"CHENLE!!"
Mata Renjun membola ketika melihat Chenle berdiri ditengah jalan tanpa ada niat untuk pergi dari sana. Tubuh anak itu bergetar hebat, kedua tangannya menutupi telinga menghindari suara klakson mobil dan apapun yang berhubungan dengan jalan raya. Pemuda itu bergegas berlari sebelum hal buruk kembali terjadi, ia menarik tubuh Chenle tepat ketika sebuah mobil kontainer melaju cukup kencang ke arah anak itu.
Grep! Brugh!
Renjun meringis ketika tubuhnya menghantam trotoar jalan dengan keras. Namun rasa sakitnya seolah sirna saat mendapati Chenle menangis terisak dalam dekapannya. Tubuhnya masih gemetar, tanpa kata Renjun merengkuh adiknya itu lebih dalam untuk memberikan ketenangan.
Yangyang dan Shotaro menyusul ketika melihat Renjun terpelanting bersama Chenle menghindari mobil kontainer yang tadi lewat.
Bisa Renjun rasakan kemeja yang ia kenakan diremat kuat oleh pemuda lumba-lumba ini. Menandakan bahwa anak itu sangat ketakutan. Chenle pun tak peduli siapa yang menolongnya dari kematian tadi. Hati nya berkata kalau orang ini adalah yang selama ini ia cari.
Lee Renjun, kakaknya yang hilang.
"Re-Renjun hyung?" Tanyanya dengan suara sedikit bergetar.
"Iya, iya. Ini hyung, Saeng... Ini hyung" Renjun mengecup puncak kepala Chenle dengan sayang.
Menyalurkan segala kerinduan nya selama ini ia tahan pada adiknya itu. Mempererat pelukan agar Chenle tenang, serta tangis Chenle yang langsung pecah ketika Renjun menjawab pertanyaannya tadi.
Yangyang menyikut Shotaro, yang dibalas tatapan heran. "Apa?"
"Kau ambil mobil Renjun sana. Chenle harus dibawa ke apartemen, dia pasti sangat terguncang." Titah Yangyang seperti seorang bos.
Shotaro ingin menjitak Yangyang saat itu juga karena menyuruh nya seenaknya. Namun disaat bersamaan Yangyang juga benar, ia pun pergi dari sana untuk mengambil mobil Renjun yang masih terparkir apik didepan cafe.
Pemuda Liu diam memperhatikan kedua saudara yang tengah melepas rindu. Lantas matanya tak sengaja melihat sikut Renjun yang terluka, sepertinya karena benturan tadi. Sikut anak itu pasti menyentuh aspal jalan.
"Ren, sikut mu.."
Renjun memeriksanya. Kemudian tersenyum tipis, memberikan isyarat bahwa ia tak apa. Tak lama, mobil Renjun yang dikendarai Shotaro berhenti dihadapan mereka.
"Ayo."
Yangyang membantu Renjun memapah Chenle masuk ke kursi penumpang diikuti oleh Renjun. Sementara Yangyang duduk disebelah Shotaro dengan ogah-ogahan.
"Yangyang, tolong hubungi dokter Park. Minta beliau ke apartemen," pinta Renjun yang masih fokus pada keadaan Chenle.
Yangyang melakukannya tanpa protes panjang. Shotaro menambah kecepatan mobil ketika dirasa jalanan sudah agak sepi, ia tidak menduga pertemuan nya dengan Chenle akan berakhir Renjun langsung menunjukkan dirinya dihadapan anak itu. Disaat yang tidak tepat pula.
🍀
Sampai di apartemen, bertepatan dengan dokter Park juga sampai. Lelaki paruh baya itu langsung memeriksa Chenle seperti yang Renjun minta.
Namun dokter Park mengatakan bahwa Chenle baik-baik saja. Yang terguncang hanya batinnya, anak itu memerlukan psikiater untuk menghilangkan traumanya. Begitulah saran yang Renjun dengar, lelaki paruh baya itu juga menotis luka di sikut Renjun yang harus diobati. Anak itu awalnya menolak, tapi Yangyang memaksa sehingga ia lepas sebentar dari Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Brother✓
Fanfiction-revisi end- "Thank you all, goodbye my brother." --Lee Renjun ©zalphaco, 2021