"Duh aku telat kak" Sena langsung bangkit dari tempat tidurnya saat jam sudah menunjukkan pukul 6.40.
"Tadi dibangunin, 5 menit 5 menit terus sih" Bangchan sedang membaca buku di ruang tamunya dengan santai menatap adiknya, Bang Sena. Yang dengan cepat pergi ke kamar mandi.
"Jangan kemana mana kak"
"Tetap disitu"
Bangchan hanya tertawa kecil lalu melanjutkan membaca buku sambil meminum segelas kopi.
Tak lama kemudian, Sena keluar dengan seragamnya.
"Buatin dasi" Suruh Sena sambil memberikan seikat dasi pada Bangchan.
"Kamu ini, sudah mau SMP"
"Bikin dasi gak bisa" Bangchan langsung mengambil seikat dasi itu lalu mengalungkan dilehernya dengan cepat ia menyelesaikannya.
"Ini" Diberikannya dasi itu pada gadis berusia 12 tahun didepannya.
"Kakak mau siap siap juga, hari ini kelas siang" Ujar Bangchan.
"TUNGGU" Teriak Sena lalu Bangchan pun menoleh.
"Ikatin rambut aku" Sena langsung memberikan karet kali ini.
"Duh kalau itu kakak gak tau" Ujar Bangchan dengan pipi yang merona.
"Kak- ayo dong" Cewek itu mengejar Bangchan yang mengarahkan kakinya ke dapur dengan segelas kopinya.
"Ini gimana, Sena" Ujar Bangchan sambil kebingungan.
"Lihat youtube aja deh"
"Kakak ini kurang pergaulan ya? Masa segala urusan cewek, kakak gatau" Tanya Sena ceplas ceplos.
"Mulai berani kamu" Bangchan tertawa kecil sambil menyetopkan Video youtube itu perlahan.
"Ini gak rapi, gapapa?" Tanya Bangchan.
"Duh kak, aku udah telat nih" Sena sedang memakai kaos kakinya dan sepatunya selagi Bangchan mengikatkan rambut Sena.
"Yah, kamu gerak sih" Bangchan tertawa kecil setelahnya.
"Sabar, belajar itu butuh proses ga ada yang instan" Bangchan mulai meraih rambut Sena kembali.
"Ini sudah, tapi nanti Kakak belajar lagi" Ucap Bangchan.
"Kakak memang gak pernah berteman sama cewek" Lanjut Bangchan.
"Tapi gak sekudet itu dong kak"
"Toh nanti kakak juga nikah sama cewek"
"Anak jaman sekarang, omongannya pedas juga" Bangchan langsung membalikkan badannya sambil memasang bajunya dan bersiap ke kampus.
"Belajar darimana kamu, Sen"
"Jangan lihat" Tegur Bangchan saat menyadari mata Sena masih terbuka menatap punggungnya.
"Iya iya" Sena langsung menutup matanya setelahnya.
"Sudah" Ujar Bangchan. "Ayo cepat" Bangchan langsung meraih kunci motor yang ada dimejanya.
"Kak"
"Orang tua kita gimana kak?" Tanya Sena polos saat memakai helmnya.
Bangchan hanya diam tersentak mendengar pertanyaan itu.
"Kenapa kamu tiba tiba nanyain itu?" Diselingi tawa, Bangchan menjawab untuk berpura pura tenang.
"Sudah jelas mama kamu cantik"
"Matanya persis sama matamu" Ujar Bangchan diselingi kebohongan.
"Hidungnya juga mancung sama kayak kamu, bedanya kamu lebih pesek sedikit" Bukan Mamanya yang mirip dengan Sena, melainkan cinta pertamanya. Oleh karenanya, Sena diadopsi oleh Bangchan dari panti asuhan sejak masih berumur kurang lebih 2 tahun.
"Oh gitu ya" Cicit Sena sambil mengangguk polos seakan akan paham dengan apa yang diucapkan Bangchan.
"Tapi Mama sama Papa kemana?" Tanya Sena dan lagi lagi berhasil membuat Bangchan bungkam.
Hai gais,
Finally update huhu
Jangan lupa vote dan commentnya ya
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN • Bangchan
Fanfiction"Jangan panggil saya 'pak' kalau diluar kampus, karena saya bukan bapak kamu"