"Sebegitu tidak berarti kah keberadaanku selama sepuluh tahun lalu?Sehingga seseorang yang baru kamu kenal, bisa menempati posisi yang ingin aku tempati?"Farhan Aditya Mahendra
"Gimana?udah siap?" tanya wanita paruh baya yang sedang berdiri sedari tadi disamping pemuda itu.
"Udah Ma"jawab pemuda itu."Papa mana Ma?"lanjut sang pemuda.
"Itu,udah nungguin di mobil.Yaudah yuk kita berangkat" ujar perempuan yang dipanggil 'mama' oleh pemuda itu.
"Maaf Pa udah nunggu lama".kata sang pemuda sambil menutup pintu mobil dan duduk di jok belakang dan perempuan paruh baya itu mengambil posisi disamping suaminya.
"Gimana Han,udah siap untuk ketemu Risa?"tanya papanya ketika meninggalkan halaman rumahnya.
"In Syaa Allah, Pa" jawab Farhan sambil memandang ke arah jalanan yang mulai dipadati oleh kendaraan.
Farhan hanya memandangi jalanan tanpa suara sedikitpun.Mamanya hanya melirik sesekali ke arah putranya.Farhan Aditya Mahendra,anak kedua dari dua bersaudara sama seperti halnya Risa. Farhan memiliki kakak perempuan yang sedang menempuh pendidikan di Al-Azhar,Mesir.Nindia Saputri Mahendra namanya.
"Farhan...yuk kita turun.Kita udah sampai sayang" ajak sang ibu, yang membuyarkan lamunannya.
"Assalamualaikum" ucap Dimas,papanya Farhan.
"Waalaikumsalam" dapat jawaban dari sang pemilik rumah.'krek!' suara pintu dibuka.Terlihatlah seorang pria yang memakai baju kemeja navy dengan celana panjang hitam dan seorang wanita dengan gamis abu-abu dan jilbab besarnya.Mereka menyambut kedatangan keluarga Farhan dengan senyum hangat yang tergambar dari raut wajah mereka.Rizal Widayatma Saputra, abinya Risa langsung menyambut salam hangat dari Dimas Anggara Mahendra,papanya Farhan.Begitu juga dengan Indah,umminya Risa menyambut salam hangat dari Desi,mamanya Farhan.
"Ini Farhan ya?"tanya Rizal.
"Iya Om" jawab Farhan sembari mencium tangan Rizal,abinya Risa.
"Masya Allah,makin ganteng aja ya nak Farhan" puji Indah ketika Farhan mencium tangannya.
"Makasih Tante" balas Farhan sembari tersenyum atas pujian umminya Risa.
"Yaudah,kita lanjutin ngobrolnya didalam aja ya biar lebih nyaman" ajak Rizal.
Makanan dan minuman telah tertata rapi diatas meja diruang tamu rumah Risa.
"Risa nya mana?" tanya Desi.Sedari tadi ia tidak melihat Risa.
"Sebentar ya,saya panggilkan Risa nya dulu.Dia ada ditaman belakang" jawab ummi Risa sambil berlalu ke taman belakang.
Farhan hanya terdiam,Entah apa yang ada di fikirannya saat ini. Ada rasa ingin bertemu dengan Risa,tetapi ia hanya bisa menyimpan dalam diamnya.
"Assalamualaikum Om,Tante" ucap Risa sambil mencium tangan kedua orangtuanya Farhan.Farhan hanya berani melirik dengan ujung matanya, karena dia tidak berani untuk melihat Risa dengan terang-terangan.
"Gimana kabarnya nak Risa?" tanya papanya Farhan.
"Alhamdulillah sehat Om. Om dan Tante gimana kabarnya?" tanya Risa balik sekedar basa-basi. Sekali-kali Risa melirik kearah Farhan, untung saja Farhan tidak melihat ke arahnya. Risa takut dia akan tertangkap basah oleh Farhan, dengan cepat Risa mengalihkan pandangannya.
"Alhamdulillah kami sekeluarga sehat" jawab mama Farhan.
Risa mengambil posisi duduk diantara abi dan umminya,tepat dihadapan Farhan yang sedang duduk sekarang.
Farhan merutuki dirinya sendiri, kenapa ia lebih memilih untuk diam?kenapa keadaan saat ini sangatlah berbeda dengan sepuluh tahun silam.Kebersamaan dirinya dengan Risa bagaikan debu yang diterbangkan oleh angin tanpa bekas. Farhan berfikir, pasti Risa sengaja melupakan kenangan bersama mereka dulu. Keadaan mereka saat ini seperti orang yang tidak pernah kenal sama sekali. Tetapi dugaan Farhan ternyata salah, Risa masih menyimpan rapi kenangan-kenangan bersama mereka didalam memori ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Cinta Ali Dan Fatimah
Roman d'amourMemendam perasaan tanpa harus bertutur kata.Itu lah yang dilakukan kedua insan ini,Risa&Riyad. Mendiamkan perasaan yang sudah ada, hanya itu yang mampu dilakukan mereka.ya hanya diam.tanpa ada komunikasi yang khusus untuk membicarakan tentang perasa...