"Bagaimana, Shirabu-san?"
Alat yang dipegang oleh Shirabu masih ia gerakan seakan mencari sesuatu. Pandangan Shirabu, (Name) dan Kageyama menuju ke arah monitor yang menampilkan USG perut (Name).
"Selamat ya Kageyama-san. Kalian akan mendapatkan bayi laki-laki," ucap Shirabu dengan senyuman menatap Kageyama dan (Name) bergantian.
"Baby boy?" tanya (Name) bahagia.
"Iya, (Name)-san. Bayi kalian sehat kok. Selama ini tidak ada keluhan dengan kehamilanmu kan, (Name)-san?"
"Ya Tuhan, bayi laki-laki," ujar Kageyama semringah.
"Gak ada keluhan sih, Dok."
"Syukurlah. Kau harus banyak mengonsumsi buah dan sayur ya."
"Aku tahu, Shirabu-san. Terimakasih ya."
"Sama-sama, (Name)-san. Sekali lagi, aku ucapkan selamat ya Kageyama-san."
Kageyama mengangguk, dijabatnya uluran tangan Shirabu. "Terimakasih, Shirabu-san."
"Kageyama-san, tolong perhatikan (Name) ya. Dia gak boleh banyak pikiran dan terlalu capek. Kudengar bagian gizi lagi banyak pasien ya?"
"Iya nih, lagi banyak banget," keluh (Name).
(Name) menghampiri Kageyama.
"Tentu saja. Aku akan memastikannya tidak banyak pikiran dan gak boleh kelelahan," ucap Kageyama lembut, mengecup dahi (Name) mesra.
Shirabu mendengus, "Hey! Masih ada aku di sini."
(Name) terkekeh. "Aduh maaf, gak liat ada jomblo di sini."
"Aku juga jomblo, karena kau (Name)."
(Name) tertawa, menganggapnya hanya bercandaan. Namun, Kageyama mendelik pada Shirabu.
"Tapi aku yang menang," ejek Kageyama.
"Hahaha. Iya deh iya."
"Padahal sebenarnya mah, aku ingin suami seorang dokter," ujar (Name) yang bermaksud menggoda suaminya.
"Harusnya kita pasangan yang cocok, ya kan (Name)-san?" tukas Shirabu mengangkat kedua alisnya.
Benar saja, sepertinya Kageyama terusik. Tiba-tiba Kageyama menarik (Name) dan menciumnya dengan mesra. Yap, tepat dihadapan Shirabu yang hanya dapat berdiri kaku.
Disela ciuman mereka, Kageyama melirik Shirabu tajam. Seakan berkata, 'aku yang menang dan dia milikku'. Melihat itu, Shirabu tersenyum kaku.
Seram sekali Kageyama-san kalau cemburu, batin Shirabu.
Plop
Kageyama menyudahi ciumannya. (Name) memukul dada Kageyama kesal. Bisa-bisanya dia tidak tau tempat. Apalagi ini di rumah sakit di depan temannya pula. (Name) malu sekali.
"Gomenasai, Shirabu-san." (Name) segera meminta maaf pada Shirabu.
"Ish! Sudah gila ya kau!" (Name) memukul Kageyama lagi.
"Iya tak apa. Kita hanya bercanda saja Kageyama-san. Gak usah cemburu begitu. Hahaha," ujar Shirabu sembari memukul lengan Kageyama.
***
"Hey, Shirabu-san. Aku ingin bertanya," ucap Kageyama.
"Apa?"
"Ibu hamil boleh melakukan hubungan intim tidak sih?" tanya Kageyama pelan.
"Ohh itu. Boleh kok, selama kandungannya sehat dan kuat. Malahan biasanya ibu hamil itu cenderung lebih agresif dan ingin bercinta terus," jelas Shirabu.
"Benarkah? Kira-kira intensitasnya sebanyak apa?"
"(Name)-san sudah masuk trimester kedua, pada trimester ini kandungan lebih kuat, jadi kalau kau ingin bermain cukup liar, sebenarnya bisa. Tapi lebih baik tidak lebih dari 3 kali perminggu," jelasnya lagi.
"Apa boleh mengeluarkannya di dalam? Atau harus di luar?"
"Bisa keduanya."
Kageyama mengangguk mengerti. Shirabu sudah awam mendapatkan bertanyaan seperti ini. Dia paham betul sebagai dokter kandungan.
"Nanti malem mau kau praktekin?" tanyanya.
"Rahasia. Hahaha."
"Dasar."
***
See you next part!
#skrind🦊

KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kageyama Tobio X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -kageyama tobio x reader- Complete : 14 Juni 2021