suami yang malang

1.1K 51 0
                                    

Mendengar bahwa permintaan dari calon bayi kecebong kembarnya itu ditolak membuat Sarada memanyunkan bibirnya dengan lucu, kedua pipinya mengembung sempurna dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Entah kenapa Sarada tiba-tiba saja ingin di elus oleh Kawaki, tidak biasanya seperti ini tapi yang jelas Sarada sangat menginginkannya.

Boruto tercengang saat melihat ekspresi wajah istrinya yang terlihat sangat menyedihkan, disatu sisi Boruto tidak ingin jika istrinya mendatangkan banjir bandang tapi disatu sisi juga Boruto tidak ingin jika Kawaki mencuri perhatian dari calon bayi kembarnya. Lantas harus Boruto apakan rasa bimbang nya ini? Disumbangkan ke toko bangunan atau dipajang di museum saja?

Boruto menghela nafasnya dengan panjang, demi bayi kembarnya agar tidak ileran jadi Boruto terpaksa harus mengalah untuk kesekian kalinya karena berdebat dengan ibu hamil itu sama saja dengan berdebat dengan seorang pengacara yang handal dalam mencari celah.

"Hah.... Baiklah Kawaki kau boleh mengelus perut istri ku,"ucap Boruto sedikit ketus, melirik sejenak kearah Kawaki kemudian tatapannya kembali pada sang istri yang minta untuk ingusnya di buang. Boruto meraih beberapa lembar tisu dan langsung mengusap-usap bagian hidung istrinya yang sudah berwarna merah menyala akibat sering menangis, lihat saja matanya bisa dikatakan menjadi kembarannya panda.

"Apa kau yakin?"tanya Kawaki sedikit ragu, untuk yang kedua kalinya Boruto memberikan izin dirinya bersilahturahmi dengan sang mantan tunangan.

"Apa wajahku terlihat sedang bercanda?"tanya Boruto dengan ketus lagi, jika bukan demi istri dan juga kedua calon bayi kembarnya maka Boruto juga tidak Sudi mengizinkan Kawaki untuk berkenalan dengan janin yang masih berada didalam perut istrinya.

Kawaki tersenyum tipis menanggapinya, meskipun ini adalah hal sederhana tapi ini membuat Kawaki merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. "Terimakasih Boruto,"ucapnya dengan tulus sembari menyentuh salah satu pundak Boruto sedangkan sang lawan bicara hanya meresponnya dengan wajah yang kurang ikhlas dan juga tatapan malasnya.

Kawaki duduk didepan kedua kaki Sarada, tangannya sedikit bergetar saat melihat perut Sarada sudah cukup buncit bahkan terlihat seperti balon yang sedang menempel. Manik kelabunya itu memandang lekat wajah cantik mantan tunangannya, senyum manis Kawaki lemparkan untuknya.

"Maaf, aku hanya ingin berkenalan dengan bayi kembar mu tidak apa-apa bukan Sarada?"tanya Kawaki memastikan, sebaik mungkin ia harus bersikap sopan. Sarada hanya mengangguk sebagai jawaban 'iya', manik onyx kelam miliknya melirik ke arah sang suami yang sudah menampilkan wajah cemberut.

Sarada terkikik geli melihat suaminya memalingkan wajahnya kearah lain, Sarada tau pasti suaminya itu sedang merajuk tapi Sarada juga tidak bisa menolak permintaan kedua bayi kembarnya yang ingin di elus oleh Kawaki. Untuk menenangkan suaminya, jari-jemari mungil Sarada bejalan di atas paha sang suami kemudian menyelusup masuk kedalam tangan kekar suaminya itu.

"Boruto-kun jangan marah ya?"Boruto kembali dibuat tercengang saat istrinya menggenggam erat salah satu tangannya dan mencium punggung tangannya dengan sangat lembut. Oh astaga ini manis sekali, rasanya Boruto ingin mimisan detik ini juga.

Boruto meraih wajah Sarada kemudian menangkup kedua pipi chubby nya dengan lembut dan menatap lekat manik onyx yang begitu menawan itu. "Aku tidak marah sayang, tidak akan pernah,"ucap Boruto dengan lembut sembari mendaratkan satu ciuman pada kening istrinya dan mengelus leher jenjangnya dengan rakus.

Ekhem!

Deheman keras dari Kawaki berhasil menghentikan aktivitas penuh gula yang sedang dilakukan oleh Sarada, Boruto yang sangat percaya jika Sarada tidak akan pernah mengkhianatinya itu hanya melemparkan senyum simpul pada sang istri lalu menggenggam erat salah satu tangannya seraya menciumnya tanpa henti.

My Overprotective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang