Part 22

2.5K 186 9
                                    

Saat ini Salina, Arthur, Christopher, Gilang dan juga Lorenzo sedang berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Arthur. Jadi setelah prank sang ayah yang membuat Arthur pulang ke rumah, kini ia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama adik-adiknya. Sekarang tujuan mereka adalah menuju ke pusat perbelanjaan atau bisa dibilang mall. 

"Kak Arthur, mallnya masih jauh ya?" tanya Salina. 

"Bentar lagi princess, ini udah mau sampai kok" jawab Arthur. 

"Ok kak" balas Salina. 

"Huh, kak Arthur kalau sama Salina aja lembutnya  minta ampun. Lha kalau sama kita, boro-boro lembut. Senggol sikit langsung meledak" ucap Lorenzo. 

"Di depan ada halte bus. Kamu mau kakak turunin di sana?" balas Arthur kepada Lorenzo. 

"Cih, serius amat. Bercanda doang ini kak" ucap Lorenzo. 

"Hahahaha, rasain tuh. Makanya kalau bercanda tu jangan sama si kulkas. Entar digebukin tau rasa kamu" ucap Gilang. 

"Hahahaha, bener tu apa kata Gilang. Udah tau kak Arthur orangnya gitu, masih aja kamu gangguin" timpal Christopher. 

"Iya, iya. Ga lagi deh" jawab Lorenzo dengan wajah memelas. 

"Hahahaha. Mukanya kak Lorenzo lucu" ucap Salina. 

"Ih, kok Salina juga ikutan sih" ucap Lorenzo. 

"Hehehe, maaf kak. Abisnya muka kakak lucu sih" balas Salina. 

Akhirnya perjalanan mereka menuju ke mall diisi oleh canda tawa. Diam-diam Arthur tersenyum melihat kebersamaan antara dirinya dan juga adik-adiknya, ia berharap agar kebersamaan mereka dapat terus terjadi seperti sekarang ini. 

Sekarang mereka sudah sampai di mall dan saat ini mereka sedang menuju ke timezone sesuai dengan keinginan Salina. 

 "Kakak, kakak, Salina mau main ke sana boleh ga?" tanya Salina. 

"Boleh dong, ayok" jawab Christopher. 

Sebelum bermain mereka mengantri untuk membeli kartu terlebih dahulu. 

"Oke, ini kartunya udah. Saatnya kita mainnn!!" ucap Lorenzo bersemangat. 

"Yeayyy" ucap Salina tak kalah semangat. 

Memang yang paling exited bermain hanya Salina, Lorenzo dan Gilang saja, sedangkan Arthur dan Christopher sudah tidak terlalu suka bermain di timezone lagi. 

"Woahhh, ayok kak, semangat, itu, itu, Salina mau yang itu" ucap Salina sembari menunjuk ke arah boneka beruang berwarna pink. 

Ya, memang mereka saat ini sedang memainkan mesin pencapit  yang kebetulan menarik perhatian Salina maupun Lorenzo dan Gilang. 

"Ayo zo, itu dikit lagi kena, kiri, kiri" ucap Gilang. 

"Oke, oke" jawab Lorenzo. 

"Oke, capit sekarang Zo" ucap Gilang. 

"Oke" jawab Lorenzo. 

Lorenzopun menekan sebuah tombol berbentuk bulat dan pencapit itupun mulai turun ke arah boneka yang diinginkan Salina. 

Daaannnn, HAP, boneka tersebut berhasil tercapit dan Salina yang melihat itu tampak senang sekali seperti mendapatkan lotre yang berjumlah triliunan rupiah. 

"Yeayyy, makasih kak Lorenzo. Bonekanya bagus banget." ucap Salina. 

"Hehehe, siapa dulu dong yang main, Lorenzo" ucap Lorenzo  bangga. 

"Mau main lagi apa udahan nih?" tanya Gilang. 

"Kayaknya udahan deh, Salina udah capek." ucap Salina. 

"Iya nih, aku juga" Balas Lorenzo. 

"Oke deh" Jawab Gilang. 

Akhirnya mereka berlima keluar dari tempat bermain itu dan sekarang mereka pergi untuk membeli minuman karena merasa haus sehabis bermain tadi. 

"Kalian mau beli yang mana?" tanya Arthur saat mereka sudah sampai di lorong yang berisi berbagai macam minuman. 

 "Eummm, aku mau susu kotak yang rasa coklat aja kak" Ucap Salina. 

"Aku sprite aja." ucap Christopher. 

"Aku samain aja, kamu Zo?" tanya Gilang. 

"Coca cola aja deh" jawab Lorenzo. 

"Ok, ada lagi yang mau di beli?" tanya Arthur. 

Mereka kompak menggelengkan kepala mereka menjawab pertanyaan Arthur. 

Karena sudah tidak ada yang ingin dibeli lagi, sekarang mereka sedang menuju ke kasir untuk membayar minuman yang mereka ambil tadi. 

Setelah membayar, kini mereka sedang menuju ke perpustakaan karena Lorenzo dan juga Gilang ingin membeli beberapa buku untuk keperluan sekolah mereka. Setelah selesai membeli buku-buku yang mereka butuhkan, kini mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran mall. 

Saat dalam perjalanan menuju ke parkiran mall, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan penuh dendam atau lebih tepatnya Salina. 

"Awas saja kau jalang kecil. Aku tidak akan membiarkanmu merasa bahagia sedangkan aku menderita sendirian." ucapnya dengan tangan yang terkepal kuat serta tatapan mata penuh dendam. 

###################################

Hai guyssss, gimana sama part kali ini? pada suka ga? kalau suka jangan lupa klik tombol bintang di bawah dan juga berikan komentar kalian. 

See you in the next part, babaiiiiii  

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang