• Terima? •

75 18 4
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Jalan takdir sulit diterka
Adalah lebih baik jika tidak menaruh harap
Agar tak perlu sakit hati...

Jalan takdir sulit diterkaAdalah lebih baik jika tidak menaruh harapAgar tak perlu sakit hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Auristella

Sumpah yah, dunia itu luas banget. Tapi, kenapa gue bisa ketemu sama laki-laki itu? Mana, ketemu di butiknya Mami lagi. Untung saja, gue bisa langsung menghindar dari dia. Coba bayangkan kalau tiba-tiba dia ngomong soal kejadian waktu itu saat Mami dan Kun ada, yang ada gue bakalan digorok sama Mami.

Gue berharap pertemuan kita kemarin adalah pertemuan terakhir. Gak mau lagi gue ketemu sama dia. Bayangan kenikmatan kita tempo hari bakalan terus terngiang setiap kali gue melihat wajahnya. Ada penyesalan juga sih, tapi kebanyakan enaknya. Ya Tuhan, gue berdosa banget! Udahlah, gak usah ngomongin dia lagi, gak kelar-kelar yang ada.

Hari ini, gue baru aja selesai kelas. Rencananya mau langsung hang out samaa Nath, tapi sosok yang disebut sebagai 'calon suami', sudah lebih dahulu menampakkan batang hidungnya diarea kampus.

"Siapaa tuh?" Nath memicingkan matanya saat melihat Kun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapaa tuh?" Nath memicingkan matanya saat melihat Kun. "Ganteng banget." Emang gak bisa diem kalau ngeliat cowo ganteng.

"Calon suami gue itu." Jawab gue seadanya.

Bugh!

Lengan gue malah dipukul Nath. "Kalau mau halu, malam aja, ini masih siang." Begitu katanya. Cih, dasar.

"Enggak halu. Dia orang yang gue ceritain sama lo. Itu lho, orang yang dijodohin Mami sama gue." Terang gue.

Nath langsung menatap gue terkejut. "Orang ganteng begitu, lo bilang jelek?" Ucapnya tak percaya. Gue pernah cerita sama dia kalau Kun itu jelek, gak ganteng dimata gue. "Fiks, mata lo kebanyakan belek." Gue malah dikatain sama Nath.

"Apaan sih? Ganteng dari mana coba?" Heran gue. Perasaan biasa aja.

"Ganteng banget itu, astaga." Balas Nath gak nyantai.

"Mata lo kebanyakan belek." Umpat gue.

"Lo tuh!" Nath tentu saja tidak mau kalah.

"Hallo.." gue dan Nath sama-sama dikejutkan dengan keberadaan Kun yang sudah ada didepan kita.

SelipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang