~Happy Reading~
"Baa ta ra ta ta~" Doyoung bersenandung sama seperti penelepon iseng itu.
Brak
Beberapa orang memasuki ruangan rapat yang merupakan tim dari Haruto dan Doyoung dengan cepat menghilang agar Junghwan tidak merasakan aura nya.
"Rapat lagi rapat lagi"
"Ah ini yang kau maksud?" Tanya Junkyu sambil menunjuk tulisan 'baa ta ra ta ta' yang ada di papan.
Haruto hanya mengangguk sebagai jawaban seraya menempelkan foto yang didapatkannya dari salah satu ahli forensik.
Mereka berempat tengah berdiskusi mengenai kata 'sam' yang di tulis oleh pembunuh berantai tersebut.
Di pertengahan diskusi, entah angin apa yang lewat tiba-tiba Doyoung muncul dihadapan mereka walau hanya Junghwan saja yang sadar.
"Doyoung?" Junghwan menatap Doyoung yang kini berada di sampingnya.
"Bolehkah aku melihat apa yang kalian diskusi kan? Kenapa ini sangat serius haha" mata Doyoung tertuju pada sebuah foto yang baru saja mereka dapatkan.
"Sam?" Bingungnya sambil memiringkan kepalanya.
"Kenapa? Kau tahu tentang itu?" Tanya Junghwan.
"Sam...ba ta ra ta ta? Sam... Ah!!" Seru Doyoung.
"Dia mengatakan sesuatu?"
"Dia seperti memikirkan sesuatu" balas Junghwan
"Samba ta ra ta ta!!" Sahut Doyoung.
"Hah? Samba?" Bingung Junghwan.
"Samba?" Bingung ketiga rekan Junghwan.
Junghwan berdiri dari duduknya dan menghampiri Doyoung sembari mengambil sebuah spidol.
"Tolong jelaskan, kenapa bisa sampai samba?"
"Aku pernah mendengar kata-kata itu, kata 'sam' dan 'baa ta ra ta ta' akan menjadi 'sambaa ta ra ta ta'..." Doyoung menghentikan ucapannya secara tiba-tiba.
Junghwan menulis kembali apa yang di katakan oleh Doyoung barusan.
Doyoung menghela nafasnya sebelum melanjutkan kembali.
"...Dan aku pernah mendengar senandungan itu dari Jihoon hyung dia bersenandung 'sambaa ta ra ta ta~' seperti itu" sambungnya.
Junghwan mengangguk paham dan menuliskan kembali apa yang baru dikatakan olehnya.
"Kau tahu sesuatu yang lain?"
Doyoung mengangguk sambil menunjuk foto bekas tusukan yang tertempel dan belum terpecahkan sama sekali.
"Aku rasa ini adalah angka delapan dan luka ini berbentuk huruf R" ujar Doyoung.
"Dia mengatakan jika dia tahu tentang luka tusukan itu, dia merasa jika itu adalah angka 8 dan luka ini berbentuk huruf R" Junghwan menjelaskan kepada rekan-rekannya.
Haruto, Junkyu, dan Jaehyuk tampak antusias. Mereka langsung menegakkan tubuh mereka.
"Beritahu aku, aku akan menggambarkannya"
"Gambarlah seperti yang ada di foto dan beri garis tiap titik, tetapi di bagian bawah jangan diberi garis"
Junghwan mulai menggambar apa yang di katakan oleh Doyoung.
"Seperti ini?" Junghwan memastikan kembali, Doyoung hanya mengangguk.
"Tapi itu terkesan memaksakan" sahut Jaehyuk.
Junghwan mendelik kearahnya, "diam dulu"
"Aku tahu huruf itu..." Doyoung terhenti sambil menundukkan kepalanya, "Huruf itu... Dari boneka kesayangan Jihoon hyung...yang bernama Romy, Park Romy"
"Angka delapan itu dari nama boneka kesayangannya"
Seketika Doyoung ambruk, perasaannya menjadi campur aduk, ia menggigit bibir bawahnya, dan tidak menyangka semua clue mengarah pada kakaknya.
"Jihoon hyung" lirihnya.
Junghwan sedikit tidak peduli dengan Doyoung dan menjelaskan semua apa yang telah dikatakan Doyoung kepadanya.
"Apakah bisa kita simpulkan jika pembunuh itu adalah Park Jihoon?" Ucapan Junkyu membuat Doyoung melotot kearah Junkyu.
"TIDAK!! JIHOON HYUNG BUKAN ORANG YANG SEPERTI ITU!!" Teriak Doyoung tapi sia-sia walaupun ia berteriak sekeras apapun tidak akan ada yang mendengarnya.
"Detektif So, lakukan sesuatu bahwa Jihoon hyung tidak bersalah" Doyoung ingin sekali menyentuh lengan Junghwan, namun beberapa kali tetap saja tembus.
Junghwan nampak tak acuh terhadap Doyoung.
"Apakah Park Doyoung masih mengingat rumahnya dahulu? Siapa tahu jika hyung nya berada disana"
"Doyoung" panggil Junghwan, Doyoung tak mau menatapnya.
"Kau marah?" Lanjutnya, "Kau masih ingat dimana rum--"
"Sudah kukatakan berapa kali jika Jihoon hyung bukan orang yang seperti itu?!" Bentak Doyoung.
"Maka dari itu, aku harus membuktikannya dia bersalah atau tidak, mungkin saja semua clue ini hanyalah jebakan, bukan?" Junghwan mencoba untuk meyakinkan Doyoung.
"Jadi...bolehkah aku tahu dimana alamat rumah mu?" Sambung Junghwan.
Brak
Tiba-tiba Jaehyuk berada diambang pintu.
"Aku sudah mendapatkannya!!" Seru Jaehyuk sambil membawa selembar kertas.
"Sejak kapan kau keluar?" Tanya Junghwan.
"Kau terlalu serius sampai tidak sadar jika aku keluar sebentar untuk mencari alamat rumah Park Doyoung" balas Jaehyuk.
Junghwan menyahut selembar kertas yang di bawa oleh Jaehyuk.
"Teruskan kerja keras mu" ujar Junghwan sambil menepuk-nepuk pundak Jaehyuk.
"Kau mau ikut denganku?" Tanya Junghwan kepada Doyoung.
Doyoung hanya mengangguk sebagai jawaban dan membuntuti Junghwan sampai di mobilnya. Diperjalanan keadaan sungguh hening.
"Rumahku dekat dengan rumah temanku Mashiho, antar aku ke kerumah Mashiho" Doyoung memecah keheningan.
"Memangnya aku supirnya" cibir Junghwan yang masih bisa didengar oleh Doyoung.
"Aku hanya menumpang mobilmu lagipula sebentar lagi dekat" sahut Doyoung.
"Iya aku tahu!" Sebal Junghwan.
Junghwan mengetok pintu rumah Doyoung sedangkan Doyoung menuju ke rumah Mashiho yang tidak jauh dari rumahnya.
Junghwan terus mengetuk pintu.
"Anak muda! Di dalam sana tidak ada orang sama sekali, pemiliknya menghilang entah sampai sekarang belum ditemukan, polisi sangat lambat" ucap seorang nenek yang merupakan tetangga kembaran itu merasa terganggu.
"Apakah ada seseorang yang sering datang kemari atau sesekali datang kemari?" Tanya Junghwan.
"Ada, orang itu sangat aneh" jawab nenek-nenek tersebut.
"Anda tahu ciri-ciri nya?" Tanya Junghwan sekali lagi.
"Tiap datang kemari dia selalu menggunakan pakaian serba hitam, memakai masker dan anehnya dia terus berdiri didepan pintu, sudah beberapa kali aku katakan jika rumah itu tidak ada orang didalamnya tapi dia tidak merespon ku sama sekali" jelas sang nenek.
"Ah khamsahamida" Junghwan membungkukkan diri sebelum meninggalkan sang nenek.
"DETEKTIF SO!! DIA!!" Teriak Doyoung dari lantai bawah.
TBC.
Silahkan tinggalkan jejak 👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World✓
Mistério / Suspense[END] Perjuangan seorang adik mencari hilangnya sang kakak dan juga tentang kematian dirinya yang masih misteri yang belum terpecahkan hingga polisi angkat tangan dalam memecahkan kasus ini. *** Di tahun 2014, terdapat saudara kembar yang menghilang...