• Sosok Baru •

109 21 1
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Lantunan doa, bahkan ribuan mantra yang kurapalkan tak akan berguna jika semesta tak menakdirkan bersama..

Lantunan doa, bahkan ribuan mantra yang kurapalkan tak akan berguna jika semesta tak menakdirkan bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lucas

Baru juga gue masuk rumah, gue sudah mendapati Bang Ten sedang duduk di sofa rumah. Ini orang ngapain kesini?

"Eh ada orang patah hati baru pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ada orang patah hati baru pulang." Ledek dia. Iya, tau deh, mentang-mentang udah punya istri. Orang jomblo yang baru ditinggal nikah diam aja udah.

"Apaan dah?" Gie memutar bola mata malas.

"Idih nih bocah." Cibir Bang Ten, cih tak tau saja dia kalau yang dikatain bocah ini baru habis buat bocah semalam.

"Temenin gue jemput Kun yuk." Kun yang dimaksud Bang Ten adalah kakak sepupu gue. Dia seumuran sama Bang Ten, dan dia baru pulang dari luar negeri. Denger-denger sih dia mau lanjutin usaha orang tuanya.

"Bentar, gue mandi dulu." Ucap gue.

"Mandi jangan sambil nyolo yah, kasian sabunnya." Semprul! Buat apa gue nyolo, orang semalam gue baru habis nyetor. Ngomongin soal nyetor, gue baru ingat kalau semalam gue sama si cewe doraemon itu gak pakai pengaman. Boro-boro pakai pengaman, bawa aja gak enggak. Terus kalau dia hamil gimana? Gue belum siap nikah sekarang. Ah, sudahlah, gak usah terlalu dipikirkan, anggap aja semalam itu one night stand.

Selesai mandi gue langsung menghampiri Bang Ten. "Yuk." Ajak gue, tapi bukannya langsung jalan, dia malah melihat gue dari atas samapi bawah. "Kenapa Bang?" Risih gue.

"Lo sakit?"

"Enggak. Kenapa?" Heran gue.

"Pakaian lo kayak gitu soalnya." Tunjuk Ten.

Hari ini gue memilih untuk mengenakan turtle neck, sengaja agar menutupi bekas kissmark cewe doraemon semalam. Gak mungkin kan gue pamerin ini? Bisa dicap apaan gue?!

"Agak dingin ajah gue." Alasan gue.

"Curiga gue sama lo." Bang Ten malah memicingkan mata. Daripada dia keburu menyadari apa yang gue sembunyikan, lebih baik gue langsung keluar duluan.

SelipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang