32

3.8K 546 132
                                    

Terhitung sudah dua hari berselang semenjak perselisihan Andra dan Nalendra di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah dua hari berselang semenjak perselisihan Andra dan Nalendra di rumah sakit. Jangankan bertemu, untuk menghubungi lelaki itu lewat pesan singkat saja ia tidak bisa. Belasan—bahkan puluhan pesan seolah diabaikan oleh yang lebih muda. Ponsel lelaki itu selalu tak bisa dihubungi membuat Andra cemas bukan main.

Ia sempat kembali ke rumah sakit, dan ternyata Alen sudah pulang saat Bunda datang tempo hari. Ia juga mencari ke rumah omah dan hasilnya sama nihil. Sama seperti usahanya menghubungi ibu mertua juga kakak iparnya yang tak pernah mendapat tanggapan berarti.

“Kak, makanannya jangan dianggurin.” Mamah Wendy yang duduk di samping menyadari diamnya Andara.

“Belum ada balesan dari Bunda, Mah?” ucap lelaki itu sembari menoleh pada sang ibu yang kemudian menggelengkan kepala. “Belum, kalau udah pasti Mamah langsung kasih tau.”

Suasana restoran hotel yang beberapa  hari terakhir ditempati orang tua andra tampak ramai siang itu. Menyuguhkan berbagai macam hidangan lezat namun tak ada satupun yang menggugah seleranya. Pun jika bukan karena permintaan sang ibu, sepertinya Andara enggan keluar untuk sekedar mencari makan, ia pasti lebih memilih diam di apartemennya, mengurung diri seperti hari-hari sebelumnya.

“Kakak mau ikut ke Jakarta?”

Andra menghentikan aktivitasnya mengaduk makanan di piring. “Kayanya habis perpisahan sekolah Alen aja Mah, siapa tau anaknya masih di Bandung.”

Wendy mengelus punggung sang anak menenangkan, “Nanti sore pas sampai Jakarta, Mamah mampir ke rumah Mbak Rosé dulu. Buat mastiin mereka ada atau engak yah, Kak.”

“Makasih, Mah...” Andara menggigit bibirnya, ia sebegitu frustasi dan seakan kehilangan sebagian dari dirinya. “Maaf Kakak jadi ngerepotin.”

Ayah Andara yang baru saja kembali ke meja mereka kemudian memberi kode pada sang istri guna menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Wanita cantik itu tidak menjelaskan, hanya kembali menatap sang anak yang nampak termenung di kursinya.

“Semua orang pernah berbuat salah, Kak. Yang penting sekarang gimana caranya kamu perbaiki pernikahan kalian. Maaf dulu Mamah kesannya maksa kalian buat menikah, karena Mamah sangka kalian dulu bener saling cinta.”

“Dulu kita cuma belum sadar, Mah. Kakak belum sadar sama perasaan Kakak sendiri.”





›:‹








Usai bertemu dengan orang tuanya, Andara kembali ke apartemen milik Alen yang sekarang nampak kosong. Namun sepertinya ia mulai terbiasa dengan keheningan yang menemani di beberapa hari terakhir ini.

Tidak sampai ia mendengar suara eongan kucing yang kini datang mendekati, kemudian menduselkan badan pada kaki jenjang miliknya.

“Hai..?” ujar Andara lalu menggendong kucing itu yang jika sebelumnya paling anti untuk disentuh olehnya. “Salmon kangen Papa?”

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang