prologue

17.7K 1.4K 38
                                    

























Jeongwoo Nalendra terbangun dari tidur tepat disaat ia merasakan sesuatu yang menumpu di badannya.

Itu Haruto Andara, terlelap di atas perut pemuda tan—memeluknya dengan damai sembari bertelanjang dada.

Ia menghembuskan napas kasar. Pria yang berbagi apartemen dengannya ini pastilah usai mabuk semalam dan tanpa sadar masuk ke kamarnya; menganggapnya sebagai kekasih lama yang telah meninggalkan.

"Ru ... bangun, gue mau sekolah."

"Euunggg ..." yang ditanya malah mengerang seraya pelukannya dieratkan.

Segurat senyum lolos dari bibirnya, pria di atas tubuhnya terlihat lugu. Polos tak seperti saat ia tersadar. Jika Alen menatapnya di waktu biasa, bukannya terpana malah ingin lekas memukul wajah tengilnya.

"Ruru, cepet bangun atau gue banting ke lantai!?" ia mengancam sembari mencoba melepas lengan panjang yang mengitari pinggang.

Andara menduselkan kepala, menghasilkan gerakan abstrak di perut pemuda Nalendra. "Bentar lagi, gue gak ada kelas pagi kok ..."

"Justru itu, gue yang ada kelas pagi!"

Pip ... Pip ... Pip ...

Samar-samar terdengar seseorang membuka password pintu apartemen. Tak ada yang mengetahui kode itu kecuali orang tua mereka; yang tinggal jauh di ibu kota namun sesekali mengunjungi.

Tapi kenapa harus hari ini!?

Dengan sekali dorongan, Andara sudah berada di sisi lain kasur. Masih memamerkan dada bidang juga celana jeans dengan sabuk yang tak tentu arah.

"Alen, kamu masih tidur?"

Mendengar namanya dipanggil, Nalendra bangkit dari tidur. Berusaha menutupi tubuh Haruto dengan selimut walau nyatanya sia-sia.

Tidak berapa lama pintu kamarnya terbuka lebar; menampakan ibunya juga ibu pemuda Andara yang memandang kearah mereka dengan mata yang membola.

Mencekam bukan kata yang tepat untuk situasi saat ini, sebab terasa berpuluh kali lebih menakutkan dari yang dibayangkan. Keduanya histeris dengan Alen yang tak kalah kagetnya.

"K-kalian tidur bersama?" ucapan melengking kini menggema ke seluruh ruangan.

"T-tidak tante, ini cuma salah paham!" ia menyangkal dengan cepat.

"Lalu apa itu, Alen—juga keadaanmu, jelaskan!" sang ibu sekarang yang berbicara, sambil bergantian menunjuk ke arah Andra juga kearahnya.

Terima kasih pada piyama tercinta yang saat ini terbuka beberapa kancing banyaknya; membuat collarbones juga pundak kecoklatan terekspos begitu saja.

"Errghh, mamah kaya gak pernah muda aja." Andra bergumam di antara tidurnya, namun masih jelas terdengar oleh seisi kamar.

Nalendra terbelalak, terkejut dengan apa yang diucapkan pemuda Andara yang kini malah memeluk pinggang rampingnya.

"Kalian tidak bisa dibiarkan kalau begini, Bunda sungguh kecewa! Kami akan bicarakan dengan Ayahmu—juga Pak Watanabe."

"Benar, kita harus segera menikahkan kedua anak ini sebelum tetangga tahu, bisa repot nanti."

Dengan begitu keduanya langsung pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan Nalendra, meninggalkan lelaki tan yang masih mencerna akan apa yang baru saja ia alami.

Sadar dari lamunan, tanpa ragu dirinya menyingkirkan pria yang masih anteng memeluk tubuhnya. "Lo barusan ngomong apa, anjing!?"

"Hah, apaan sih kasar banget?" Haruto yang merasa terganggu lalu bangkit sembari mengucek sebelah matanya.

"Kenapa jawabnya gitu, bego!?"

Jika sekali lagi pemuda jangkung itu bersikap bodoh—Demi Tuhan Alen tidak segan memukulnya!

"Hah, emang ada apaan?" ia bertanya, agaknya tak mengetahui yang telah terjadi.

"Lo nggak sadar?" Haruto menggeleng, milihat mimik wajahnya saja sudah menjawab bahwa pria itu sedang kebingungan.

"Nih yah bocah edan" Nalendra mengacak surainya kasar, kesal dengan Andra yang belum menyadari peliknya situasi. "—kita tuh disangka tidur berdua tolol, MAKING LOVE! Lo ngerti gak sih?"

"Anjing, apaan?" yang lebih tua menatap kearahnya dengan wajah horror. Menutup tubuhnya seolah Alen tidak melihat sebelumnya.

"Dasar bego!" ia mendecak sebal.

"Lo kenapa gak ngasih tau dari awal?!"

Pemuda Andara buru-buru bangkit dari kasur; membenarkan celana jeansnya dan mencari t-shirt yang entah semalam ia lempar kemana.

"Pergi dari kamar gue, najis banget dinikahin sama lo!" lelaki tan mendorong, mengusir dirinya untuk keluar dari kamar.

"Dih, gue juga og—"

BRAK!

Lelaki Nalendra membanting pintu kamar tepat di hadapan wajahnya.

Anjing lo Jeongwoo Nalendra, liat aja kalo lo suka beneran baru tau rasa!





























main cast;

» Andra, Ruru, Tiang listrik!» Lagi adu mental dengan nirmana di semester dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

» Andra, Ruru, Tiang listrik!
» Lagi adu mental dengan nirmana di semester dua

» Andra, Ruru, Tiang listrik!» Lagi adu mental dengan nirmana di semester dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

» Alen, Len
» Masih kelas dua belas tapi badannya bongsor nyaingin Andra






















mau nulis apa yah? pokoknya makasih udah mampir hehe

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang