PLEASE VOTE AND COMMENT
Suasana mencekam menyelimuti mobil ini. Sesekali gue mencuri pandang ke arah Lucas yang sedang menyetir. Rahangnya terlihat mengeras. Pasti dia sedang marah saat ini. Hal tersebut membuat gue takut untuk sekadar bersuara.
Keadaan mencekam ini terus bertahan sampai kita tiba di rumah. Terlihat mobil Mami yang sudah terparkir di garasi. "Kalo lo nggak mau Mami tahu kita lagi bertengkar, lebih baik lo jaga sikap di depan beliau." Ucap gue penuh penekanan.
"Jadi menurut lo kita sedang bertengkar sekarang?" Sarkasnya. Salah satu alisnya bahkan terangkat.
"Lalu kita ini ngapain? Main-main?" Tanya gue tajam.
"Terserah lo." Lucas bersikap tak acuh.
"Yaudah." Gue pun akan bersikap tak acuh juga. Memangnya dia pikir hanya dia saja yang bisa bersikap begitu? Cih, dasar!
Saat memasuki rumah, kami disambut oleh Mami. Beliau kelihatan panik sekali. Rentetan pertanyaan pun dilontarkan beliau. Sepertinya Bi Ina menceritakan kronologi kejadi tadi pagi pada Mami.
"Jadi kalian berdua bertengkar?" Tanya Mami pada akhirnya.
"Enggak kok." Sahut gue.
"Terus kenapa tadi pagi kamu pergi begitu saja?" Tanya Mami lagi.
Gue merasa seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya. Padahal gue sudah gede, bahkan sebentar lagi gue bakalan punya anak.
"Tadi kita memang sempat cek-cok Mi. Tapi semuanya udah baik-baik aja kok." Jelas Lucas. Rasanya gue ingin mencibirnya saja.
Mami memandang lamat gue dan Lucas, seoalah menelisik kebohongan di antara kita berdua. Namun, sama halnya dengan Lucas, gue juga pandai berbohong. Jadi Mami percaya saja.
"Yasudah kalau begitu kalian bersihkan diri dan makan malam." Perintahnya.
Kita berdua sama-sama mengangguk. Setelah itu Lucas merangkul gue secara tiba-tiba. "Aku sama Lala ke kamar dulu, Mi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selip
RomanceSemesta selalu punya cara untuk mempertemukan seseorang dengan jodohnya. Ada yang lewat perjodohan, ada juga yang lewat cinta satu malam. Bagaimana semesta menyelipkan percikan cinta di hati seorang Auristella Margareth Soeherman? Apakah dia akan...