~ 1 ~

2.1K 104 12
                                    

Mari Kita Baca.

Seorang lelaki sedang duduk di dekat bar sebuah hotel di pusat kota Jakarta. Setelah meeting dengan klien, ia memutuskan untuk mengunjungi Bar hotel bintang lima tersebut. Hari sudah semakin malam, tetapi yang ia tunggu tidak segera muncul. Beberapa wanita tampak menatap penuh puja kepadanya, namun ia tidak menanggapi tatapan lapar para wanita.

Suasana Bar memang tidak seramai jika akhir pekan. Ini masih hari senin, tentu saja hanya sedikit pengunjungnya. Satu gelas Bir sudah ia habiskan, kini ia meminta gelas kedua.

"Sorry Yuda, kita baru selesai meeting." ucap seorang wanita yang merupakan rekan kerjanya tampak terburu buru duduk di sebelahnya.

"Lo sendirian Lin? Gak sama bos?" tanya pria yang bernama Yuda Perdana itu, seorang asisten marketing urusan eksternal.

"Lagi di toilet. Gue juga mau Bir dong." ucap wanita yang bernama lengkap Alina Leksana, seorang asisten marketing urusan internal.

"Menang banyak kita, bisa dapat dua klien dan deal dihari yang sama." ucap seorang pria yang baru bergabung dengan dua asistennya.

"Iya Bin. Selamat ya." ucap Yuda pada bos.

"Lo juga hebat bisa deal ama klien, jadi kita bisa double hari ini." ucap lelaki yang bernama Robin seorang Direktur marketing sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan dan travel.

"Cheerss untuk kita. Three Must Keren." ucap Alina sambil mengangkat gelas dan diikuti oleh kedua sahabatnya.

"Kalian memang sahabat dan asisten yang luar biasa." ucap Robin kepada dua sahabatnya.

"Lo memang Boss yang luar biasa." ucap Alina dan Yuda bersamaan.

Robin, Yuda dan Alina telah menjalin persahabatan dari sejak mereka masih dibangku kuliah. Mengenyam pendidikan di Fakultas Bisnis dan Manajemen secara bersamaan karena mereka satu angkatan dan lulus ditahun yang sama.

Keluarga besar Robin memiliki perusahaan yang cukup besar di Indonesia yang bergerak dibidang Perhotelan dan Travel. Robin yang setelah lulus diharuskan mulai belajar untuk meneruskan perusahaan keluarganya, kemudian mengajak kedua sahabatnya itu.

Perjalanan karir mereka dimulai dari bekerja sebagai staf karyawan selama lima tahun perlahan mereka mulai naik jabatan. Saat Robin diangkat menjadi Direktur Marketing pada usia 27 tahun, ia merekrut dua sahabatnya untuk membantu di divisi marketing.

"Hai, boleh gabung ga? Kayaknya seru banget." ucap seorang wanita yang mendekati Robin.

Robin melirik Yuda. Tanpa Robin bicara, Yuda sudah mengerti maksud dari lirikan Robin itu.

"Sama gue aja gimana? Gue lebih asik dan lebih keren daripada dia." ucap Yuda mendekati wanita itu dan mulai menebarkan pesonanya.

"Boleh, tapi temenku juga mau gabung." ucap wanita itu.

"Oya? Dimana? Gue ni orangnya lumayan seru lho. Lagipula temenku udah ada bini yang nunggu di rumah." ucap Yuda lagi untuk mengalihkan perhatian wanita tadi.

Akhirnya Yuda dibawa oleh wanita tadi ke meja mereka. Yuda menoleh ke arah Robin dan menyeringai sambil melambaikan tangan.

"Yuda, jangan lupa dipakai." ucap Alina yang menghampiri Yuda dan memasukkan sekotak kondom ke dalam saku celana belakang sahabatnya itu.

"Thank you Lin. Pas abis stok gue. Lo emang the best." bisik Yuda dengan cengiran dibibirnya.

Alina hanya menggelengkan kepala karena sahabatnya yang satu ini gak pernah tobat untuk main cewek. Alina bergegas kembali ke meja Bar dan menemani Robin menghabiskan segelas Bir terakhirnya.

We Can't Move On {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang