Kageyama sedang menimang-nimang anaknya yang kini terlelap pulas. Bayi itu baru berumur empat bulan.
"Tobio-kun. Ryota sudah tidur?" tanya (Name) yang sedang berada di dapur.
"Udah nih. Aku baringkan di tempat tidurnya aja ya, honey."
"Iya. Jangan sampai bangun ya, dia belum tidur sedari tadi."
(Name) sibuk menyusun makanan di meja makan. Tak lama Kageyama datang dengan wajah yang semringah saat melihat makanan di sana.
"Duh laper banget,"
"Haha. Yuk makan dulu, dari tadi pagi kau sudah menjaga Ryota,"
Kageyama segera mengisi perutnya yang kosong. Mereka berbincang mengenai Ryota.
Kini keduanya tengah duduk di depan tv menikmati acara tv show kesukaan. (Name) menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.
"Nanti Ryota kalau sudah besar akan jadi seperti kau tidak ya?"
"Hmm. Aku tidak masalah kalau dia tidak menjadi sepertiku."
"Tapi kuharap dia mengikuti jejakmu," tutur (Name).
"Kita harus mendukung apapun keputusannya dalam menentukan mimpinya."
"Iya juga sih. Tapi kuharap salah satu anak kita nanti, ada yang mengikuti jejakmu. Karena kau sangat keren, Tobio-kun."
"Baiklah, jadi kau ingin mempunyai berapa anak?" tanya Kageyama mengeratkan tangannya di pinggang istrinya.
(Name) menoleh. "Hmm, kau mau berapa?"
Kageyama berpikir sejenak. Dia menaruh tangannya di dagu. "Mungkin, empat?"
"Yakin empat?"
"Iya."
"Gak mau enam?"
"Eeee. Kau mau? Aku sih gak nolak."
(Name) terkekeh. "Empat saja sudah cukup deh."
Kageyama mengulas senyum, "Jadi, kita sepakat empat?"
"Semoga Tuhan menitipkan tiga anak lagi pada kita."
Keduanya saling menatap mengulas senyum. Kageyama meraih wajah istrinya, dengan lembut ibu jarinya mengusap pelan bibir istrinya. (Name) dapat melihat kelembutan dalam tatapan yang memabukkan itu. Dia tau keinginan suaminya saat ini.
"Bolehkah aku meminta jatahku sekarang?" tanya Kageyama dengan suara beratnya.
Sudah (Name) duga. Sepertinya dia harus memberinya, pasalnya sejak ada Ryota, (Name) menolak Kageyama karena masih dalam masa penyembuhan pasca lahiran. Tangan (Name) mengusap dada bidang Kageyama, seperti menggoda pria itu.
"Baiklah. Sepertinya kau sudah sangat menginginkannya," ucap (Name) seduktif.
"Aku sudah menahannya sejak lama, (Name)," bisiknya.
Tanpa babibu, Kageyama mengangkat (Name) dan memposisikannya di atas pangkuannya.
"Kita selesaikan sebelum Ryota bangun," bisik Kageyama tepat di depan wajah (Name).
(Name) tersenyum nakal, "Baiklah, tapi tolong lakukan dengan lembut ya, Tobio-kun."
"Aku akan melakukannya dengan saaanggatt lembut," godanya.
Dengan penuh gairah yang tak tertahankan, Kageyama mencium (Name). Melepas rindu yang selama ini sudah ia tahan.
***
"Ahh, ahh, Tobio! Kubilang, pe-pelan-pelan. Ahh, ahh-"
"Ini sudah pelan, honey."
"Aahh, ahhh, ahh. Tobio-kun!"
"Kau sexy banget, h-honey! Ahhh."
***
See you next chapter.
#skrind🦊

KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kageyama Tobio X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -kageyama tobio x reader- Complete : 14 Juni 2021