risa paling tidak suka kalau dia sedang berjalan dan ada seseorang yang memperhatikannya.saat ini risa sedang melangkah dari kantor dewan guru untuk kembali ke asramanya,dan dia harus terpaksa melewati kantin ikhwan dan disana banyak ikhwan yang sedang nangkring.ketika melewati kantin ikhwan risa terpaksa untuk jalan dengan menunduk,persis seperti orang yang sedang mencari koin yang jatuh,tak kalah pula dengan pacuan detak jantung risa yang sangat cepat.ketika berpapasan di depan masjid ada seseorang yang memanggil risa.
"risa".risa mendengar suara itu.suara ikhwan.
risa berhenti tanpa menoleh sedikitpun ke belakang sekedar untuk melihat siapa yang sedang memanggilnya.
karena risa tidak menoleh,sang pemilik suara itu,semakin mendekat untuk menghampiri risa.
detak jantung risa menambah kecepatan pacunya.
"sa"panggilnya lagi."maaf sebelumnya,aku cuman mau nitip ini untuk erga dari ustadz rahmat"ujar riyad sambil memberikan selembar amplop berwarna cokelat.riyad tidak berani untuk melihat ke arah lawan bicaranya,begitu halnya dengan risa.akhirnya risa membuka suara.
"ada yang perlu di bantu lagi?"tanya risa"gak enak dilihtin orang"
"tidak,syukron sa"ucap riyad dengan pandangan masih menunduk.
"afwan,kalau gitu...aku pamit dulu ke asrama,assalamualaikum"kata risa sambil berlalu,tanpa menunggu jawaban dari riyad.
"wa'alaikumussalam"jawab riyad pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Cinta Ali Dan Fatimah
RomanceMemendam perasaan tanpa harus bertutur kata.Itu lah yang dilakukan kedua insan ini,Risa&Riyad. Mendiamkan perasaan yang sudah ada, hanya itu yang mampu dilakukan mereka.ya hanya diam.tanpa ada komunikasi yang khusus untuk membicarakan tentang perasa...