PLEASE VOTE AND COMMENT
Menikah tanpa cinta adalah hal yang hambar. Bukti nyatanya adalah gue dan Lucas. Kita berdua sama-sama canggung. Bahkan semalam pun kita gak tidur seranjang. Lucas memilih tidur di sofa kamar.
Tak ada obrolan romantis sebelum tidur. Tak ada juga ucapan selamat pagi yang romantis di pagi hari. Semuanya hambar.
"Malam ini jangan tidur di sofa." Ucap gue. Lucas pun menoleh. "Lo itu tinggi, gede, kasian sofanya, entar rusak." Lanjut gue.
"What?" Kaget Lucas.
"Lo khawatir sama sofanya?" Gue balas pertanyaan Lucas dengan anggukan.
Padahal bukan karena gue takut sofa gue rusak. Tapi, gue gak mau badan dia pegal. Tidur di sofa itu gak enak. Cuman, karena gengsi gue terlalu besar, maka gue gak mengatakan alasan yang sebenarnya.
Kecanggungan antara kita terus berlanjut hingga beberapa hari kedepan sejak pernikahan. Bahkan untuk ngomong pun jarang. Gue capek sama kondisi pernikahan yang seperti ini.
"Gue mau cerai ajah!" Keluh gue pada Nath.
"Ngomongnya dijaga!" Marah Nath. "Belum juga sebulan nikah, udah mau cerai ajah, gila emang lo!"
"Terus gue harus gimana?" Sumpah gue frustasi banget.
"Mungkin lo bisa mulai dengan percakapan yang ringan dulu sama suami lo. Misalnya nih yah, tanyain tadi aktifitas dia luar rumah gimana, gituh." Usul Nath.
"Harus banget yah gituh?"
"Iya, apalagi kalian berdua nikah bukan atas dasar cinta."
Huff.. sepertinya gue harus melakukan apa yang diusulkan Nath.
Malam ini Lucas pulang agak larut dari biasanya, dan gue sengaja nungguin dia pulang. "Lho, kok belum tidur?" Herannya.
"Tungguin lo." Jawab gue dengan agak kikuk.
"Hmm.." Lucas manggut-manggut aja. Duh, kok responsnya gitu sih? Gue kan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selip
RomanceSemesta selalu punya cara untuk mempertemukan seseorang dengan jodohnya. Ada yang lewat perjodohan, ada juga yang lewat cinta satu malam. Bagaimana semesta menyelipkan percikan cinta di hati seorang Auristella Margareth Soeherman? Apakah dia akan...