Pukul sepuluh malam, setelah mengerjakan tugas dari dosen-dosen nya. Renjun memilih bersantai didalam kamar sembari berselancar di room chat. Awalnya hanya men-scroll tidak jelas saja, namun ia sedang ingin menganggu Yangyang malam ini. Walaupun pada akhirnya Renjun dibuat kesal dengan ocehan konyol pemuda Liu itu.
Terkadang Renjun berpikir, kenapa ia bisa berteman dekat bahkan bersahabat dengan orang yang selalu membuatnya naik darah ini. Dalam pikiran Renjun, ia dan Yangyang itu tidak cocok disatukan karena hanya akan mengundang emosi orang-orang yang melihatnya.
Meskipun begitu, Renjun juga selalu berucap syukur pada Tuhan karena Yangyang bisa menjadi penguatnya setelah keluarganya ketika ia berada di posisi terendah.
Liu Yangyang
Hey, Liu|
Kau sibuk?||Kenapa?
|Kau merindukanku?Tidak_-|
Setiap hari
bertemu dirimu di kampus|
Untuk apa aku
merindukanmu, hah?||Ya, bisa saja kan
|Omong-omong aku sedang ada acara keluarga, jadi tidak bisa menemani muAh, baiklah|
Kau bertemu Shotaro hari ini?|
Aku tidak melihatnya sejak tadi pagi||Shotaro, ya?
|Ku dengar dari anak lain, dia izin beberapa hari iniKemana?|
|Mereka bilang dia di Jepang
Baiklah|
Sebaiknya aku istirahat|Terima kasih untuk mu|
|Berhenti berucap begitu,
aku teman mu
|Selamat malam, Injun-ieRead
Renjun tersenyum kecil, menatap layar ponselnya. Ia membalas dengan gumaman, "Selamat malam juga, Yang-ie."
Melihat waktu yang semakin larut, rasa kantuk sudah menyapa pemuda Lee itu. Ia meletakkan ponsel nya di meja nakas, mematikan lampu lalu menarik selimut dan memejamkan mata untuk menjemput mimpinya.
Lee Renjun sudah berjuang keras hari ini. Maka ia perlu istirahat untuk memulai hari esok lagi.
🍀
"PAPA?! HYUNG?!"
Mendengar teriakkan Seokmin, pukul enam pagi Eunhyuk dan dua putranya dibuat panik oleh teriakan dari dalam kamar si bungsu. Dengan tidak sabaran Yongheum membuka pintu, membiarkan sang ayah masuk lebih dahulu untuk mengecek keadaan.
Mereka bisa dengar jelas suara muntahan dari dalam kamar mandi.
"Yak, Seokmin. Ada apa?" Tanya Eunhyuk ikut panik.
Sang anak tak menjawab, wajahnya kelewat khawatir namun tangannya dengan sigap membantu Renjun mengeluarkan isi perutnya disusul dengan cairan merah berbau amis.
Renjun muntah darah.
"Menyingkir, Seokmin. Biar hyung yang tangani." Taeyong menginstrupsi sang adik agar menjauh.
Seokmin menurut, membiarkan kakak pertamanya mengurus Renjun yang lemas. Tidak ada waktu berdebat jika ini sudah menyangkut si bungsu. Raut wajah panik tercetak jelas diwajah mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfic-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021