~ 15 ~

675 76 10
                                    

Selamat membaca

Setelah satu minggu berada di Jerman, Robin akhirnya kembali lagi ke tanah air. Dan sesuai dengan rencana yang telah disusun, Yuda mendampingi Robin untuk menemui orang tua Robin dan Valencia.

Yuda sudah membuat reservasi di salah satu restoran milik Alina. Mereka memesan satu ruangan VIP. Dan tepat jam 7 malam kedua orang tua sudah hadir disana. Tanpa mengetahui apapun. Malam ini Yuda juga mengundang kakeknya untuk ikut serta dalam jamuan makan bersama.

Tentu saja Agung Mahardika senang dengan kehadiran investor terbesarnya dalam jamuan makan malam kali ini. Semua poin baik itu mengarah kepada Robin.

Dengan tenang semua makan bersama dan sedikit berbincang tentang bisnis. Semua yang hadir tampak menikmati makan malam bersama. Setelah semua selesai makan, Robin dan Yuda mulai menyerahkan dua dokumen kepada masing masing orang tua Robin dan Valencia. Tentu saja berkas itu berisi akta pembatalan pernikahan Valencia dan Robin, dan juga tentang surat pernikahan antara Yuda dan Valencia.

"Berani beraninya kalian bermain dibelakang kita. Kamu pemuda yang dulu dipacari Cia saat kuliah kan?! Aku kehilangan jejakmu saat aku sudah mulai menyelidiki keberadaanmu. Dan sekarang kamu menampakkan diri. Kurang ajar!" bentak Agung dan hendak melayangkan pukulan pada Yuda.

"Tunggu Pak Agung." ucap Arya Bima.

"Mohon maaf Pak Arbim ini adalah urusan internal keluarga kami." ucap Agung yang mengurungkan niatnya memukul Yuda karena ditahan oleh Arya.

"Yuda adalah cucu kandung saya. Dia adalah bagian dari Wiratha. Jadi karena cucu saya sudah menikah dengan putri anda, maka kita satu keluarga Pak Agung." ucap Arya Bima. Pernyataan dari Arya Bima tentu saja membuat mereka tercengang dengan fakta yang baru mereka dengar.

"Kek, biar Yuda sama Robin yang jelasin. Saya mohon Pak Januar juga dengarkan penjelasan kami sampai selesai." ucap Yuda.

"Tunggu. Anda mempemainkan keluarga saya Pak Agung? Robin bagaimana bisa kamu melakukan ini semua? Menghianati kepercayaan kami? Rencana apalagi yang akan kalian lakukan sekarang?" ucap Januar dengan tidak sabar.

"Kami terpaksa melakukan cara seperti ini karena hanya ini jalan keluar yang bisa kami pikirkan. Kalo papa sama mama gak memaksa aku dan Cia untuk menikah, kami ga perlu melakukan hal serumit ini." sahut Robin.

"Kamu berani berbuat kurang ajar. Apa yang kamu dapat dari ini semua? Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Kita pulang, ayok ma." ucap Januar.

"Tunggu Pak Januar. Kita masih membicarakan bisnis. Bukankah anda menikahkan Robin dan Cia supaya mendapatkan keuntungan. Bagaimana jika saya memberikan penawaran investasi sebagai kompensasi karena perbuatan cucu saya." ucap Arya Bima saat melihat Januar yang hendak berjalan menuju pintu.

"Iya papa jangan pergi dulu. Masih ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Ini adalah investasi jangka panjang seperti yang papa inginkan." ucap Robin untuk mencegah kepergian papanya. Januar tampak ragu, jika ia menelan gengsinya, kemungkinan ia masih bisa mendapatkan keuntungan untuk perusahaan.

"Baiklah. Saya akan dengarkan." ucap Januar kemudian kembali ke tempat duduknya.

"Ini adalah dokumen penawaran dari Kakek saya. Dan ini adalah dokumen company profile perusahaan yang dibangun oleh Robin dan saya selama 4 tahun belakangan ini."

Baik Januar maupun Agung semakin tercengang dengan perusahaan yang dibangun oleh Robin dan Yuda. Ternyata perusahaan yang sedang populer dan dibicarakan di banyak media bisnis.

"Lalu dimana Cia sekarang?" tanya Novi mamanya Cia.

"Cia masih di Jerman. Dan ini adalah foto putra pertama kami. Prakarsa Putra Perdana." ucap Yuda sambil menyodorkan handphonenya yang terdapat gambar dirinya dan Valencia sedang menggendong seorang bayi.

We Can't Move On {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang