08

6.7K 859 145
                                    

Kak Ren:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Ren:

Pagi alen :)

°

°

°

Pagi itu entah mengapa Alen begitu malas untuk meninggalkan kasur, seolah benda empuk di bawah tubuhnya kepalang posesif dengan dirinya.

Sudut bibirnya terangkat saat sapaan pagi yang berasal dari pesan singkat pemuda Renjana masuk ke notifikasi ponselnya.

Alen tidak membalas, hanya memandangi bubble chat kemudian melempar benda pipihnya sembarang dan bangkit duduk di pinggiran ranjang.

“Aduh, gue males banget sekolah.”

Alen membuka tutupkan kelopak matanya beberapa kali guna mengusir rasa kantuk, dengan malasnya membawa tungkai kaki memuju kamar mandi yang berada di sudut kamar.

Usai mandi dan memakai seragamnya, ia memasukkan beberapa buku kedalam ransel. Berjalan keluar kamar lalu menaruh ranselnya di kursi ruang tengah.

Dengan cekatan Alen langsung memasukkan adonan wafel siap saji ke cetakan yang sebelumnya sudah ia campur terlebih dahulu dengan air. Kemudian diselingi menggoreng telor mata sapi untuknya di atas kompor.

Tak lama Andra datang dalam keadaan sudah rapih mengenakan kemeja flannel lalu duduk pada meja bar kecil di belakang Alen.

“Udah masak, nih?”

“Iya, kasih topping sendiri gih.”

Andra mengangguk meski yang lebih muda tentunya tak dapat melihat hal itu. Ia langsung berjalan menghampiri seraya membuka selai cokelat yang ada di counter.

“Lo mau enggak?”

Nalendra melirik pelan padanya, namun kemudian menggeleng sembari mengambil dua piring dengan uluran sedang dan memberikan salah satunya pada Andra.

“Gue nggak demen pagi-pagi makan yang manis, giung* ah.”

“Lo nya sih udah manis.” Ucapnya asal.

“Lo gombalin gue sekali lagi beneran ta sodok pake susuk* nih!”

Yang lebih tua hanya terkekeh sembari menaruh tangannya di atas kepala. Berpura-pura takut seolah hendak di pukul betulan oleh Alen.

“Galak bener sih, nanti susah jodoh lu.”

“Bodo amat!” katanya sambil mengerlingkan mata.

Alen berjalan menjauhi pemuda jangkung yang masih sibuk dengan wafflenya, kemudian ia duduk di kursi makan yang berada tak jauh dari sana.

Andra turut mengikuti kemana Alen pergi, membawa sepiring waffle yang sudah ia hias dengan cokelat di atasnya. Keduanya menyantap sarapan dengan sedikit terburu karena sepertinya jam bergulir lebih cepat dari yang mereka kira.

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang