Part 11

14.5K 578 11
                                    

Pagi hari ini diawali dengan kehebohan antara Cordelia dan Clarissa yang ingin memasakkan makanan kesukaan Salina.

"Dulu itu pas hamil Salina aku paling sering ngidam udang. Pasti Salina sukanya udang deh. " Ucap Cordelia pada Clarissa.

"Oooo, oke mbak. Ayo kita buat tumis udang aja. " Balas Clarissa dengan semangat.

Merekapun segera memasak karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.30. Itu berarti 30 menit lagi sudah waktunya untuk Sarapan.

Akhirnya tepat pukul 06.00 makanan sudah tersaji di depan meja makan. Para anak anak dan pria di keluarga Samuel sekarang sudah berkumpul di meja makan. Tentunya dengan Salina yg juga ikut sarapan karena akan pergi ke sekolah.

"Ayo sayang makan ini. Ini udang tumis buat kamu. Semoga kamu suka ya. Soalnya seingat mommy dulu pas hamil kamu paling sering ngidam ini. Iya kan dad? " Ucap Cordelia.

"Betul itu. Dulu pas mengandung kamu itu mommy kamu ya paling sering ngidam udang. Apalagi udang tumis. Pernah sekali Daddy harus keluar tengah malam cuman buat cari udang tumis yang diminta sama mommy kamu ini. " Cerita Gabriel pada Salina.

"Oooo, kalau gitu Salina cobain dulu ya udang nya. " Ucap Salina.

Salina pun mengambil nasi dan lauk dibantu oleh Cordelia. Saat Salina mencoba udang tumis tersebut. Tiba-tiba tubuhnya terasa panas dan napasnya terasa sesak.

"Mom, dad, ke-ke-kenapa, ne-ne-napas Salina te-te-terasa sesak. " Ucap Salina putus putus karena sesak yang menggerogoti dadanya.

Semua orang yang ada disitu pun merasa panik luar biasa. Merekapun segera membawa Salina ke rumah sakit keluarga Samuel.

*skip rumah sakit*

Saat sampai di rumah sakit Salina pun segera dibawa ke UGD (Unit Gawat Darurat) untuk ditangani oleh dokter segera.

Cordelia yang melihat kejadian itupun syok bukan main.

"Mas, ini semua salah aku. Salah aku yang ga tau Salina alergi apa, salah aku yang ga tau dia sukanya apa. Semua salah aku mas. " Ucap Cordelia sembari menangis.

"Engga sayang. Ini bukan salah kamu. Kita semua sama-sama ga tau kalau Salina alergi udang. Jadi kamu jangan salahin diri kamu sendiri ya. " Ucap Gabriel.

"Iya mom. Ini semua bukan salah mom kok. Semua ini udah jalannya. Dan berkat mom yang udah masakin udang buat Salina, kita jadi tau kan dia alergi apa. Jadi lain kali kita ga akan masak makanan itu lagi untuk Salina. " Tambah Arthur.

"Iya mbak. Mbak jangan sedih gitu. Ini semua bukan salah mbak kok. " Ucap Clarissa yang berusaha menghibur Cordelia yang masih menangis.

"Lebih baik sekarang kita berdoa saja semoga Salina tidak apa - apa. " Usul Gabriello.

"Papa setuju sama kamu Ello (nama panggilan). Lebih baik kita berdoa saja untuk kesehatan Salina." Mereka semua pun setuju dan berdoa untuk kesembuhan Salina.

* 1 jam kemudian *

'Ceklek'

Terdengar bunyi pintu ruang UGD yang terbuka. Akhirnya setelah 1 jam mereka menunggu dokter pun keluar dengan keringat di dahinya.

Merekapun segera menghampiri dokter dan bertanya keadaan Salina.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? " Tanya Cordelia pada dokter yang bername tag Rio tersebut.

"Syukurlah kalian membawanya segera. Kalau tidak mungkin nyawanya tidak akan tertolong. Tapi tenang saja sekarang dia tidak apa - apa. Hanya perlu sedikit penanganan dan dia akan kembali sehat seperti sedia kala. " Jawab sangat dokter.

Mereka semua pun bernapas lega mendengar jawaban sangat dokter.

"Oh ya. Ingat ini baik - baik. Jangan pernah memberikan makanan seafood seperti udang dan lain sebagainya yang tergolong seafood karena itu akan membahayakan nyawanya. " Peringat sang dokter pada mereka.

"Baik dok. Terimakasih karena sudah merawat cucu saya. " Jawab Samuel mewakili keluarganya.

"Sama-sama Pak. Kalau begitu saya permisi dulu. Masih ada pasien yang perlu saya tangani. " Pamit sang dokter.

"Oh ya, silahkan sekali lagi Terima kasih atas bantuannya. " Jawab Samuel.

Dokter itupun hanya mengangguk sopan dan pergi dari sana untuk menangani pasien yang lainnya.

Setelah kepergian dokter itu merekapun segera masuk ke dalam untuk melihat keadaan Salina.

Saat mereka masuk, ruangan terasa sunyi. Hanya ada Salina yang terbaring lemah dengan jarum infus di tangan kecilnya.

Cordelia merasa tak kuasa dan sangat bersalah melihat keadaan anaknya seperti ini. Terlebih lagi ini ulahnya karena membuatkan udang untuk anknya.

"Salina, maafin mommy ya nak. Ini semua salah mom. Coba aja mom ga masakin kamu udang hari ini. Ini semua pasti ga akan terjadi sama kamu. Maafin mommy ya nak, maafin mommy. " Ucap Cordelia pada Salina.

Mereka yang mendengar ucapan Cordelia pun merasakan kesedihan yang sama melihat keadaan Salina saat ini.

Perlahan - lahan, jari-jari mungil Salina mulai bergerak dan Cordelia yang pertama kali menyadarinya karena ia yang paling dekat dengan brankar Salina.

Mata itupun mulai terbuka dan melihat keadaan di sekitarnya.

Semua orang langsung mendekati Salina untuk melihat keadaannya.

"Mommy, ini dimana? " Tanya Salina dengan lemah.

"Ini dirumah sakit sayang. gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Cordelia dengan khawatir' 

"Salina gapapa kok mom. mommy jangan khawatir, Salina baik - baik aja kok." jawab Salina pada Cordelia.

mereka semuapun merasa lega mendengar jawaban Salina. setelah ini mereka berjanji akan menjaga Salina lebih baik dan lebih berhati - hati lagi untuk urusan makanan dan minuman yang akan Salina makan. 

###########################

Hai guyssssssegini dulu ya untuk part hari ini. Kalian pasti bingung kan kenapa tadi ga bisa buka part 11.

Itu karena aku unpublish lagi ceritanya. Sorry ya semua. Soalnya aku itu mau bikin double update untuk kalian semua, sooooo

Terus dukung aku dalam cerita ini dan jangan lupa vote dan komen. Karena vote dan komen dari kalian itu berarti banget lho buat aku.

Hope you Like my story and see you in the next part.

😘😘

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang