Part 1

28.3K 1K 9
                                    

"AAAAAAA" lalu semuanya berubah gelap.

###############################

Karena kecelakaan kecil yang sebenarnya tidak terjadi itu, banyak orang yang melihat kejadian tersebut dan segera berkerumun, melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Terlihat seorang pria paruh baya keluar dari mobil tersebut dan segera menghampiri kerumunan orang tersebut untuk melihat orang yang tanpa sengaja ia tabrak tadi.

Dilihatnya seorang anak perempuan terbaring tak berdaya di atas aspal dengan darah yang bercucuran di kepalanya. Entah mengapa perasaannya sangat khawatir melihat anak tersebut dengan kondisi yang lumayan mengenaskan.

Digendongnya anak tersebut dan dibawanya ke rumah sakit.

Skip (rumah sakit)

Setelah sampai di rumah sakit, Salina pun segera ditangani oleh dokter di ruang UGD. Terlihat raut khawatir dari wajah pria tersebut. Ternyata ia tak sendiri, disana ada istrinya yang juga menunggu dengan khawatir. Entah mengapa mereka merasa dekat dengan anak tersebut. Mereka merasa bahwa mereka seperti punya ikatan batin dengan anak tersebut. Mereka khawatir akan kondisi anak tersebut, mereka merasa sakit melihat kondisi anak tersebut. Entah perasaan apa yang mereka rasakan pada anak itu. Yang pasti mereka merasa sangat dekat dan sangat khawatir akan kondisi anak tersebut.

Terlihat lampu ruang UGD yang tadi menyala sekarang sudah redup. Terlihat seorang dokter yang keluar dari ruang operasi dengan keringat yang bercucuran di wajahnya.

"Bagaimana kondisinya dokter?" ucap mereka dengan khawatir. "Kondisinya tadi memang lumayan mengkhawatirkan dengan kondisi kepalanya yang berdarah, namun sekarang sudah tak apa." ucap dokter tersebut dengan name tag 'Ronald .D'.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu tuan, nyonya." ucapnya sembari membungkuk hormat dan segera pergi untuk menangani pasien yang lainnya juga.

Setelah kepergian dokter itu hanya keheningan yang terjadi di antara keduanya. Mereka bingung, apakah mereka harus masuk? Atau tidak?.

Tak lama kemudian ponsel sang pria berbunyi. "Halo" ucapnya. "Dad, daddy lagi dimana? Kok belum pulang?" tanya orang yang tadi menelponnya. "Iya,sebentar lagi daddy sama mommy akan pulang" ucap pria tersebut. Lalu telpon diantara keduanya pun terputus.

"Siapa yang telpon dad?" tanya istrinya. "Arthur mom" ucap pria paruh baya tersebut. Istrinyapun hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Pria paruh baya dan istrinya tadi adalah tuan dan nyonya Samuel. Siapa yang tidak mengenal keluarga Samuel. Keluarga terpandang yang memiliki cabang perusahaan dimana-mana. Bukan hanya di dalan negri tetapi juga luar negri.

Dan yang tadi menelpon adalah anak pertama keluarga Samuel. Arthur Steven Samuel, Anak pertama dari Gabriel Samuel dan Cordelia Thea samuel, pria dan wanita paruh baya tadi.

Setelah sekian menit merekapun akhirnya memutuskan untuk mengecek keadaan anak tersebut. Ternyata saat mereka masuk, anak tersebut sudah sadar dari pingsannya.

SALINA POV

"eughh" lenguhku sambil memegang kepalaku yang terasa sedikit sakit. 'Dimana aku?' tanyaku di dalam hati. Aku merasa asing dengan tempat ini. Semua dindingnya berwarna putih dan bau obat - obatan langsung tercium di dalam ruangan ini. Akupun melihat ada jarum infus di tanganku. Sepertinya aku di rumah sakit.

Akupun berusaha untuk menggapai air karena rasa haus yang mendera tenggorokanku. Namun aku mendengar langkah kaki seseorang dan pintu yang perlahan - lahan terbuka.

"Hey nak, apakah kau butuh air? Sebentar ya" ucap seorang wanita yang tidak aku ketahui namanya. Ia pun membantuku untuk meminum air.

Namun aku merasa sedikit risih dengan tatapan intens dari pria tersebut.

SALINA POV END

Karena merasa risih dengan pandangan pria itu, Salina pun bertanya kepada pria tersebut "tuan, nyonya, kalian siapa? Dan kenapa saya bisa ada di sini?" tanya Salina pada mereka.

"Oh ya, kita belum berkenalan ya nak. Namaku adalah Cordelia Thea Samuel dan ini suamiku Gabriel Samuel. Kami tadi tak sengaja menabrakmu. Maafkan kami ya nak." ucap Cordelia.

"Oh, iya. Tidak apa - apa nyonya. Kan kalian tidak sengaja." ucap Salina dengan polosnya. Gabriel dan Cordelia menjadi gemas sendiri dengan kepolosan yang dimiliki oleh Salina.

"Oh ya nak, siapa namamu? Dan kenapa kau bisa berada di luar malam - malam begini? Apa kamu tersesat?" tanya Gabriel.

Salina yang mendengar pertanyaan Gabriel pun tersenyum sendu. "Ibuku sudah tak menginginkanku lagi. Ia mengusirku dari rumah. Hiks, hiks, dia,dia membuangku hiks,hiks" ucap Salina yang tak mampu membendung tangisnya lagi.

Ia terisak pelan sembari menunduk. Gabriel dan Cordelia yang mendengarnyapun merasa sangat kasihan padanya. Mereka merasa seperti ada ribuan jarum yang menikam tepat di hati mereka setelah mendengar perkataan Salina.

Cordelia bahkan juga ikut menangis dan memeluk Salina dengan penuh kasih sayang. Ia merasa seperti mengalami penderitaan gadis kecil tak berdosa yang ada di pelukannya saat ini.

Setelah acara tangis yang terjadi tadi, merekapun berkenalan dan saling bercengkrama bagaikan keluarga yang sangat bahagia. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 22.00. Sebenarnya waktu jenguk hanya sampai pukul 20.00. Tapi karena rumah sakit ini adalah milik keluarga Samuel, jadi mereka bisa bebas keluar masuk rumah sakit.

"Sayang, mommy sama daddy pulang dulu ya. Besok kami akan kemari untuk menjengukmu lagi ya. Nanti akan ada suster yang menemanimu di sini." Ucap Cordelia.

Gabriel dan Cordelia memang sempat menyuruh Salina untuk memanggil mereka dengan sebutan mommy dan daddy saja. Setelah mereka pergi susterpun datang untuk menemani Salina.




****************************************
Hay guys, gimana nih sama ceritanya?
Kasih komennya ya guys supaya aku bisa liat cerita aku dari sudut pandang kalian juga. So, jangan lupa vote dan komen ya

See you 😊😊😊

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang