Selamat membaca
Dari kecupan basah kini berubah menjadi lumatan, Yuda mengangkat tubuh Valencia ke atas meja. Dengan Yuda yang berdiri di depannya, Valencia mau tidak mau membuka sedikit pahanya untuk memberikan ruang bagi Yuda untuk terus melekatkan tubuh mereka.
Sesekali mereka melepaskan ciuman hanya untuk menarik oksigen, kemudian mereka kembali berciuman. Lidah mereka saling membelit dan tiada henti menyalurkan, mengungkapkan kerinduan yang begitu dalam.
Napas memburu dan terengah engah. Valencia mendesah saat merasakan sentuhan tangan Yuda yang meremas pinggulnya. Valencia sangat tau jika saat ini Yuda sedang menahan hasratnya.
Yuda mengerang saat merasakan gigitan dan jilatan pada cuping telinganya.
"Jangan pancing aku Va." bisik Yuda dengan suara serak menahan hasrat. Napas panas Yuda menyerang leher Valencia.
"Then stop me, if you can." sahut Valencia. Tangan Valencia bergerak hendak melepaskan celana Yuda tetapi kemudian dengan sigap Yuda menahan kedua tangan Valencia.
Nafas mereka memburu tatapan keduanya tidak lepas.
"Lets stop it." bisik Yuda.
"But I want.."
"Sst.. "
Valencia tak dapat menyelesaikan kalimatnya saat Yuda memintanya untuk diam dengan menempelkan jari telunjuknya dibibir Valencia.
"Kamu perlu orang yang lebih kaya dari Robin untuk bisa menggagalkan perjodohan kalian. Dengan Jeremy Wijaya Indraprasta misalnya, bukannya dulu kamu memanfaatkan aku hanya untuk menarik perhatian pria itu." ucap Yuda yang terlarut dalam emosi dan luka masa lalunya.
"Yuda." Valencia tak mampu mengelak saat ia menyadari kepedihan terpancar di mata Yuda. Rupanya ia sudah menyakiti pria ini begitu dalam.
Tanpa menunggu balasan dari Valencia yang masih terdiam. Yuda bergegas pergi meninggalkan ruko lantai dua itu dan kembali memacu Ducattinya membelah jakarta.
Dengan kekacauan dipikirannya ia memilih melemparkan dirinya ke kelab dan bergabung dengan para wanita yang selalu menanti kehadirannya.
Disana ia menghabiskan waktu untuk melampiaskan hasrat dan kekesalaham hatinya terhadap seorang wanita yang tak bisa ia singkirkan dari hatinya, Valencia.
Hanya nama Valencia yang ia desahkan setiap ia bercinta dengan wanita manapun. Betapa Yuda menahan hasratnya mati matian saat di depan Valencia, betapa ia ingin menyentuh Valencia dan ingin mengarungi gelombang cinta bersamanya.
Shit!
.....
Jakarta Beberapa tahun yang lalu.....
"Lo baru ya disini? Masih kuliah?" tanya Valencia pada seorang barista bernama Yuda yang baru ia lihat hari ini.
"Iya. Lo juga anak kuliahan? Maba ya?" tanya Yuda.
"Iya kok lo tau sih. Tapi gue dah lama ya jadi pelanggan disini."
"Nebak aja. Nih pesanan lo. Frapucino with honey." ucap Yuda sedikit menggoda Valencia.
"Ck. Apaan sih lo. Mentang mentang ganteng gitu trus kepedean flirting ama gue."
"Sorry jangan salah paham Va, gue cuma menawarkan keramahan." sahut Yuda.
"Pfft.. Apa tadi? Lo panggil gue apa?
"Valencia kan?"
"Engga tadi pas lo ngomong, lo manggil nama gue apa?" tanya Valencia sekali lagi. Yuda tampak berpikir kemudian dia ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Can't Move On {Completed}
RomanceWarning 18+ Seorang lelaki memendam perasaan pada seorang wanita namun tidak punya keberanian untuk mengungkapkan. Seorang wanita mencintai seorang lelaki tanpa diketahui oleh lelaki itu. Selama berada di sisi lelaki pujaannya saja sudah membuatnya...