Part 24

2K 176 15
                                    

Cordelia dan Clarissa memasuki kediaman Samuel dengan tergesa-gesa, para maid serta anggota keluarga Samuel yang lain merasa bingung melihat Cordelia dan Clarissa yang pulang dengan tampilan acak-acakan. Namun Cordelia dan juga Clarissa tidak perduli, saat ini yang ada dalam pikiran mereka hanyalah mengumpulkan seluruh keluarga agar mereka dapat segera menemukan keberadaan Salina saat ini. 

"Cordelia, Clarissa, apa yang terjadi? Kenapa kalian pulang dengan keadaan seperti itu? Apa terjadi sesuatu?" tanya Samuel. 

"Pah, Salina pah, Salina" saking paniknya Cordelia sampai tidak mampu melanjutkan perkataannya, pikirannya sangat kalut memikirkan keadaan putrinya yang dibawa pergi secara paksa oleh orang tidak dikenal. 

"Salina diculik pah, tadi saat kami sedang berolahraga bersama tiba-tiba ada lima orang pria dengan pakaian berwarna hitam datang dan mereka menculik Salina. Kami tidak bisa mengabari kalian langsung karena ponsel kami tertinggal di rumah jadi kami segera menuju ke sini." ucap Clarissa menahan tangisnya. 

BRAK, "KURANG AJAR, BERANI-BERANINYA MEREKA MENCULIK PUTRIKU" teriak Gabriel marah. 

"Sabar kak, tenangkan diri kamu. Jangan terbawa emosi, sekarang kita harus segera menemukan lokasi Salina sebelum mereka membawanya semakin jauh. Waktu kita tidak banyak" Ucap Gabriello berusaha menenangkan Gabriel. 

Arthur yang mendengar penjelasan dari tantenya mengepalkan tangannya, perasaan marah, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu. Ia merasa marah pada mereka yang berani-beraninya menculik Salina, sepertinya  mereka tidak tau apa akibat yang akan mereka dapat jika berani menyentuh satu-satunya putri keluarga Samuel. Ia juga merasa sedih dan kecewa karena sekali lagi ia gagal menjaga adik perempuannya. Namun kali ini ia tidak akan tinggal diam, akan Arthur pastikan bahwa orang yang menculik Salina akan mendapatkan balasannya baik melalui jalur  hukum atau dia yang akan menghukum mereka sendiri. 

"Biar Arthur yang melacak lokasi Salina saat ini. Kalian tenang saja. Akan Arthur pastikan orang itu tertangkap dan mendapatkan balasannya." ucap Arthur berapi-api. 

"Daddy akan bantu kamu" ucap Gabriel. 

"Papi juga, tenang aja kita pasti bisa menemukan lokasi Salina" ucap Gabriello optimis. 

Arthurpun menganggukkan kepalanya dan mereka sekarang sedang menuju ke salah satu ruangan khusus yang ada di kediaman Samuel. Ruangan itu biasanya mereka gunakan untuk menyelidiki musuh-musuh keluarga Samuel dan juga mengawasi  beberapa pekerja yang mereka rasa mencurigakan selama bekerja di kediaman Samuel. 

Saat mereka sampai di ruangan khusus tersebut mereka langsung duduk di tempat masing-masing dan jari mereka mulai bergerak dengan lincahnya  di atas keyboard agar mereka dapat segera menemukan lokasi Salina. 

Sedangkan di sisi lain..........

Salina kini tidak tau dia ada dimana, yang jelas saat ini ia berada di sebuah ruangan yang tampak kotor dan tidak terawat. Tubuhnya didudukkan di sebuah kursi dan tubuhnya diikat dengan kuat sampai tangan dan kakinya terasa sakit. Ia tidak tau sudah berapa lama dia ada di ruangan ini, yang jelas tadi ia diculik dan mulutnya  dibekap dengan sebuah kain setelah itu gelap dan saat terbangun ia sudah ada di ruangan ini dengan kondisi yang terikat kencang. 

'Daddy, Mommy Salina takut. Di sini gelap dan ga ada siapa-siapa' ucap Salina dalam hati. Air matanya mengalir deras. Ia benar-benar sangat takut sekarang, ia sudah mencoba berteriak meminta pertolongan namun tidak ada yang merespon sama sekali. Tenggorokannya sekarang terasa sakit karena terus berteriak.

Sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah, mau berteriak sekuat apapun tidak ada yang akan menolongnya. Saat ini harapannya hanya keluarganya, semoga ayah serta kakak-kakaknya dapat segera menemukan keberadaannya dan menolongnya. 

Tubuh Salina terasa sangat lemas saat ini. Ia merasa haus dan lapar karena ia belum makan apapun dari pagi. Tiba-tiba terdengar suara seperti ada orang yang membuka pintu dari luar. 

"Tolong, tolong Salina" ucap Salina pelan dan tak bertenaga. 

Ia sudah tidak mampu berteriak lagi karena tenaganya sudah habis dan pandangannya mulai memburam. 

"Hahahaha, bagaimana rasanya terkurung di sini hm? Apakah menyenangkan?" tanya seorang wanita dengan seringaiannya yang menyeramkan. 

"I-i-ibu?" ucap Salina saat melihat wanita itu. 

Ya, wanita itu adalah Tara Swan, ibu angkat yang selama ini menyiksanya baik secara fisik maupun mental. 

###############################

Hai guys gimana sama part kali ini? Seru ga? Udah mendekati ending lho. 

Masih pada inget ga nih sama karakter Tara Swan? Kalau misalnya udah ga terlalu ingat atau udah lupa bisa baca ke prolog atau part 1 ya. Soalnya emang karakter ini aku ga terlalu munculkan. Jadi wajar sih kalau seandainya kalian udah lupa karena memang Tara ini hanya muncul di awal cerita aja, pas pertengahan udah engga lagi. 

Oke deh segini dulu ya  untuk part kali ini, maaf kalau pendek :) see you in the next part babaiiiii 

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang