Chapter 12-baginya

454 119 2
                                    

~Happy Reading~

Semua wartawan telah berkumpul menghadiri konferensi pers untuk mencari informasi lebih lanjut tentang pembunuh berantai yang tengah marak.

"Kami akan membuka kasus di tahun 2014 yang dimana di 8 tahun lalu belum terungkap, kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dan kami meminta maaf yang sebesar-besarnya bila polisi sungguh lambat untuk menyadari kasus ini"

"Silahkan kalian memberikan beberapa pertanyaan?"

Salah satu wartawan mengangkat tangannya.

"Korban seperti apa yang selalu diincar oleh pelaku?"

"Pelajar. Terutama pelajar pembuat onar di sekolahnya, semua korban tewas dibunuh oleh nya adalah murid pembuat onar"

"Saya ada pertanyaan, Mengapa pelaku selalu mengincar korban yang mempunyai tempat tinggal di perumahan TR Palace?"

"Masih kami selidiki, ada apa sebenarnya dengan perumahan itu"

"Baik, semoga warga diluar sana tidak terlalu panik dan tetap berhati-hati, kami akan menjawab semua rasa penasaran kalian saat pelakunya telah tertangkap, sekali lagi kami meminta maaf, akan saya akhiri sampai disini" pimpinan mengakhiri konferensi pers dan segera keluar.

"Kami masih ada pertanyaan!!"

"Satu pertanyaan lagi!"

"Tolong jawab pertanyaan ini!"



Sungguh sunyi, tak ada satu pun seorang yang berada didalam hanya suara gemericik air berasal dari luar menembus sampai kedalam. Tak ada satu pun cahaya yang masuk yang menambah kesan menyeramkan.

Terdengar suara derap kaki yang akan masuk ke dalam, terlihat seseorang dengan tubuh yang basah kuyup sebab hujan yang tengah mengguyur kota.

Kedua kakinya menuju pintu yang terkunci rapat.

Kriiieeet

membukanya perlahan, melanjutkan jalannya, melewati tangga yang mengarah ke bawah. Terdengar suara jeritan wanita di telinganya, beberapa wanita dan pelajar dikurung didalam kandang layaknya hewan.

Bau anyir darah, bau khas mayat seperti parfum yang berbau harum baginya, dirinya menghirupnya dalam-dalam. Suara jeritan dan tangisan korban seperti alunan musik baginya, ia sangat senang untuk mendengarkannya.

Tidak sedikit manusia yang tergantung seperti pakaian yang tengah dijemur. Beberapa potongan tubuh yang tergeletak sembarangan, perut yang tertusuk oleh benda tajam, air berwarna merah dan kental tergenang di lantai.

Ia berjongkok didepan korban selanjutnya yang tengah terkurung, maniknya sedang memilih korban yang cocok untuk dibunuh hari ini.

Jari-jarinya mulai membuka kunci yang membuat korban tidak bisa melarikan diri.

Tanpa rasa kasihan dirinya menjambak rambut salah satu wanita malang yang sebentar lagi dalam hitungan menit nyawa berharganya akan menghilang sia-sia.

Wanita malang tersebut menjerit dan terus menjerit ketakutan, tubuhnya bergetar, kedua pipinya basah karena air mata yang tak kunjung berhenti saat melihat mata pisau yang tajam akan datang kepadanya.

Jleb

Dengan entengnya tangan sang pembunuh berantai, melayangkan pisau begitu saja pada perut korban hingga menusuknya beberapa kali sampai korban tak bernyawa.

Ia mengambil alat berupa tang untuk mencabut kukunya, satu kuku tercabut dan menyimpannya didalam kotak kaca yang bening.

Baginya, nyawa seseorang yang amat berharga seperti mainan.

Different World✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang