Part 8

21.2K 862 52
                                    

Hari ini adalah hari pertama Salina sekolah di Samuel School, sekolah yang dibangun oleh keluarga Samuel. Sekolah tersebut merupakan sekolah elit dimana kualitas guru dan fasilitas sekolah sangat diperhatikan. Rata-rata murid yang bersekolah disana adalah anak dari orang yang berada.

Salina yang baru saja tiba di sekolah barunya setelah sarapan tadi merasa sangat kagum karena sekolah ini 3 kali lebih luas dari sekolah lamanya dulu. Maklum karena dulu ia bersekolah dari hasil jerih payahnya berjualan di pinggir jalan. Namun, kini hidupnya sudah berubah jauh lebih baik dibandingkan dulu. 

"Salina" Panggil Lorenzo.

"Iya kak? " Jawab Salina.

"Yuk sekarang kita masuk. Kakak bakalan anterin kamu ke ruang kepala sekolah. " Ucap Lorenzo. 

"Gausah kak gapapa. Kakak langsung ke sekolah kakak aja. " Balas Salina.

"Hehe. Kamu lucu banget deh. Kakak juga sekolah disini tau. Cuman nanti kita beda gedung. Kamu disebelah kiri kakak di sebelah kanan. " Terang Lorenzo.

"Ooooo gitu. Yaudah deh kak, yuk" Ajak Salina dengan semangat.

"Hehe, semangat banget sih. Ga sabar ketemu teman baru ya? " Ucap Lorenzo.

"Iya dong kak." Jawab Salina.

"Yaudah yok". Merekapun segera berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Saat sampai di ruang kepala sekolah Lorenzo pun mengetuk pintu kepala sekolah.

" Masuk" Terdengar suara dari dalam ruangan tersebut.

Lorenzo beserta Salina pun masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Pagi om. Nih Lorenzo mau nganterin Salina ke ruang kelasnya. Ada dimana ya?? " Tanya Lorenzo.

"Ohhhh, ini ya yang namanya Salina. Salam kenal ya nak." Sapa kepala sekolah yang bernama Arjun itu.

"Iya Pak. Trimakasih. " Balas Salina dengan tersenyum.

"Ok. Kelas kamu itu 4A ya. " Ucap pak Arjun.

"Baik Pak. Kalau gitu saya antar adik saya dulu. Permisi pak. " Pamit Lorenzo.

Pak Arjun selalu kepala sekolah hanya mengangguk mengiyakan karena diapun tidak dapat berbuat apa-apa pada cucu pemilik sekolah tersebut atau dia akan dipecat dari pekerjaannya itu.

"Nah Salina, ini kelas baru kamu. Gih masuk" Ucap Lorenzo.

"Iya. Kakak juga lah. Ntar telat lho. " Ucap Salina

"Udah terlanjur telat juga sayang. Mending kakak temenin kamu bentar. Ga ada penolakan. " Ucap Lorenzo.

Salina pun hanya pasrah mengikuti ucapan kakak sepupunya itu. Lagipula tidak ada gunanya juga jika ia melawan. Kakaknya itu pasti akan tetap menang dengan dukungan dari semua anggota keluarga. Kadang itu terasa sedikit menyebalkan.

Karena melihat Salina yang pasrah saja pun segera mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

"Masuk" Terdengar suara seorang wanita dari dalam kelas tersebut.

Karena mendapatkan izin untuk masuk Lorenzo pun membukakan pintu untuk sang adik agar dapat masuk.

"Selamat siang bu" Sapa Lorenzo.

"Oh, iya nak silahkan. Ada keperluan apa ya? " Tanya seorang wanita yang bernama tag Anne itu.

"Saya mau mengantarkan adik saya bu" Ucap Lorenzo.

"Adik? " Terlihat sekali raut bingung dari wanita yang sudah menginjak usia 30 tahun itu.

"Oh iya. Silahkan masuk nak" Ucap Bu Siska yang seketika ingat pemberitahuan yang diberitakan saat rapat guru kemaren.

"Trimakasih bu. Ayo Salina" Ucap Lorenzo.

"Ayo nak. Sekarang perkenalkan nama kamu. " Pinta bu Anne.

"Baik bu. Selamat pagi teman-teman. Perkenalkan nama aku Salina. Semoga kita bisa berteman ya. " Ucap Salina memperkenalkan dirinya.

"Hai juga Salina. " Balas teman-teman sekelasnya.

"Ok anak-anak. Apakah ada yang mau ditanyakan pada Salina? " Tanya bu Anne.

"Saya bu" Ucap anak laki-laki yang berambut keriting itu.

"Iya silahkan" Jawab bu Anne.

"Kamu udah punya pacar belum? " Tanya anak tersebut.

Lorenzo dan Bu Siska yang mendengarnya pun merasa terkejut seraya menganga. Bagaimana bisa seorang anak kelas 4 SD bertanya hal seperti itu.

'Dasar kids jaman now. Kasik tau bang Arthur sama yang lain ah nanti. ' ucap Lorenzo dalam hati.

Mereka sebelumnya memang sudah sepakat akan memberikan informasi tentang Salina selama di sekolah.

Sedangkan Salina yang sedari tadi berada di sana pun merasa bingung. "Pacaran itu apa? " Tanya Salina.

Mereka semua membelalakkan matanya merasa lebih terkejut dengan pertanyaan polos dari Salina. Hari gini masa masih ga tau apa arti pacaran.

"Eh, sudah-sudah sekarang Salina silahkan duduk di samping Karin. Yang bernama Karin silahkan angkat tangan." Ucap bu Anne menengahi sebelum pertanyaan yang semacam itu ditanyakan lagi.

"Saya bu" Ucap Karin yang ternyata duduk di pojok kelas. Tepat disamping bangku anak yang menanyakannya tentang pacaran tadi.

Salina yang sudah tau dimana ia harus duduk pun segera menuju tempat duduknya itu.

"Hai. Nama aku Karin Isabella. " Ucap Karin berkenalan dengan Salina.

"Hai juga. Nama aku Salina Roosevelt Samuel. " Jawab Salina.

"Hai nama aku Randy Alaska. " Sapa Rendy.

"Hai. Aku Salina. " Balas Salina.

"Salina, kamu mau ga jadi teman kami? " Tanya Karin.

"Emmm, boleh. " Ucap Salina.

"Yeayyyy, akhirnya kita nambah 1 temen lagi. Jadi kita bertiga deh. " Ucap Rendy dengan senang.

Mereka pun tertawa bersama karena kekonyolan Rendy.

############################

Hai guysssss. Segini dulu ya ceritanya. Nanti aku updet lagi kalau aku udh dapat ide lagi.

Soooo, jangan bosen ya baca cerita aku.

See you😘😘

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang