Part 19

14 4 2
                                    

Kita lanjut yaa gaes...

   Saat ini Risa sedang berdo'a,mengadu,bahkan sedang curhat kepada Sang Pemilik Hati.Risa merasa bahwa saat sekarang ini lah waktu yang begitu tenang untuk mengadu segala hal kepada Allah SWT.Buliran bening perlahan-lahan mulai membasahi pipinya,isakan yang ia tahan membuat dada nya sedikit sesak.Tetapi ia begitu larut dalam curhatan dan segala keluh kesahnya.Ia tidak menghiraukan dadanya yang semakin sesak karena suara tangis yang ia tahan.

"Ya Allah,sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul diatas cinta kepada-Mu,bertemu untuk taat kepada-Mu,bersatu dalam rangka menyeru dakwah di jalan-Mu dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu.Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya.Ya Allah,abadikanlah kasih sayangnya,tunjukkanlah jalannya,dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup,lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu,hidupkanlah ia dengan ma'rifah-Mu dan matikanlah ia dalam keadaan syahid di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.Ya Allah,Engkaulah Yang Maha membolak-balikkan hati manusia,yang mengetahui setiap isi hati manusia.Ya Allah,jikalah dia memang jodoh hamba,dekatkanlah hati kami dalam keimanan dan ketakkwaan  kepada-Mu dan jika dia jodoh hamba,jagalah hati hamba hanya untuk dirinya dan jagalah hatinya hanya untuk hamba.Ya Allah Engkaulah sebaik-baik penentu segala sesuatu".Risa menumpahkan seluruh keluhan yang ada dihatinya dengan air mata yang semakin mengalir deras tanpa diperintah.

   Tetapi saat ini Risa sedang tidak di masjid,melainkan dikamarnya,Risa berfikir kalaupun ia ke masjid pasti sudah ada orang disana meskipun hanya beberapa orang saja,tetapi tetap saja Risa seperti kurang menikmati sepertiga malamnya dengan Sang Mahabbah.Dikamar ia hanya ditemani oleh temaran lampu senter,Risa sengaja tidak menghidupkan lampu kamarnya karena takut temannya akan merasa terganggu dengan cahaya lampu yang ia nyalakan.Bukannya Risa tidak ingin membangunkan teman-temannya,hanya saja ini terlalu cepat untuk membangunkan mereka.Biasanya Risa membangunkan mereka setelah Risa melaksanakan tahajjudnya.

  Pagi ini ada pengumuman baru di mading sekolah,Risa yakin pengumuman ini baru ditempel sebelum para santriwan dan santriwati berangkat ke sekolah.Sebenarnya,pengumuman itu hanya ditujukan kepada seluruh santriwan-santriwati kelas XII.Lebih tepatnya pengumuman ini berisikan tentang pelaksanaan UAM (Ujian Akhir Madrasah) yang akan dilaksanakn minggu depan.

   Ada perasaan senang yang Risa rasakan saat ini,senang karena masa jabatan OSIM tahun ini telah mereka selesaikan dengan baik,ada perasaan sedih juga yang Risa rasakan yaitu ia akan berpisah dengan teman-temannya,meninggalkan semua kenangan yang telah mereka rangkai bersama di pondok ini.Risa juga berfikir,ia juga pasti akan berpisah dengan Riyad tanpa ada kepastian sedikitpun yang ia dapatkan.Sudah tiga tahun lama nya perasaan ini masih tersimpan rapi didalam hati Risa.Ada sebuah kalimat yang datang mengetuk pintu hati Risa dan membuat Risa tersadar bahwa dia tidak boleh terlalu berharap lebih kepada ciptaan-Nya,sebaik-baik tempat berharap adalah Allah SWT.Risa tidak tahu menahu tentang Riyad yang akan melanjutkan pendidikannya ke Mesir sama seperti dirinya.

   Saat ini Risa sedang duduk dibawah pohon mangga didepan kelasnya dengan tatapan yang sulit untuk ditebak.

"Lagi ngelamunin apaan sih Sa?"tanya Rahma.

"Ngga lagi ngelamunin apa-apa kok" Risa tersadar dari lamunannya.

"Kalau ngga lagi ngelamunin apa-apa,berarti pasti lagi mikirin apa-apa kan?" goda Rahma sambil mencolek lembut hidung Risa.

"Apa-apaan sih Ra.Aku itu gak lagi mikirin apa-apa kok" elak Risa.

"Iiih...kamu mah bohong mulu"

"Udah ah...yuk balik ke kelas" ajak Risa sambil menarik lengan Rahma dan segera beranjak dari tempat duduknya.

"Sa,kalau aku perhatiin ni ya...kamu lagi kasmaran ya?"tanya Rahma dengan senyum jahilnya.

"Ini otak,mikirnya cinta mulu...pikirin ujian tu minggu depan"lagi-lagi Risa mengalihkan pembicaraan.

"Iya...aku juga ingat kali Sa.Tapi,jawab dulu dong"bujuk Rahma.

"Ngga penting Ra" jawab Risa.

"Iiih,kamu mah.Aku ngambek ni ya"kata Rahma sambil meninggalkan Risa dibelakangnya.

  Risa hanya menggeleng-gelengkan kepala nya,melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.

"Yaudah ngambek sana!" balas Risa seolah-olah tidak peduli.

"Kamu ini gimana sih Sa?bujuk kek,apa kek gitu"pinta Rahma.

"Maaf mbak,aku gada bakat di bidang itu"balas Risa lagi,kini ia pula yang meninggalkan Rahma di belakang.

Seperti Cinta Ali Dan FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang