Chapter 3-rasa kecewa

552 127 9
                                    

~Happy Reading~

"Dia sudah meninggal di 8 tahun yang lalu"

"Ah baiklah, terima kasih atas kerjasamanya"

Junghwan kembali kedalam mobilnya dan wajah Doyoung sudah terlihat sangat penasaran.

"Apa yang dia katakan?"

Raut wajah Junghwan terlihat kecewa.

"Dia meninggal 8 tahun lalu"

"Serius?!"

Junghwan mengangguk.

"Jadi siapa yang membunuh siswa kemarin malam? Itu metode yang sama saat dia membunuhku"

Junghwan mengangkat kepalanya lalu menatapnya. Junghwan ingin menyentuh tangan Doyoung namun tembus.

"Kenapa?" Doyoung terlihat risih.

"Apakah kuku mu hilang? Aku ingin melihatnya"

Doyoung memperlihatkan kedua tangan cantiknya.

"Arkhh kenapa ini tidak terlihat sama sekali?! Kau kenapa terlalu transparan aish!!" Tiba-tiba Junghwan mengomel tanpa sebab.

"Apa salah ku?" Bingung Doyoung yang terheran-heran dengan sikap Junghwan yang tidak seperti biasanya.

"Sudahlah lupakan" Junghwan menancap gas untuk kembali ke kantor kepolisian.

Junghwan dan Doyoung memasuki kantor polisi lalu mendapat sambutan dari Junkyu selaku sersan yang telah berkacak pinggang.

"Detektif So, kau dari mana saja?" Tanya Junkyu.

Junghwan tidak menjawab Junkyu dan melewati nya begitu saja.

"YAK KAU SANGAT TIDAK SOPAN DENGAN YANG LEBIH TUA!!"

"Kenapa kau duduk? ada pembunuhan lagi" ujar kepala Watanabe yang berdiri dari duduknya.

"Ayo" Jaehyuk selaku detektif yang sama sepetinya, ia menarik tangan Junghwan agar segera berdiri.

Junghwan hanya berdecak kesal dan hanya pasrah mengikuti Jaehyuk.

Pembunuhan kali ini berada di sungai. Junghwan langsung berlari dan melihat mayatnya, ya ternyata itu adalah anak sekolah lagi. Ia melihat jari di sebelah kiri korban, kukunya hilang kali ini di jari tengah, ia juga mendapati adanya 5 tusukan pada perutnya.

'metode yang sama, tapi kenapa jari tengahnya kukunya hilang sedangkan kemarin jari telunjuk? Apakah ini pembunuh yang sama?' pikirnya.

Beberapa jam kemudian, Junghwan tengah duduk dimeja kerjanya dengan tangan yang dilipat didepan dadanya dan kedua kakinya yang dinaikan keatas meja, ia sedang berpikir.

'kuku itu, kemana perginya? Kenapa pembunuh itu terobsesi dengan kuku korban?'

"Detektif So" panggil Junkyu.

"Detektif!"

"YAK SO JUNGHWAN!!"

Junghwan yang terlalu fokus dengan pikirannya pun tersadar lalu menoleh kepada Junkyu.

"Apa?" Tanya Junghwan.

"Kau memikirkan apa sampai tak sadar ponsel mu terus bergetar!" Junkyu melototi Junghwan sebentar sebelum kembali ke mejanya.

Junghwan melihat ponselnya dan terlihat 4 panggilan tak terjawab dari Yoshi. Tak lama kemudian ponsel Junghwan bergetar kembali dan menampakan nama 'ahli forensik DR.Yoshi' ia menjawab telepon tersebut.

"Kenapa kau sangat lama menjawab telepon ku?!"

"Maaf"

"Sudahlah, jadi ini metode pembunuhan yang sama seperti korban yang kemarin dan kematian di jam yang sama tapi kuku jari tengah pada anak malang ini hilang"

"Menurutmu bagaimana? Apakah ini pembunuh yang sama atau tidak?"

"Aku masih memikirkannya"

"Detektif So, menurutmu adakah 2 pembunuh atau lebih? Salah satu dari mereka hanya meniru cara membunuh dari pembunuh asli?"

"Aku akan memikirkan itu"

"Segera temukan pembunuh nya, aku merasa kasihan dengan remaja- remaja tidak bersalah ini"

"Akan segera kutemukan" Junghwan memutus sambungan telepon mereka.

Brak

Jaehyuk memberikan beberapa tumpukan kertas kepada Junghwan.

"Detektif Yoon!" Kesal Junghwan.

"Hadiah dari sersan Kim" jawab Jaehyuk santai dan Junghwan hanya mendengus kesal.

"Itu berisi identitas korban" lanjut Jaehyuk sebelum kembali pada tempat asalnya.

Junghwan membaca satu persatu dengan teliti.

"Kim Ji-won, usia 17 tahun, bersekolah di TRUZ high school, alamat rumah TR Palace, A-09" gumam Junghwan.

Ia membuka halaman selanjutnya.

"Koo Junhoe, usia 15 tahun, bersekolah di YG middle school, alamat rumah TR Palace, D-02"

'Ini perumahan yang sama, ada apa dengan perumahan ini?'

Junghwan mencatat alamat rumah dari sang korban di buku catatan yang selalu dibawanya. Seusai mencatat Junghwan segera berangkat ke tujuan. Baru setengah jalan, ia menepikan mobilnya.

"Jika aku kerumahnya saat ini keluarganya pasti tengah berduka, aish kau sangat bodoh!" Junghwan merutuki dirinya sambil membenturkan kepalanya di setir  mobil. Kemudian ia mengangkat kepalanya sembari mengusap-usapkan tangannya pada keningnya.

"Sekolahnya!" Ide cemerlang datang di kepala Junghwan. Sesegera mungkin Junghwan menuju sekolah secara satu persatu dari korban.

Tujuan pertamanya adalah TRUZ High School sebelum menuju YG Middle School. Ia turun dari mobilnya dan bertanya pada segerombolan siswa.

"Kalian kenal Kim Ji-won atau pernah mendengarnya? Kabarnya dia bersekolah disini" tanya Junghwan.

"Berandalan itu" jawab salah satu dari mereka.

"Berandalan?"

"Ya, dia senang membuat onar selain itu juga senang merundung murid-murid lain"

"Ah, khamsahamida" Junghwan kembali pada mobilnya dan tujuan akhirnya saat ini adalah YG Middle School.

Sesampainya disana ia bertanya pada salah satu siswi.

"Kau pernah mendengar nama Koo Junhoe?"

"Tentu! Dia sangat terkenal disini"

"Seperti apa dia?"

"Dia sering membuat masalah, mulai dari merundung, sok berkuasa dan semacamnya"

"Ah begitu?, Arraseo khamsamida"

Junghwan ingin membuka pintu mobilnya, namun ponselnya terus bergetar didalam kantong celananya.
Dilayar ponselnya menampilkan nama orang yang menelponnya saat ini yaitu Yoshi. Junghwan menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan Yoshi.

"Apa?"

"Yak!"

"Hmm?"

"Kemarilah! Aku menemukan sesuatu yang aneh pada korban"

"Aku tidak tahu apa maksudnya, jadi kemarilah"

"Tunggu aku 10 menit"

TBC.
Silahkan tinggalkan jejak 👣

Different World✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang