(9) Dialog hari ini

3K 285 7
                                    

Hari ini jadwal Kageyama cukup padat. Mulai dari latihan dengan grup inti Schweiden Adlers dan juga sebagai pelatih untuk bibit-bibit baru club tersebut. Kageyama, Ushijima serta Kourai sesekali sering dimintai tolong untuk melatih atau menyeleksi anak-anak baru yang akan bergabung dalam Schweiden Adlers.

"Nice, Tobio-chan!" seru Romero pada Kageyama.

"Hai." Kageyama mengangguk. Pria itu telah latihan sedari dua jam lalu, tak heran jika dirinya bermandikan keringat.

Selanjutnya Kageyama memberi umpan kepada Kourai. Umpan yang diberikan Kageyama tepat sekali dismash oleh Kourai.

"Nice toss, Tobio-san!" ujar Kourai mengacungkan jempolnya.

"Pertahankan kekuatan pukulanmu Kourai-san!"

"Hai, coach!"

Dentuman bola ke lantai gymnasium bergema dengan sangat keras. Tatkala suara decit sepatu pun ikut menghiasi. Kini sudah tiba waktu istirahat bagi mereka, semua atlet tersebut seperti langsung berhamburan ke luar lapangan. Kageyama melihat handphonenya, tertera 'My wife' di sana, dengan cepat dia mengangkatnya.

"Tobio-kun, lihat ke belakang!"

Kageyama menurut. Kini dia mendapati (Name) yang tengah melambaikan tangan dengan senyum lebar.

"Surprise!"

Tak lama sambungan telepon terputus. (Name) memberi isyarat bagi Kageyama untuk ke sana.

"Ekhem. Enaknya yang disamperin istri," celetuk Kourai.

"Ya begitulah," jawab Kageyama memasang senyum kecil. Dengan segera dia menghampiri (Name) yang berada di bangku penonton.

"Kau ngapain ke sini?" tanya Kageyama tepat setelah dia sampai.

"Memangnya tidak boleh?"

"Kau pasti sibuk di rs."

"Ish, yaudah aku balik ke rs aja deh."

Kageyama menahan tangan (Name). "Jangan, kan udah di sini."

(Name) tersenyum kemenangan. "Nih makan dulu, tadi kau lupa bawa bekalmu."

(Name) membuka kotak bekal yang menampakkan menu makan siang yang menggiurkan.

"Ini salmon panggang, nasi, telur dadar, sama ada sayurnya. Aku juga bawa susu untukmu." (Name) menyodorkan sekotak susu.

"Wahh, kau menghitung kalorinya tidak?"

"Hmm, ya bisa dibilang begitu. Hahaha."

"Haha. Baiklah, itadakimasu."

"Nih pakai handsanitizer dulu tangannya."

"Hehe. Baik."

"Itadakimasu."

Setelah beberapa menit, bento yang dibawa telah habis. Sepertinya Kageyama menyukai masakan (Name), tentu saja hal itu membuat (Name) senang melihatnya.

"Terimakasih bentonya, honey." Tangan besar Kageyama mengacak-acak rambut (Name).

"Sama-sama, honey."

"Eh ... aku baru kali ini dengar kau memanggilku 'honey'. Biasanya 'Tobio'."

(Name) mendecak, "Hanya ingin saja."

"Eeee. Apa kau ingin kita menggunakan nama panggilan sayang setiap hari?"

Terlihat sekali Kageyama tengah menggoda (Name). Tentu saja wanita itu tergagap seketika.

"Panggilan apa pun, menurutku tidak apa-apa. Yang penting kan hatinya."

Kageyama menyipitkan matanya, "Hatinya kenapa?"

"Yaaa ... hatinya tetap pada pemiliknya."

"Bisa sederhanakan kata-katanya? Aku tidak mengerti." Kageyama terlihat kebingungan.

"Ya gitu pokoknya."

"Gimana?"

"Ish. Intinya, mau apapun panggilan sayangku padamu sehari-hari, hatiku tetap untukmu," ujar (Name) dengan sangat cepat.

Kageyama tertawa, "Ohh, maksudnya itu. Hahaha. Ya ampun, lucu banget sih istriku ini!"

Peluk Kageyama dengan erat. (Name) berontak meminta untuk dilepaskan.

"Kau bau keringat!"

"Ish. Kau tau rasa gemas tidak? Aku lagi gemas sekali denganmu."

"Cepat lepaskan!"

"Tidak!"

"Kita diliatin Kourai sama Ushijima!"

"Bukankah bagus? Biar semua tau kalau kau milikku!"

"Yak! Kau benar-benar ya!"

***

See you next chapter!
#skrind🦊
Cr foto : pinterest

Become His Wife? | Kageyama Tobio X Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang