12

524 84 1
                                    

"Maaf, maksud saya bukan untuk membuat kamu terkejut" Ucap Bangchan kaku setelah menatap keterkejutan cewek itu.

"Kamu tidak perlu jawab sekarang untuk ini" Bangchan tersenyum lalu mengelus rambut cewek itu perlahan.

"Fokus saja pada kuliah kamu"

"Tapi saya cuman minta satu"

"Setelah ini, jangan menjauhi saya" Bangchan tersenyum kembali.

"Jangan hanya karena kamu menolak saya, kamu menjauhi saya"

"Menyatakan perasaan itu gak semudah yang kamu bayangkan"

"Saya janji akan tetap profesional karena bagaimanapun kamu masih mahasiswi saya"

Gadis itu hanya mengangguk kaku. Dosen itu beranjak dari tempat duduknya mendahului cewek disampingnya. Ia mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Gapapa, ambil aja kembaliannya bang" Ujar Dosen tampan itu setelah memegang tangan abang yang berjualan bakso itu.

"Makasih banyak den" Dosen itu hanya mengangguk kecil.

"Ayo" Cowok itu melambai lambaikan tangannya dihadapan cewek itu setelahnya.

"Saya antar kamu pulang" Ia memutar mutar kunci mobil tersebut.

"Ayo" Cewek itu tidak berkutip karena ia masih melamun.

"Mau sampai kapan kamu disini?" Lamunan cewek itu pun pecah akibat kata kata Bangchan itu.

"Pak"

"Belok kiri setelah ini" Ucap Gadis itu memecahkan keheningan diantara mereka dan dibalas anggukan oleh Pak Dosen itu.

"Santai saja, saya gak akan melamar kamu besok"

"Saya akan lamar saat kamu siap"

"Gak perlu kaku sama saya, saya bukan kanibal"

"Saya masih makan nasi"

"Sudah stop disini aja pak" Gadis itu hanya diam. Ia menatap tangan cowok itu yang tepat direntangkan beberapa sentimeter didepan dadanya saat cowok itu menginjak rem. Bangchan dengan mendadak menginjak pedal rem mobil itu.

"Bapak mau ngapain?" Gadis itu langsung menyilangkan tangannya di dadanya.

"Bapak mau macam macam?"

"Hei" Panggil cowok itu menatap ke arah gadis itu.

"Harusnya saya yang tanya kamu"

"Kamu ngagetin saya"

"Ini kan masih pertigaan"

"Kenapa gak berhenti didepan rumah kamu?" Tanya Bangchan.

"Disini aja pak, selamat malam" Gadis itu memutar bola matanya malas lalu langsung melepas safety belt. Ia turun dari mobil tersebut.

Gadis itu berjalan menuju rumahnya namun mobil itu tidak kunjung pergi. Mobil itu malah mengikutinya dari belakang.

"Bapak ngapain ikutin saya?"

"Saya kan pernah bilang, keselamatan anak didik saya itu tanggung jawab saya" Ujar cowok itu yang bisa didengar oleh gadis itu karena dosen itu membuka kaca mobilnya.

"Bilang aja bapak mau tau rumah saya, iya kan?" Tanya Gadis itu.

"Saya sudah tau rumah kamu sejak SMA" Ucap Dosen itu dengan tangan kanan memegangi setir mobil.

"Tinggal belok kanan sudah rumah kamu, bukan?"

"Yang warna putih pagar abu abu?"

"Kenapa gak bilang daritadi pak?" Tanya Gadis itu.

"Jadi saya gak perlu ngarahin"

"Terus bapak tau darimana? Rumah saya"

"Kamu tidak ingat? Saya dulu pernah kerja kelompok dirumah kamu?" Tanya Dosen itu.

"Saat disuruh buat kerajinan tangan"

"Tenang, saya bukan stalker kamu" Jawab Cowok itu.

"Saya dulunya hanya cowok culun yang suka baca buku"

"Sekarang kamu sudah ingat sama saya?"
                             

Cerita ini tidak berkaitan dengan kehidupan nyata/pribadi idol terkait.

Ini hanya fiksi dan imajinasi penulis.

Jangan lupa vote, comment dan baca part atau cerita aku yang lainnya ya.

DOSEN • BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang