Kau adalah lautan biru, tempat ku hidup, tempat ku bernaung.
"S-SANO-SAAN!"
Teriakan lantang menyebut namanya membuat Sano sedikit terkejut, tubuhnya refleks berbalik mencari sumber suara. Jantung berdetak cepat dengan seketika saat menemukan wanita yang dua minggu belakangan menjauhinya.
[Name] berjalan dengan tegap, berusaha menyembunyikan rasa takutnya. Wanita itu berhenti tepat di depan Sano, keduanya berhadapan, menatap satu sama lain.
Sano hanya diam, tidak berniat membuka mulutnya. Iris hitam sibuk memandangi raut wajah wanita di depannya. Sedangkan [Name], wanita itu terus berjuang merangkai kalimat yang akan diberikan kepada Manjirou.
"SANO-SAN SELAMAT MALAM, AKU INGIN BERTANYA SESUATU PADAMU, AKU SUDAH MEMIKIRKAN INI DALAM WAKTU YANG LAMA JADI SEBAIKNYA ANDA MENJAWAB PERTANYAANKU INI."
[name] berhenti, mengatur pernapasannya dan mencoba untuk menetralkan detak jantung yang memacu terlalu kencang. Kedua tangannya bertumpu di atas lutut.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
Yang pria angkat bicara, memberi waktu wanita itu untuk menenangkan diri. Vokal rendah Sano semakin membuat [Name] tenang, tubuhnya ditegakkan, penglihatan kembali bertemu dengan netra milik lelaki didepannya.
"Maaf jika aku terkesan memaksa."
Sano tidak menanggapi, ia terus menunggu pertanyaan yang akan diajukan. "Sano-san ... Boleh aku tahu apa pekerjaan anda?" tanya [name]."Ah oh orang orang bilang banyak rumor yang beredar bahwa kau adalah seorang mafia yang sudah membunuh banyak nyawa, Apa itu benar? Aku terus memikirkan ini dalam waktu yang lama, maaf jika pertanyaanku tidak sopan."
[Name] membungkuk sembilan puluh derajat setelah selesai dengan penjelasannya. Matanya pejam menanti balasan dan berharap jawabannya sesuai yang diinginkan.
Sekarang Sano tahu alasan mengapa wanita itu menjauhi dirinya. Tepat sesuai dugaan. Pria itu diam sejenak sebelum berbalik membelakangi [Name]. Iris hitamnya berpadu dengan gelap malam, kilauan cahaya dari dalam gedung gedung tinggi menjadi sorotan.
"Itu benar," ujar Sano pelan.
[Name] mendadak lemas, posisinya masih sama seperti sebelumnya, menunduk manatap lantai rooftop.
Wanita itu sebenarnya sudah menyiapkan diri dengan jawaban yang akan diberikan oleh Sano. Baik itu benar atau tidak benar, ia telah siap. Namun tiba tiba saja otaknya tidak dapat bekerja dengan cepat, kalimat yang telah dirancang sempurna tak dapat diucapkan olehnya."Aku telah merenggut banyak nyawa," lanjut Sano. Tidak ada getaran dalam bicaranya.
"Alasan.. Tolong beritahu aku alasanmu." [name] bukanlah wanita yang bodoh, ia tahu betul jika seorang mafia tidak dapat dipisahkan dengan Rajapati. Wanita itu hanya ingin tahu alasan mengapa Sano memilih jalan hidup demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whalien | Sano Manjirou
FanfictionWhalien adalah metafora yang sempurna untuk menggambarkan sosoknya, Sano Manjirou. "I'm the whalien and you are the ocean." "Sano-san." Tatapan mata yang kosong seakan lelah dengan kehidupan.