(5) Honey Moon 4

3.5K 327 25
                                    

Kageyama dapat melihat tangan (Name) mencengkram erat besi pinggiran kursi. Rupanya wanita itu belum sadar akan satu hal.

"(Name) ... sepatumu sepertinya kotor," tutur Kageyama santai.

(Name) melihat ke arah sepatu coklat miliknya. Dan seketika dia berteriak tatkala melihat lantai bianglala itu adalah kaca transparan. Wanita itu semakin mengeratkan cengkramannya.

Kaca transparan ini tidak ada di website travel, batin (Name) menggerutu.

Kageyama tertawa sejenak. Dengan sengaja Kageyama melebarkan kakinya, sehingga tidak ada jarak tempat duduk di samping kanan kirinya. Kemudian cowok itu menepuk pangkuannya, seperti mengisyaratkan pada (Name).

(Name) mendengus sebal melihat kelakuan Kageyama. Tiba-tiba bianglala itu bergoyang menimbulkan getaran. Reflek (Name) berlari ke arah Kageyama, memeluk leher Kageyama dengan erat, menenggelamkan wajahnya di pundak pria itu. Matanya terpejam, napasnya memburu dan kakinya sedikit gemetar.

Wanita itu dapat mendengar kekehan dari mulut Kageyama, sangat dekat, seperti berbisik.

Astaga, bagaimana ini!!

Wanita itu perlahan membuka matanya yang langsung berhadapan dengan mata biru Kageyama. Dia bisa merasakan lengan suaminya melingkar di pingganggnya.

"Kau hangat, honey."

Suara berat milik suaminya membuat detak jantung (Name) berdegub cepat. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah belakang Kageyama. Matanya terbelalak menatap keindahan teluk Osaka yang indah pada malam hari.

"(Name), aku di sini," ucap Kageyama seperti berbisik, menyadarkan (Name).

"I-iya?"

"Pemandangannya lebih menarik daripada aku ya?"

(Name) tergagap, "I-i-ya. Ahh, b-bu-kan, itu-...."

Perkataan (Name) dibungkam oleh Kageyama. Pria itu menciumnya dengan sangat lembut, berhasil membuat jantung (Name) berdegub semakin kencang. Tangan pria itu meraih wajah (Name), menambah intensitas keduanya. (Name) memejamkan mata, menikmati ciuman hangat dari pria yang sangat dia cintai. Sesekali Kageyama mengambil jeda, memberi waktu untuk mereka bernapas.

Tangan Kageyama meraba punggung istrinya. Mendekapnya dengan erat, membawa (Name) jatuh kedalam pesonanya. Udara dingin disekitar mereka berubah menjadi panas. Tangan kanan (Name) mulai membelai surai biru gelap milik Kageyama. Suara decapan pun tak terhindarkan.

"Tobio-kun," gumam (Name) dengan suara yang terengah-engah.

Kageyama menyudahi ciuman panas mereka dengan terengah-engah seperti habis mengikuti lari maraton.

"J-jadi ini maksud dari 'du-duduk berhadapan'?" ucap (Name) dengan suara pelan.

Kageyama tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Aku ingin segera cepat ke hotel." Kageyama merengek seperti anak bayi.

(Name) tak habis pikir dengan perlakuan Kageyama, pria ini sungguh berbeda sejak mereka menikah. Berbeda dalam artian selalu berhasil membuat (Name) tergoda.

Mengapa Tobio tampan sekali. Sikapnya juga sedikit membuatku, hmmm, bergairah.

"Ak-aku juga, Tobio-kun. T-t-tapi setelah bianglala ini berhenti."

"Kau juga menunggunya?" goda pria itu.

(Name) tergagap, "M-menunggu apa?"

"Jangan pura-pura polos Kageyama (Name). Kau pasti sangat paham kemana maksudku."

"Maksudmu tidur karena lelah, kan?"

"Hahaha," Kageyama tertawa.

"Rasanya aku ingin menerkammu saat ini juga," lanjutnya.

(Name) memukul dada Kageyama pelan. Seperti memberi tanda pada Kageyama untuk berhenti menggodanya.

"Aku ingin menikmati pemandangan, Tobio-kun!" tutur (Name) setengah menunduk.

"As you wish, honey."

Kageyama membawah tubuh mereka untuk mendekati sisi jendela. Terlihat hamparan keindahan kota Osaka yang gemerlap. (Name) mengulas senyuman tulus.

"Apa rasa takutmu berkurang terhadap ketinggian?" tanya Kageyama lembut.

"Sepertinya kalau ada suamiku ini, aku tidak takut." (Name) mengecup pipi Kageyama.

Kageyama menghangat. Entah mengapa dia sangat senang dengan panggilan barunya, 'suami'. Bukan 'pacar'.

Kageyama mengecup bibir istrinya.

"I love you, Kageyama (Name). Aku sangat bersyukur menjadikanmu pendamping hidupku."

Sorot mata Kageyama menunjukkan ketulusan pada istrinya. Rasanya (Name) ingin menangis saat itu juga, namun dia menahannya.

"I know, honey. I love you too."

***

See you next chapter!!
#skrind🦊
Cr foto : paco_yao

Become His Wife? | Kageyama Tobio X Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang