati senja.
"Setelah kecelakaan itu, hyung kemana? Kenapa sulit sekali mencari mu? Bahkan Haechan hyung hampir gila karena tidak bisa menemukan mu. Setidaknya jika kau benar-benar tiada kami bisa menemukan jasad mu di lokasi kecelakaan lalu mengebumikan mu disamping ayah dan ibu."
Jisung bukan mau mengorek luka lama namun, ia merasa perlu penjelasan tentang hilangnya sang kakak. Berbeda dengan Haechan dan Chenle yang menerima kedatangan Renjun lagi tanpa ada sesi tanya jawab seperti ini.
Renjun diam sejenak. Matanya bergerak dengan tenang, ia sama sekali tak terganggu dengan pertanyaan yang adiknya lontarkan.
"Hyung tidak kemana-mana. Hyung disini, Seoul. Hanya di daerah yang berbeda."
"Sebenarnya aku tidak begitu ingat, Jisung-ah. Karena hari dimana aku bangun adalah seminggu setelah kecelakaan. Aku amnesia sementara, tapi ingatan itu pulih perlahan hingga di tahun pertama setelah kecelakaan itu aku mengingat semuanya." Lanjut Renjun.
Mereka berdua saling berdiam diri. Jisung dengan kekhawatirannya dan Renjun bersama pikiran tenang nya.
"Jangan pergi lagi, hyung. Tolong tetap disini, bersama kami."Renjun tersenyum kecut, mana bisa ia berjanji. Tapi Renjun juga tidak bisa berkata sebenarnya kan? Jadi pemuda itu hanya menjawab seadanya saja.
"Akan hyung usaha kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfic-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021