Part 7

22.7K 984 60
                                    

Apa kabar nih kalian semua??
Pada kangen kan pasti sama Salina.

Aku sebenarnya ga nyangka sih kalau kalian pada mau baca cerita aku. Tapi apapun itu selamat membaca ya semua.

############################

Setelah selesai makan malam tadi, kini mereka semua sedang bersantai di ruang keluarga. Sebenarnya mereka jarang sekali bersantai di ruangan ini semenjak putri kecil mereka hilang 9 tahun yang lalu.

Namun kini semua terasa sangat berbeda. Anak-anaknya yang dingin dan biasanya tidak mau berkumpul barang sebentar saja kini mau bersantai bersama di ruang keluarga.

Mereka kini sedang menonton Disney Princess kesukaan Salina. Sebenarnya hanya Salina sih yang nonton. Yang lain mah ngikut aja.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00. Merekapun membawa Salina yang sudah tertidur menuju kamarnya.

"Good night princess papa" Ucap Gabriel.

Skip (pagi)  sebenarnya subuh sih hehe.

Pukul 04.00 Arthur terbangun karena merasa haus. Iapun segera menuju ke dapur. Ia bingung kenapa pagi-pagi begini para maid sudah memasak, karena biasanya para maid itu bangun dan mulai bersiap pukul 04.30.

Karena penasaran iapun segera melangkahkan kakinya menuju dapur. Saat sampai, ia melihat ada siluet anak kecil yang sedang memasak. Karena merasa bingung iapun mendekati siluet tersebut.

Semakin lama ia mendekat iapun sadar kalau itu adalah adiknya Salina. Ia yang terkejut pun tanpa sadar membentak adiknya.

"SALINA!! " bentak Arthur tanpa sadar.

Salina yang merasa terkejut pun tanpa sengaja terciprat minyak panas yang ia gunakan untuk menggoreng makanan tersebut.

Karena merasa sakit ia pun menangis "hiks hiks Sa... Kit." Ucapnya karena merasa perih di tangannya akibat minyak panas tersebut.

Arthur yang tersadar telah membentak adiknya pun merasa bersalah sekaligus panik melihat adiknya yang terciprat minyak panas. Iapun segera menggendong adiknya dan meneriaki para maid untuk mengambilkan kotak p3k.

"BIBI, BIBI CEPAT TOLONG SAYA AMBILKAN KITAK P3K!!!" Teriak Arthur.

Semua orang rumah pun kaget dan segera keluar untuk melihat apa yang terjadi. 

Ketika mereka keluar, mereka melihat Arthur yang sedang mengobati Salina yang sedang menangis dengan para maid yang berjejer rapi membantu Arthur mengobati Salina dengan ketakutan yang luar biasa. Mereka takut kalau nantinya akan dipecat karena kelalaian mereka.

Semua anggota keluarga pun segera turun untuk melihat keadaan Salina.

"Apa yang terjad- oh Tuhan SALINA! " ucap Cordelia kaget sekaligus khawatir.

"Kenapa bisa begini? Siapa yang melakukannya? " Ucap Gabriel dingin sembari menatap tajam para maid.

Para maid yang ditatap seperti itupun hanya menundukkan kepala mereka karena mereka sendiripun tidak tau kenapa bisa nona mereka terluka oleh minyak panas.

"A-a-ampun tuan. Kami tidak tau a-apa yang ter-terjadi. Tadi tuan Arthur berteriak dan kami langsung keluar dan melihat keadaan nona Salina sudah seperti ini. Ampuni kami tuan, jangan pecat kami. " Ucap ketua maid mewakili yang lain.

"Daddy. Jangan marahin mereka. Mereka ga salah. " Ucap Salina membela para maid.

"Udah sayang kamu jangan pikirin mereka. Mending sekarang kita ke rumah sakit untuk ngobatin luka kamu ya. " Ucap Gilang.

"Enggak kak, aku gapapa kok. Jangan marahin mereka,  mereka ga salah. Aku yang salah karena ga hati-hati jadi kotorin dapur deh. Maaf ya semua. " Ucap Salina.

"Enggak sayang. Ini bukan salah kamu. Coba deh kamu ceritain kenapa kamu bisa sampai di dapur dan memasak? Kamu tau kan kalau itu bahaya. " Tanya Christopher.

"Aku lagi masak buat jualan kak. " Ucap Salina.

Ucapan polos yang keluar dari bibir Salina membuat dada mereka terasa sesak. Sesulit apakah hidupnya dulu hingga Salina yang masih sekecil ini sudah harus berjualan membiayai hidupnya.

"Sejak kapan kamu jualan begitu nak? " Tanya Samuel sembari menatap sendu pada cucunya. Ia merasa tidak berguna karena tidak bisa menjaga cucunya dengan baik.

Sedangkan Cordelia ia sudah tidak sanggup menahan tangisnya dan menangis di pelukan sang suami. Ia merasa tidak becus sebagai ibu karena anaknya yang masih kecil sudah harus berjualan seperti itu.

"Salina muali jualan itu dari umur 6 tahun. Jadi udah 3 tahun opa. " Jawab Salina.

Mereka yang mendengarnya pun merasa sedih. Mereka merasa tidak becus sebagai keluarga karena tidak bisa menjaga Salina dengan baik hingga menjadi seperti ini. Mereka semua berjanji bahwa mereka akan melindungi Salina dengan baik. Mereka tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Salina lagi. Itu janji keluarga Samuel.

"Sekarang kan sudah ada papi, mami, mommy, daddy, kakek, sama kakak-kakak. Jadi kamu ga usah ngelakuin itu lagi ya. " Ucap Lorenzo.

"Loh? Kok ga boleh? Nanti kita makan apa kalau aku ga kerja? " Tanya Salina polos.

"Kamu tenang aja sayang. Papi sama daddy kan kerja. Jadi kamu ga usah kerja lagi ya nak ya." Ucap Gabriella menjelaskan.

"Ohhhh, ok deh papi" Ucap Salina.

Mereka semua yang mendengarnya pun merasa lega. Mereka tidak ingin Salina bekerja karena semua harta yang dimiliki oleh mereka cukup untuk membiayai Salina. Bahkan lebih dari cukup. Bukannya sombong, namun begitulah keluarga Samuel.

############################

Ok. Sampai disini dulu ya part 7nya. Kapan kapan aku up lagi.

Tapi aku ga bisa up dalam waktu dekat ini. Soalnya minggu depan aku udah ulum.

Doain aku ya semoga umumnya lancar dan ga remed.  Hehe ✌

See you guys. 😘😘😘

Salina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang