10

564 82 3
                                    

Bangchan menatap sebuah liang lahat yang ada dihadapannya.

Ia menaburkan bunga diatas liang lahat itu. Ia berlutut lalu senyuman terpancar diwajahnya.

"Apa kabar ma disana?"

"Suatu saat Bangchan bakal bawa Sena kesini"

"Kenalin sama mama"

"Ditunggu aja ya, ma" Ia meraba batu nisan itu sambil tersenyum kecil.

"Janji" Ia mengacungkan jari kelingkingnya lalu tersenyum tipis.

*****

Hari ini Bangchan ke kampus untuk mengajar kelas malam. "Ingat ya semuanya, selasa ulangan"

"Persiapkan diri kalian baik baik, saya tidak mau tau apapun alasan kalian"

"Kalau gitu, ada pertanyaan?" Seluruh siswa siswi hanya menggeleng bahkan beberapa asik bermain HP.

"Ya sudah kalau begitu, have a nice day"

Dosen itu meninggalkan kelas terlebih dahulu sebelum mahasiswa atau mahasiswinya.

"Ayo pulang" Ujar cewek itu sambil menepuk bahu Yeji yang masih menyimpan barang barangnya.

"Loe duluan aja"

"Okee, gue duluan ya" Cewek itu tersenyum lalu menggendong tasnya dipundak kanannya. Begitu ia ke luar, Hujan malah turun.

Cewek itu langsung menghela nafas lalu memakai tasnya untuk menutupi alas kepalanya. Ia langsung berlari menuju halte.

"Pada kemana sih? Udah malam gini kok belum jemput" Cewek itu menatap jam tangannya di halte dimana ia hanya sendirian disana.

"Nah itu dia, panjang umur"

"Baru diomongin sudah datang" Cewek itu menatap mobil hitam dengan jenis yang sama dengan mobil Kakaknya itu.

"Kak Gio udah-" Cewek itu bergegas ingin menaiki mobil itu. Tiba tiba kaca mobil pun diturunkan, betapa kagetnya ia menatap Bangchan yang sudah ada didalamnya.

"Pak-"

"Maaf saya kira ini mobil kakak saya" Gadis itu langsung mundur ke belakang menjauhi mobil itu.

"Naik" Ucap Bangchan tegas.

"Saya sudah mau dijemput, Pak" Ujar cewek itu menghindar.

"Kamu gak lihat ini lagi hujan"

"Dan ini sudah pukul 21.25 malam" Bangchan langsung menuruni mobilnya dan membuat gadis itu kaget.

"Pak hujan, pak"

"Ngapain turun, mana gak pakai payung"

"Gak usah repot repot, sebentar lagi kakak saya jemput"

"Kamu maunya saya gimana?" Cowok itu membuka pintu mobilnya agar gadis itu segera masuk.

"Bapak gak usah repot repot, sebentar lagi-" Jari telunjuk cowok itu langsung berada didepan bibir gadis itu.

"Kalau kamu bicara terus, mau sampai kapan kita kehujanan begini?"

"Ya udah deh" Gadis itu pun memasuki mobil Bangchan. Bangchan langsung duduk mematikan AC mobil itu. Ia menaikkan lengan bajunya dan merapikan rambutnya yang basah akibat hujan.

"Pakai sabuk pengaman kamu" Seperti biasa, jiwa bapak bapak Bangchan pun muncul kembali.

"Kalau kamu kecelakaan, kamu tertinggal pelajaran dan saya yang pusing harus mengejar materi ketertinggalan kamu" Cewek itu akhirnya memakai sabuk pengamannya lalu mengeluarkan HPnya dan mengetik pesan singkat untuk mengabari keluarganya.

"Iya pak" Cewek mengiyakan lalu menyimpan HPnya. Mereka berdua tidak ada percakapan setelahnya.

"Dimana rumah kamu?" Bangchan langsung memecahkan keheningan.

"Tinggal belok kiri"

"Setelah lurus sampai ujung, lalu belok kanan"

"Berhenti didekat rumah pagar putih aja" Jawab Gadis itu.

Cowok itu hanya menuruti arahan dari gadis itu. Gadis itu memandangi wajah Bangchan beberapa detik.

"Kenapa kamu lihat lihat saya?" Tanya Bangchan. Cowok itu hanya menatap jalan namun bisa merasakan bahwa gadis disampingnya menatap kearahnya.

Cowok disebelahnya kali ini berbeda dengan saat ia mengajar. Ia memakai kemeja putih dengan lengan dinaikkan keatas. Jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangannya nampak mahal dan bersinar. Rambutnya juga terlihat berbeda karena terkena air hujan.

Gadis itu pun menatap kedepan tanpa jawaban. "Bagaimana kuliah kamu?"

"Ada kendala?" Tanya Bangchan lagi lagi memecahkan keheningan.

Cewek itu menggeleng kaku. Ia menatap Bangchan canggung.

"Saya gak akan ngapa ngapain kamu jadi gak perlu khawatir"

Bangchan tiba tiba menghentikan mobilnya didekat rumah Gadis itu. "Pak"

"Kenapa berhenti disini?"

"Ini masih lumayan jauh dari rumah saya" Ucap Gadis itu.

"Saya sudah lapar, saya isi bensin dulu" Jawab cowok itu asal dan berhenti didekat rombong abang jualan bakso.

"Turun" Cowok itu membukakan pintu untuk cewek itu sebelum berlalu menuju tempat duduk didekat rombong bakso itu.

"Bang baksonya 2"

"Yang satu gak pakai daun bawang" Ucap Bangchan. Kedua mata cewek itu membesar, bagaimana caranya cowok itu tau, kalau dirinya tidak suka daun bawang.

"Gimana bapak tau? Saya gak suka daun bawang"

"Sejak SMA kamu memang tidak suka daun bawang, bukan?" Ujar dosen itu menatap cewek itu dalam dalam.

Cewek itu menganggukan kepalanya. "Emang kita pernah satu sekolah?"

"Saya gak pernah lihat bapak"

"Kamu mungkin lupa sama saya, tapi saya gak pernah lupa sama kamu" Senyuman terukir diwajahnya setelahnya.




Hai gais,
Jangan lupa divote dan baca part atau ceritaku yang lainnya ya
Terimakasih :)

DOSEN • BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang