~ 17 ~

893 69 6
                                    

Selamat membaca

Seketika Robin mulai disibukkan untuk persiapan pembukaan kantornya di Australia. Rencananya pembukaan kantor pusat administrasinya untuk wilayah Asia dan Pasifik akan mulai dijalankan tahun depan. Menurut Robin akan lebih strategis jika kantor pusat berada di Australia. Sedangkan untuk Indonesia hanya ia gunakan untuk kantor produksi. 

Yuda juga melakukan persiapan untuk pembukaan kantor distribusi di Amerika. Yuda memutuskan untuk menjadikan kantor pertama di Jerman menjadi kantor pusat untuk wilayah Eropa dan Amerika.

Robin mulai kwalahan dan super sibuk. Di satu sisi ia harus membantu perusahaan papanya untuk terus berkembang, disisi lain, ia juga harus membangun bisnisnya. Alina sampai tidak tega melihat Robin yang berjuang dengan keras. Bahkan ditengah kesibukan Robin, kekasihnya itu juga menyiapkan sendiri kejutan untuk melamar Alina.

Alina masih mengingat momen enam bulan yang lalu saat pulang dari acara lelang untuk amal, Robin melamar Alina di restoran yang terbilang cukup terkenal dengan makanannya yang sangat enak dan itu adalah restoran kesukaan Alina, meskipun bukan Alina sang empunya restoran tersebut. Dan restoran itu juga tidak tergolong restoran yang mewah. Alina masih mengingat ucapan Robin saat melamarnya. 

"Aku mungkin tidak akan mampu membelikanmu barang yang mahal dan mewah yang bisa merubah penampilanmu. Tapi aku berjanji jika kamu hidup denganku, kamu akan selalu merasa kenyang dan hangat karena aku mampu memberikannya untukmu."

Saat itu juga Alina langsung menyetujui saat Robin meminta Alina untuk menikah dengannya. Namun Alina menyadari bahwa ia harus berbuat sesuatu untuk kebaikan hubungan mereka. Maka dari itu Alina belum mau langsung menikah dengan Robin. Ia meminta waktu satu tahun untuk membuka perusahaan advertising dan layanan sosial di Australia. Supaya kelak, ia dan Robin bisa memiliki quality time sebagai pasangan dan tidak terpisah oleh jarak karena harus mengurusi bisnis mereka.

Awalnya Robin tidak setuju, namun Alina berusaha untuk meyakinkan Robin dan mengusulkan supaya mereka bertunangan terlebih dahulu. Setelah Robin menyetujui usulan Alina untuk bertunangan, Alina dengan cepat mempersiapkan semuanya. Dan akhirnya mereka bertunangan. 

"Lin, bengong aja lo. Tuh Manajer yang mau lo rekrut udah datang." ucap Tania.

"Oh oke. Suruh masuk aja." ucap Alina sambil membuka map berisi CV yang diberikan oleh Tania.

"Selamat siang, silakan perkenalkan diri anda dan dilanjutkan dengan cerita tentang diri anda." ucap Alina pada calon karyawannya.

Sosok pemuda yang duduk dihadapan Alina ini kemudian mulai menceritakan tentang dirinya dan pengalaman yang ia miliki. Alina dengan cermat mendengarkan setiap ucapan yang dilontarkan oleh pemuda di hadapannya.

"Baiklah Pak silakan anda tunggu kabar dari kami." ucap Alina.

Alina sedang mencari manajer untuk membantu timnya dalam mengelola sekolah non komersilnya. Alina juga sudah mulai membangun sekolah swasta komersil dengan harapan hasilnya bisa digunakan untuk subsidi silang. Alina tidak bisa terus menerus mengandalkan donatur untuk membiayai sekolah gratis dan klinik gratis, maka ia mulai memutar otaknya untuk bisa mempertahankan sekolah gratis tersebut.

Setelah beberapa kandidat yang telah ia wawancara secara langsung, Alina memilih satu orang untuk menjadi manajer. Dalam beberapa waktu karena kesibukan masing masing semakin membuat Alina jarang bertemu Robin. Bahkan Robin sering pergi dan meninggalkan pekerjaan dikantor papanya. Dan tentu saja Alina yang kemudian menyelesaikan pekerjaan Robin sebagai asistennya.

Untunglah ia masih bertahan menjadi asisten Robin, jadi masih ada kesempatan dalam kesempitan untuk sedikit menyelipkan kencan ditengah tengah padatnya pekerjaan. Seperti saat ini misalnya tanpa Alina tau, Robin tengah berdiri di depannya, padahal ia baru saja pulang dari dinas luarnya.

We Can't Move On {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang