• Tanpa Sengaja •

136 25 6
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Eksistensiku hanya sebagai bayang,
bukan tuk jadi yang tersayang
...

Eksistensiku hanya sebagai bayang,bukan tuk jadi yang tersayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas

Jadi begini rasanya ditinggal nikah? Sakit broh! Gue yang berjuang tapi dia yang dapat. Ngenes kan gue? Kepala gue pening, hati gue juga sakit. Gue gak tau harus ngapain saat ini.

Helty adalah satu-satunya gadis yang gue cintai sejak masih SMA. Kami sempat berpacaran kala itu, hanya saja karena Helty dilarang pacaran oleh sang Mama, maka dia pun memutuskan hubungan kami. Sebagai laki-laki yang belum mapan dan belum bisa menjanjikan apa-apa kepadanya, maka gue pun terpaksa melepas dia saat itu.

Setelah lulus SMA gue gak langsung tinggal diam. Gue berusaha untuk bisa memapankan diri gue. Oleh sebab itu gue nekad meninggalkan bangku kuliah dan terjun ke dunia modelling. Awalnya hanya iseng, lama-lama ketagihan. Akhirnya gue memutuskan untuk fokus di dunia itu. Lagipula gue gak punya modal otak, modal wajah tampan aja yang gue punya.

Setelah gue rasa udah lumayan mapan, gue balik lagi ke Indonesia, kebetulan gue ada kerjaan juga disini. Tak disangka-sangka, gue malah bertemu dengannya. Dia masih sama seperti dulu, hanya saja dia lebih kelihatan dewasa dan juga cantik. Cantik banget malah. Gue pun segera mendekati dia kembali.
Awalnya kedekatan kami baik-baik saja, akan tetapi gue merasa terusik saat sepupu gue juga mendekatinya.

Disini gue gak mau cerita panjang lebar tentang bagaimana gue ditinggal nikah sama dia. Intinya, dia menikah duluan, dia nikah sama sepupu gue sendiri.

Sejak awal gue menolak untuk datang keacara pernikahannya. Hanya saja, ada satu sisi dalam diri gue yang ingin melihat dia bahagia, dengan demikian gue bisa melepas dia dengan hati yang lapang. Dan itu terjadi, gue memang melihat dia nampak bahagia, sayangnya gue gak selapang itu untuk melepas dia begitu saja. Rasanya perih, bro.

Oleh sebab itu, gue langsung meninggalkan gereja tempat pemberkatan, padahal acaranya belum selesai. Gue terlalu suntuk. Seharian ini gue benar-benar sedih. Bingung bagaimana menekan semua kesedihan gue, akhirnya gue memutuskan untuk pergi kesebuah club malam. Kebetulan juga ini udah malam.

Seteguk alkohol membahasahi rahang gue. Terasa seperti alkohol ini lebih pahit dari sebelumnya. Atau justru karena hidup gue yang pahit. Gue hanya tertawa kecil sambil menggerakan gelas tersebut.

Tegukan demi tegukan tak kunjung membuat gue mabuk. Gue memang mempunya kadar toleransi yang tinggi terhadap alkohol.

 Gue memang mempunya kadar toleransi yang tinggi terhadap alkohol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SelipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang