"Biarkan aku menjadikanmu satu-satunya Ratu didalam Kerajaan hatiku.Dan biarkan aku menjadi satu-satunya Raja didalam Kerajaan kita"
Assalamualaikum gaesss...
Aku kembali😁
Sorry ya,kalau udah lama ga up story nya😁🙏🏻
Let's we continue our story😊"Risa,siang ini ba'da zuhur kita ada rapat gabungan ya bareng ikhwan mengenai IOS(Importance Of Smart) di masjid" ujar Erga yang baru selesai shalat dhuha.
"In Syaa Allah Ga" balas Risa menanggapi.
"Kok lemas gitu sih Sa?harus semangat dong!"kata Erga memberi Risa semangat karena mendengar jawaban Risa yang begitu lemas.
"Iya Sa,kita harus semangat ya gak Fat?" lanjut Rahma tidak kalah semangat.Karena tidak mendengar jawaban dari Fatimah, Rahma mengulang panggilannya "Fat...Fat" ulang Rahma sambil mencari-cari Fatimah disekelilingnya."Dasar tu anak kayak tuyul aja,ngilangnya cepat banget ckckck"lanjut Rahma sambil menggeleng-gelengkan kepala nya pelan.
"Lagian...kamu kenapa ngga semangat gitu sih Sa?" tanya Intan.
"Iyaa" sambung Ulan dan Siti bersamaan "Kenapa Sa?kamu ada masalah?share dong ke kita" Ulan masih bertanya kepada Risa.
Entah mengapa,Risa tidak begitu semangat dengan rapat kali ini.Risa hanya mengangkat kedua bahunya,pertanda dia juga tidak paham dengan moodnya yang seketika berubah."Gimana Sa?Siap ikut rapat siang ini?" tanya Erga setelah shalat Zuhur.
"In Syaa Allah Ga" jawab Risa sembari tersenyum ke Erga,pertanda bahwa moodnya baik kembali.
"Nah,gitu dong"balas Erga sambil merangkul pundak Risa.
Setelah makan siang,seluruh pengurus OSIM akhwat dan ikhwan berkumpul di masjid,yang akan membahas tentang persiapan IOS,pemilhan panitia setiap cabang perlombaan yang akan diadakan pada sabtu mendatang.Rapat siang ini akan dipimpin langsung oleh ketua panitia,yaitu Ustadz Hasan sendiri.
Rapat siang itu berjalan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun.Panitia setiap cabang perlombaan telah terpilih dan perlengkapan yang akan digunakan dalam setiap cabang perlombaan In Syaa Allah akan dipersiapkan oleh panitia.
Saat ini perasaan Risa sedang tidak menentu,Risa terpilih sebagai panitia di cabang perlombaan rangking satu agama yang dimana Riyad juga menjadi panitia di cabang perlombaan ini.Risa ingat,kalau ia tidak boleh mengkhianati sahabatnya sendiri,Fatimah.Risa sendiri sedang berusaha untuk menghilangkan rasa yang ia miliki terhadap Riyad,walaupun itu agak sulit dan menyakitkan untuk Risa lakukan.Tetapi, itu merupakan kemauan Risa sendiri,Entah apa yang membuatnya rela untuk mengalah?.Ia lebih mementingkan perasaan sahabatnya dibandingkan perasaan ia sendiri.
"Sa...!" panggil seseorang.Tetapi tidak ada jawaban dari sang pemilik nama.
"Risa...!" panggilnya lagi.Kini seseorang itu tepat berada didepan Risa berdiri.Risa bukan tidak peduli dengan panggilan itu,melainkan ia masih berkecamuk dengan perasaan dan pikirannya sendiri.
"Risa..."panggilnya lagi dengan pelan.
"Eh...iya"jawab Risa gelagapan.Ia baru sadar setelah sekian kalinya seseorang itu memanggil namanya.Mata mereka saling menatap,tetapi keduanya langsung membuang muka ke arah lain secara bersamaan.Setelah sekian lama mereka berdiri dalam diam dan tentu saja dengan pikiran mereka masing-masing,akhirnya Risa membuka suara.
"Maaf,ada apa ya?" tanya Risa ke seseorang yang memanggilnya tadi.seseorang itu adalah Riyad.Tentu detak jantung Risa saat ini tak lah menentu,tangannya mulai mendingin.Tetapi Risa mampu menguasai dirinya,dengan bersikap seolah biasa-biasa saja.
"Aku cuma mau bilang,kalau perlengkapan untuk perlombaannya udah disediakan di kantor,tinggal dambil aja" jawab Riyad.Tentu dengan perasaan yang sama seperti apa yang Risa rasakan.Riyad diamanahkan menjadi ketua panitia bidang perlombaan rangkin satu agama dan Risa diamanahkan menjadi wakilnya Riyad.Saat berbicara dengan Riyad pun,bayangan Fatimah terus berkelabat di pelupuk mata indah miliknya.
"Oke, In Syaa Allah aku dan teman-teman yang lain akan mengambilnya ke kantor" balas Risa.
"Oke, kalau begitu"
"Mengenai masalah ini,masih ada yangbingin dibicarakan?"tanya Risa.Ia tidak ingin jika Fatimah melihat kejadian ini.Walaupun Fatimah sendiri terlihat biasa-biasa saja,tetapi Risa merasakan apa yang Fatimah rasakan.Risa berani mengalah dalam hal ini,biarlah Allah saja yang menentukan siapa jodohnya nanti,bukan berarti ia berputus asa,hanya saja ia tidak ingin terlalu berharap kepada ciptaan-Nya.
Risa tidak tau kalau Riyad juga menyimpan perasaan yang sama ke Risa.Ia bahkan bertekad,jikalau Allah menetapkan Risa sebagai jodohnya,ia akan menjadikan Risa sebagai seseorang yang sangat penting dalam hidupnya,dan menjadikan Risa sebagai satu-satu nya ratu dikerajaan hati nya.Tetapi semua rencana ini hanya dirinya dan Allah yang tau.
"Riyad..."panggil Risa.Karena ia belum mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya tadi.
"Eh,iya"kini giliran Riyad yang gelagapan.Ia baru sadar Risa ternyata masih berdiri tepat didepannya.Ia terlalu lama untuk melamun,sehingga ia lupa untuk menjawab pertanyaan Risa.
"Ada lagi yang perlu dibicarakan?" tanya Risa ulang.
"Alhamdulillah,untuk hari ini cukup itu aja dulu.Ntar kalau ada informasi lain In Syaa Allah akan aku kabari" jawab Riyad sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku tangannya.Dengan baju kemeja toska dan celana panjang hitam serta peci hitam polos,memiliki daya tarik sendiri bagi Risa.Astagfirullah.Risa membatin.Tentunya hanya Risa tau dan hanya Risa yang bisa merasakannya.
"Baik,kalau udah ngga ada lagi yang perlu dibahas,aku pamit dulu.Assalamualaikum"ucap Risa sambil berlalu.
"Wa'alaikumsalam"sambil menatap Risa yang semakin jauh meninggalkannya.
Jagan lupa vote,komen dan follow wp nya aku ya🥰😍.
Loppppp klian banyak².Terimakasih😊🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Cinta Ali Dan Fatimah
RomansaMemendam perasaan tanpa harus bertutur kata.Itu lah yang dilakukan kedua insan ini,Risa&Riyad. Mendiamkan perasaan yang sudah ada, hanya itu yang mampu dilakukan mereka.ya hanya diam.tanpa ada komunikasi yang khusus untuk membicarakan tentang perasa...