Siang itu, setelah makan siang. Di basement apartemen terdengar suara ribut dari tiga bersaudara yang baru saja melepas rindunya hari ini bersama Yangyang dan Shotaro juga disana.
Keadaan sebelum itu cukup chaos karena tiba-tiba Chenle menangis kencang sebab tak mendapati si kakak kedua disampingnya saat terbangun. Ia hanya menemukan Haechan yang masih tertidur sebelum suara tangis Chenle membuatnya kaget dan terbangun.
Untungnya saat itu, Renjun tengah berada di balkon kamar satu lagi yang biasa ditempati Yangyang dan Shotaro saat mereka menginap langsung sigap ke kamar sebelah guna melihat apa yang membuat Chenle menangis sekencang itu.
Ternyata hanya ketakutan belaka yang membuat Chenle se trauma itu ditinggalkan oleh Renjun padahal mereka masih dalam satu atap yang sama. Lalu sekarang, Renjun harus menangani hal itu lagi dikarenakan adik bungsu keduanya itu tidak mau kembali ke rumah Lee.
"Tidak. Aku tidak mau pulang ke rumah itu lagi." Chenle benar-benar bersikeras. Mereka belum berangkat sejak tadi karena Chenle tidak ingin memasuki mobil.
Haechan pun sudah membujuk berkali-kali tapi tidak membuahkan hasil apa-apa. "Hei, ayolah. Nanti Minhyung hyung mencari kita Chenle. Kita harus pulang." Chenle tetap menggeleng.
Pemuda itu memeluk lengan kanan Renjun begitu erat. "Kalau bisa selama nya aku tidak akan pernah kembali kesana." Chenle berujar dengan keras. Membuat Haechan menutup telinga mendengar suara sang adik yang agak melengking.
Renjun menggeleng pelan sembari memijit pelipisnya, ia hanya diam sejak Haechan dan Yangyang membujuk Chenle untuk pulang dengan Shotaro yang menyetir.
Tapi tidak ada bujukan yang membuat Chenle luluh hingga ia harus turun tangan sekarang. Pemuda itu mencoba melepas paksa tangan Chenle yang memeluk lengannya.
"Chenle pulang ke rumah Lee, mengerti?" Chenle mencebik, ia menggeleng pelan tidak menyetujui ucapan Renjun.
"Hyung bisa pergi kapan saja saat aku tidak ada. Bagaimana jika aku tidak bisa menemui hyung lagi, eoh?"
"Hyung juga akan sendirian disini. Bukankah lebih baik aku menemani mu, biar Haechan hyung saja yang pulang ke rumah itu." Lanjutnya. Membuat Haechan melotot, apa-apaan itu? Chenle baru saja menumbalkan nya untuk pulang sendirian?
"Kau tidak tega dengan ku, eoh? Bagaimana jika aku sampai di rumah nanti Jaemin malah memarahi ku karena kau tidak pulang, hah?"
"Itu sudah nasib mu, hyung."
"Hentikan." Renjun segera melerai keduanya sebelum terjadi adegan saling memukul. Yangyang dan Shotaro yang berada disana masih diam memperhatikan.
Renjun menepuk kepala Chenle beberapa kali. "Dengar, hyung tidak akan kemana-mana selama kau kembali ke rumah. Hyung juga akan baik-baik saja tinggal disini Chenle-ya. Ada kedua teman ku disini, kau bisa berkunjung lain kali. Mengerti?"
Tanpa membiarkan Chenle menjawab, Renjun melanjutkan. "Lagipula hyung juga tidak tinggal di sini sesering itu. Hanya sekedar tempat singgah."
"Lalu kau tinggal dimana?" Tanya Haechan.
Sang kakak tersenyum tipis, "Aku tinggal di rumah ayah ku. Ayah angkat ku, Haechan."
"Tepat setelah kecelakaan itu, paman Eunhyuk menolong Renjun kemudian mengangkatnya sebagai anak. Dia memiliki tiga orang anak yang sudah dewasa juga, umur mereka dengan Renjun juga tidak beda jauh. Alasannya menjadikan Renjun sebagai anaknya masih dirahasiakan oleh paman."
![](https://img.wattpad.com/cover/270233367-288-k605042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfiction-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021